BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Stroke iskemik akut
2.1.1 Definisi stroke
Menurut WHO pada tahun 1995 definisi stroke adalah tanda-tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal atau global dengan gejala-
gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih atau menyebabkan kematian, tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler.
2
2.1.2. Patofisiologi stroke iskemik akut
Berbagai proses fisiologik pada otak sangat tergantung kesediaan energi untuk metabolisme. Tersedianya energi tergantung pada pasokan oksigen dan glukosa lewat
aliran darah. Otak manusia mengkonsumsi 20 – 25 oksigen dan hampir 70 glukosa tubuh. Proses pembentukan energi pada otak melalui oksidasi fosforilasi
pada mitokondria menghasilkan 95 ATP otak, sehingga berkurangnya suplai oksigen pada sel otak mengakibatkan gangguan pada fungsi otak. Glukosa
merupakan sumber energi utama pada otak, dengan mekanisme utama melalui proses glikolisis aerob. Kurang lebih 85 – 90 glukosa yang dikonsumsi otak, mengalami
oksidasi menjadi CO
2
dan H
2
O. Pasokan glukosa otak dalam jumlah yang lebih kecil dibanding dengan rata-rata konsumsinya. Pasokan glukosa pada otak akan habis 3 – 6
menit, bahkan dalam kondisi hanya untuk proses oksidasi. Oleh karena itu fungsi otak
tergantung dari pasokan glukosa secara kontinyu. Jika glukosa darah yang dibutuhkan untuk kebutuhan kontinyu energi mengalami penurunan pada ambang kritis, jaringan
otak akan menggunakan glikogen bebas. Oksidasi total glikogen bebas otak membutuhkan waktu hanya 5 – 7 menit.
7
Percobaan pada otak tikus menunjukkan respon metabolik tertentu pada penurunan aliran darah yang progresif. Akibat oklusi akan terjadi gangguan
hemodinamik aliran darah otak yang secara bertahap, dikenal beberapa level kritis berdasarkan beratnya oklusi. Penurunan aliran darah otak hingga 70–80 kurang
dari 50 – 55 ml100gr otakmenit, level kritis pertama, menurut Hosman mengakibatkan sintesis protein dapat terhambat karena adanya disagregrasi ribosom.
Penurunan aliran darah otak hingga 50 hingga 35ml100 gr otakmenit, level kritis kedua akan mengaktifkan glikolisis anaerob dan meningkatkan kadar laktat,
yang selanjutnya berkembang menjadi asidosis laktat dan edema sitotoksik. Penurunan aliran darah otak hingga 30 hingga 20 ml100 gr otak menit, akan
mengakibatkan iskemia sehingga terjadi berkurangnya produksi ATP, defisit energi, serta adanya gangguan transport aktif ion, instabilitas membran sel dan dilepaskannya
asam amino neurotransmiter eksitatorik yang berlebihan.
7
Pada saat aliran darah otak mencapai hanya 20 dari nilai normal 10 – 15ml100grmenit, maka neuron – neuron otak mengalami hilangnya gradien ion dan
selanjutnya terjadi depolarisasi anoksik dari membran. Jika jaringan otak mendapat aliran darah kurang dari 10 ml100 gr jaringan otak permenit akan terjadi kerusakan
neuron yang permanen secara cepat dalam waktu 6 – 8 menit. Daerah ini disebut “ischemic core”. Dalam beberapa jam daerah sentral yang mengalami infark
dikelilingi oleh bagian iskemik dengan jaringan yang masih hidup dengan aliran darah otak lebih dari 20ml100 gr otak menit, disebut daerah ”ischemic penumbra”.
Metabolisme energi tetap ada untuk beberapa lama, hanya terjadi gangguan fungsional, tidak terdapat perubahan morfologi. Daerah ini merupakan zona kritis
perfusi, dimana sel akan tetap hidup jika hemostasis tetap ada. Daerah penumbra merupakan sasaran utama terapi untuk beberapa jam pertama dan hari setelah onset
stroke.
7
2.1.3 Iskemik kaskade