Daisy Mia Arifin, 2014 Hubungan sensation seeking trait dengan perilaku seksual pada siswa SMA di kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini dibuat dengan model skala dan konsistensi internal. Konsistensi internal atau disebut juga
rational scale
berisikan
beberapa pernyataan yang direspons Ya-Tidak. Pernyataan- pernyataan ini disekor sesuai dengan kunci jawaban.
Sedangkan skala adalah alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang tentang suatu objek atau fenomena tertentu. Bentuk jawaban skala seperti tidak pernah, pernah, sering, dan hampir selalu
Siregar, 2010: 138.
E. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen penelitianinstrumen pengukur variabel merupakan alat bantu yang menghubungkan konsepkonstruk dengan fakta empirisrealita.
Instrumen penelitian juga merupakan pemberian bilangan atau simbol pada peristiwa empiris menurut aturan yang ditetapkan Noor, 2013: 101.
Penelitian ini menggunakan instrumen berupa skala psikologis. Instrumen terdiri dari instrumen yang mengungkap penilaian kognitif terhadap
sensation seeking trait
dan perilaku seksual remaja.
1. Kuesioner
Sensation Seeking Trait
a. Spesifikasi Instrumen
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen
sensation seeking trait
yang dikembangkan oleh Anindya Lasyitha 2009 dengan menurunkan langsung keempat karakterisitik
sensation seeking trait
dari Zuckerman 1979. Instrumen ini menggunakan
Rational Scale atau
Konsistensi Internal.
b. Pengisian Kuosiner
Responden mengisi kuosiner dengan cara memilih atau menentukan salah satu dari dua pilihan jawaban yang sesuai dengan yang
dirasakan oleh responden pada setiap item pernyataan. Penentuan jawaban
Daisy Mia Arifin, 2014 Hubungan sensation seeking trait dengan perilaku seksual pada siswa SMA di kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
dilakukan dengan memberi tanda silang × pada kolom pilihan jawaban yang tersedia, sesuai dengan jawaban yang menjadi jawaban pilihannya.
c. Penyekoran
Penyekoran jawaban responden pada instrumen
sensation seeking trait
dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: 1
Setiap pernyataan dalam kuesioner disertai alternatif jawaban yang terdiri dari dua kategori yang harus dipilih responden. Pernyataan terdiri
dari favorable dan unfavorable. Responden yang memilih pernyataan favorable mendapatkan skor 1 sedangkan unfavorable mendapatkan
skor 0. 2
Menjumlahkan seluruh skor pada masing-masing instrumen
sensation seeking trait
yang diperoleh responden. 3
Setelah itu skor-skor dari responden akan dikategorisasikan ke dalam 5 kategori sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah
Tabel 3.1 Formula Penyekoran Kuesioner
Sensation Seeking Trait
Pernyataan Nilai
a. Saya lebih suka berada dalam perkumpulan yang bebas dan tidak
ada aturan b.
Saya lebih memilih berada pada situasi perkumpulan yang tenang.
1
Tabel 3.2 Kategorisasi Skala
Sensation Seeking Trait
Rumus Kategori
nmin +4,50s ≤ X
Sangat Tinggi nmin+3
,50s X ≤ nmin + 4,50s Tinggi
nmin+2 ,50s X ≤ nmin + 3,50s
Sedang nmin + 1,50s X
≤ nmin + 2,50s Rendah
X nmin + 1,50s Sangat Rendah
2. Kuesioner Perilaku Seksual a.