4. Undang-Undang No. 21 tahun 1954 tentang Perjanjian Perburuhan antara Serikat Pekerja dan Majikan.
5. Peraturan Pemerintah No. 49 tahun 1954 tentang Tata Cara Membuat dan Mengatur Perjanjian Perburuhan.
6. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 16 tahun 2011 tentang Tata Cara Pembuatan dan Pengesahan Peraturan Perusahaan
serta Pembuatan dan Pendaftaran Perjanjian Kerja Bersama.
E. Manfaat Dibentuknya Perjanjian Kerja Bersama
PKB merupakan kesepakatan antara pengusaha dan serikat pekerjaserikat buruh yang mengatur hak dan kewajiban dalam hubungan kerja dengan
memperhatikan kepentingan pekerjaburuh maupun pengusaha. PKB merupakan salah satu prasarana dalam rangka pelaksanaan hubungan industrial yang serasi,
aman, dan dinamis berdasarkan Pancasila, sehingga manfaat dari PKB itu sendiri adalah:
48
1. Baik pekerja maupun pengusaha akan lebih mengetahui dan memahami tentang hak dan kewajiban masing-masing;
2. Mengurangi timbulnya perselisihan industrial atau hubungan ketenagakerjaan sehingga dapat menjamin kelancaran proses produksi
dan peningkatan usaha; 3. Membantu ketenangan kerja pekerja serta mendorong semangat dan
kegiatan bekerja lebih tekun dan rajin;
48
Pedoman Pembuatan Perjanjian Kerja Bersama PKB, Jakarta : Direktorat Persyaratan Kerja, Direktorat Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial Departemen Tenaga Kerja
dan Transmigrasi RI, 2005, hlm. 7-8.
Universitas Sumatera Utara
4. Pengusaha dapat menyusun rencana-rencana serta menetapkan labour cost yang perlu dicadangkan atau disesuaikan dengan masa berlakunya
PKB; 5. Perundingan membuat PKB merupakan lembaga bipartid yang sangat
efektif dimana kedua belah pihak dapat bertemu dan memperpadukan kepentingan masing-masing yang hasil tanpa campur tangan pihak lain;
6. Dapat menciptakan suasana musyawarah dan kekeluargaan dalam perusahaan.
49
PKB akan menekankan serikat pekerja untuk lebih hati-hati dalam penggunaan hak mogoknya sebagai upaya yang paling akhir dan lebih
mengedepankan proses dialog atau negosiasi dalam menyampaikan tuntutannya. Selain dari pada manfaat terbentuknya PKB yang merupakan kepentingan pekerja
maupun pengusaha juga mempunyai fungsi yang lain:
50
1. Sebagai pedoman induk mengenai hak dan kewajiban bagi para pekerja dan pengusaha, sehingga dapat dihindarkan adanya perbedaan-
perbedaan pendapat yang tidak perlu antara pekerja dengan pihak pengusaha;
2. Sebagai sarana untuk menciptakan ketenangan kerja bagi pekerja dan kelangsungan usaha bagi perusahaan;
3. Merupakan partisipasi pekerja dalam penentuan atau pembuatan kebijakan dalam perusahaan.
49
Suprihanto, Hubungan Industrial Sebuah Pengantar, Yogyakarta : BPFE, 1986, hlm. 105.
50
Pedoman Pembuatan Perjanjian Kerja Bersama PKB, Op.Cit, hlm. 7.
Universitas Sumatera Utara
Berkaitan dengan fungsi PKB, dapat di jelaskan lebih lanjut tentang fungsi yang diatas yaitu fungsi pertama PKB adalah sebagai pedoman induk. Dalam Pasal 127
UUK menyebutkan bahwa “perjanjian kerja yang dibuat oleh pengusaha dan pekerjaburuh tidak boleh bertentangan dengan perjanjian kerja bersama”. Hal ini
menempatkan PKB sebagai pedoman induk bagi perjanjian kerja, dan mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan dengan perjanjian kerja. Fungsi PKB
sebagai pedoman induk memberi kemudahan pada pekerja dalam membuat perjanjian kerja. Adanya kemudahan ini sesuai dengan kebutuhan pekerja, yang
pada umumnya tidak mampu menyusun suatu perjanjian kerja yang dapat dipertanggungjawabkan secara yuridis. Oleh karena itu, ketentuan yang
menyatakan bahwa perjanjian kerja tidak boleh bertentangan dengan PKB, dapat menjamin suatu perjanjian kerja yang memberikan dasar hukum pada kedudukan
pekerja dalam proses produksi.
51
Fungsi kedua PKB adalah menciptakan ketenangan kerja bagi pekerja dan kelangsungan usaha bagi pengusaha. Bagi pekerja, ketenangan kerja berarti,
adanya kepastian untuk melaksanakan hubungan kerja dalam suatu jangka waktu yang cukup lama dan diharapkan untuk jangka waktu yang tidak terbatas sehingga
dapat memenuhi kebutuhannya secara teratur. Selama masa berlakunya PKB, para pekerja tidak lagi perlu memikirkan, bagaimana memperjuangkan
kepentingannya. Segala perhatiannya dapat dicurahkan dalam melaksanakan kewajibannya berupa kerja dengan sebaik-baiknya tanpa lagi setiap saat terlibat
mogok kerja maupun aksi demo dalam perjuangan untuk memperoleh pengakuan
51
Lalu Husni, Op.Cit, hlm. 54.
Universitas Sumatera Utara
atas haknya sebagai pekerja. Selain ketenangan kerja yang diperoleh pekerja, PKB memberikan pula jaminan pada pengusaha untuk merencanakan kelangsungan
usahanya. Pengusaha sangat membutuhkan kondisi, dimana ia dapat menyusun dan melaksanakan rencana produksi untuk suatu jangka waktu yang lama dengan
ketidakpastian yang minimum, juga tidak perlu lagi memikirkan tentang aksi demo atau mogok kerja dari pekerja karena pekerja sudah mempunyai wadah
untuk menyampaikan aspirasinya melalui serikat pekerja dalam suatu pembuatan PKB.
52
Dengan adanya ketenangan baik dari sisi pekerja maupun pengusaha, maka akan menciptakan suasana ketenagakerjaan yang kondusif yang akan
berdampak secara nasional. Fungsi ketiga dari PKB adalah partisipasi pekerja dalam penentuan atau
pembuatan kebijakan dalam perusahaan. Partisipasi pekerja dalam pembuatan peraturan perusahaan sebatas, diajak berkonsultasi dengan memberikan saran serta
pertimbangan Pasal 110 UUK dan memberi persetujuan tertulis terhadap peraturan perusahaan yang telah disusun oleh pengusaha secara sepihak. Jika
selama berlangsungnya hubungan kerja diadakan peraturan perusahaan yang baru atau diadakan perubahan pada peraturan perusahaan yang sedang berlaku, dan
pekerja tidak menyetujui ketentuan-ketentuan yang baru tersebut, maka pekerja dapat mengajukan permohonan pada pengadilan, tidak untuk membatalkan
peraturan perusahaan tersebut, tetapi untuk memutuskan hubungan kerja antara dia dengan pengusaha Pasal 1601 k BW.
52
Ibid, hlm. 56.
Universitas Sumatera Utara
Bahder Johan Nasution menyatakan, bahwa dengan diakuinya serikat pekerja sebagai pihak dalam penentuan syarat-syarat kerja oleh pengusaha, maka
serikat pekerja telah mempunyai suatu bentuk turut menentukan secara luas dalam menentukan syarat-syarat kerja.
53
Melalui PKB para pekerja serikat pekerja dan pengusaha bermusyawarah untuk menetapkan hak dan kewajiban masing-masing
dalam hubungan kerja.
53
Bahder Johan Nasution, Hukum Ketenagakerjaan Kebebasan Berserikat Bagi Pekerja, Bandung : Mandar Maju, 2004, hlm. 9.
Universitas Sumatera Utara
52
BAB III TENAGA KERJA DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG