Pengisian Kuesioner Penyekoran Kuesioner Perilaku Seksual a.

Daisy Mia Arifin, 2014 Hubungan sensation seeking trait dengan perilaku seksual pada siswa SMA di kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen perilaku seksual yang dikembangkan oleh peneliti dengan menurunkan langsung keempat jenis sentuhan fisik dari Duvall dan Miller 1985 Instrumen ini menggunakan skala .

b. Pengisian Kuesioner

Responden mengisi kuesioner dengan cara memilih atau menentukan salah satu dari empat pilihan jawaban yang sesuai dengan yang dilakukan oleh responden pada setiap item pernyataan. Penentuan jawaban dilakukan dengan memberi tanda ceklis  pada kolom pilihan jawaban yang tersedia, sesuai dengan jawaban yang menjadi jawaban pilihannya. Pilihan jawaban terdiri dari empat kategori yaitu Tidak Pernah TP, Pernah P, Sering S, atau Hampir Selalu HS.

c. Penyekoran

Penyekoran jawaban responden pada instrumen perilaku seksual dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: 1 Setiap pernyataan dalam kuesioner disertai alternatif jawaban yang terdiri dari empat kategori yang harus dipilih responden. Jawaban dari setiap pernyataan tersebut dinilai dengan angka sebagai berikut. Tabel 3.3 Penyekoran Kuesioner Perilaku Seksual Pilihan Jawaban Nilai Pernyataan Tidak Pernah 1 Pernah 2 Sering 3 Hampir Selalu 4 Daisy Mia Arifin, 2014 Hubungan sensation seeking trait dengan perilaku seksual pada siswa SMA di kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2 Menjumlahkan seluruh skor pada masing-masing instrumen perilaku seksual yang diperoleh responden kemudian menentukan mean dan standar deviasi yang selanjutnya dibuat kategorisasi berdasarkan mean dan standar deviasi tersebut. Tabel 3.4 Kategorisasi Skala Perilaku Seksual Rumus Kategori M + 1,50σ ≤ X Sangat Tinggi M + 0,50σ ≤ X M + 1,50σ Tinggi M – 0,50σ ≤ X M + 0,50σ Sedang M – 1,50σ ≤ X M – 0,50σ Rendah M – 1,50σ Sangat Rendah

F. Proses Pengembangan Instrumen

1. Uji Validitas Instrumen

Validitas atau kesahihan adalah menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur valid measure if it successfully measure the phenomenon Siregar, 2012. Menurut Arikunto 1995; 219 ada dua jenis validitas unutk instrument penelitian, yaitu validitas isi dan validitas konstruk. Uji validitas instrumen yang terlebih dahulu dilakukan ialah uji validitas isi. Uji validitas isi dilakukan dengan cara berkonsultasi expert judgement dengan pakar permasalahan yang diteliti, sampai menghasilkan suatu instrument penelitian yang benar- benar mantap Taniredja, 2012; 43. Uji validitas isi alat ukur perilaku seksual dalam penelitian ini dilakukan oleh tiga professional judgement , yaitu dr. Riksma Nurahmi, M.Pd, Dr. Hidayat, Dipl.S.Ed. Msi, dan dr. Eusi Heryati, M.Kes. Setelah melakukan validitas isi, peneliti melakukan uji keterbacaan instrumen yang dilakukan sebelum uji reliabilitas, dan dimaksudkan untuk mengetahui efektivitas dari kalimat-kalimat yang dipakai. Hal ini penting dilakukan agar tidak terjadi kesalahan persepsi antara maksud