Daisy Mia Arifin, 2014 Hubungan sensation seeking trait dengan perilaku seksual pada siswa SMA di kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
tindakan pengumpulan data guna menentukan, apakah ada hubungan dan
tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih Sukardi, 2004: 166.
Metode korelasional bertujuan untuk menguji hipotesis tentang hubungan antarvariabel atau untuk menyatakan besar kecilnya hubungan antar kedua
variabel. Pada penelitian ini, metode korelasional digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel
sensation seeking trait
dan perilaku seksual.
C. Variabel dan Definisi Operasional
1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian digunakan untuk menguji hipotesis, yaitu menguji kecocokan antara teori dan fakta empiris di dunia nyata Noor,
2013: 47. Secara teoritis, variabel didefinisikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan dan penelitian. Ada juga yang
menganggap veriabel sebagai gejala yang bervariasi Kerlinger Lee, 2000, dalam Setyosari, 2012: 126 Dalam peneltian ini terdapat dua
variabel yang akan diteliti yaitu variabel
sensation seeking trait
variabel X
1
dan variabel perilaku seksual variabel X
2
.
2. Definisi Operasional
a. Definisi operasional
sensation seeking trait Sensation seeking trait
dalam penelitian ini diartikan sebagai suatu sifat yang ditentukan oleh kebutuhan pada remaja akhir siswa SMA kelas
XI dan XII di kota Bandung akan perubahan dan pengalaman yang baru, dimana hal tersebut dapat dicapai dengan mengambil risiko yang bersifat
baik berupa fisik, finansial, maupun sosial.
Sensation seeking trait
dalam penelitian ini bertolak ukur pada empat dimensi, yaitu sebagai berikut:
1
Thrill and Adventure Seeking
maksudnya adalah seberapa besar kebutuhan seorang remaja untuk ikut serta dalam melakukan
Daisy Mia Arifin, 2014 Hubungan sensation seeking trait dengan perilaku seksual pada siswa SMA di kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
aktivitas berisiko atau berbahaya seperti olahraga yang memiliki kecepatan tinggi dan berbahaya.
2
Experience Seeking
maksudnya adalah seberapa besar kebutuhan seorang remaja untuk mendapatkan dan mengalami pengalaman-
pengalaman baru dan menyenangkan. Misalnya melakukan perjalanan jauh ke tempat-tempat yang jarang dikunjungi atau
diketahui oleh orang lain. 3
Disinhibition
maksudnya adalah seberapa besar keinginan atau hasrat seorang remaja untuk melakukan kegiatan
–kegiatan yang mengandung resiko sosial maupun resiko terhadap kesehatannya
seperti mengkonsumsi minuman keras atau perilaku seksual, dan hal lainnya yang bertentangan dengan norma yang berlaku.
4
Boredom Susceptibility
maksudnya adalah seberapa besar kemampuan seorang remaja untuk menolerir tehadap aktivitas
yang berulang dan rutin. Misalnya seorang remaja mampu bertahan dalam melakukan aktivitas yang sama setiap harinya.
Semakin tinggi skor keseluruhan yang diperoleh maka semakin tinggi tingkat
sensation seeking trait
pada remaja. Sebaliknya, semakin rendah skor keseluruhan yang diperoleh maka semakin rendah tingkat
sensation seeking trait
pada remaja.
b. Definisi Operasional Perilaku Seksual Perilaku seksual dalam penelitian ini adalah tingkah laku yang
dilakukan pada hubungan antara remaja laki-laki dan perempuan berupa sentuhan fisik yang mungkin saja tidak disadari oleh remaja tersebut dan
memungkinkan timbulnya orgasme. Jenis sentuhan fisik tersebut adalah: 1
Bersentuhan
touching
, antara lain berpegangan tangan dan berpelukan.
2 Berciuman
kissing
, antara lain mulai dari hanya sekedar kecupan bibir
sampai dengan berciuman dengan menggunakan lidah.
Daisy Mia Arifin, 2014 Hubungan sensation seeking trait dengan perilaku seksual pada siswa SMA di kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
3 Bercumbu
petting
, yaitu merupakan bentuk dari berbagai aktivitas fisik antara pria dan wanita, yang mengarah kepada
pembangkit gairah seksual. Pada umumnya bentuk aktivitas yang terlibat dalam petting ini, melibatkan perilaku mencium,
menyentuh atau meraba, menghisap, dan menjilat pada area-area erotis pasangan; seperti mencium payudara pasangan perempuan,
atau mencium alat kelamin pasangan laki-laki. 4
Berhubungan kelamin
sexual intercourse
, yaitu adanya kontak antara alat kelamin laki-laki penis dan alat kelamin perempuan
vagina yang terjadi dalam proses penetrasi antara penis dan vagina sehingga dapat mencapai orgasme.
Semakin besar skor yang diperoleh, maka semakin tinggi hasrat yang dirasakan dari pengalaman perilaku seksual pada remaja. Sebaliknya,
semakin kecil skor keseluruhan diperoleh, maka semakin rendah hasrat yang dirasakan dari pengalaman perilaku seksual pada remaja tersebut.
D. Teknik Pengumpulan Data