KERJASAMA PENDIDIKAN SATUAN PENDIDIKAN SWASTA DAN ASING KETENTUAN PENYIDIKAN

17 Pasal 50 1 Pemerintah Daerah berkewajiban melakukan evaluasi terhadap satuan pendidikan secara berkala dalam rangka peningkatan mutu pendidikan yang meliputi komponen proses pelaksanaan program, baik menyangkut proses pengambilan keputusan, pengelolaan kelembagaan, pengelolaan program, maupun pengelolaan proses belajar mengajar. 2 Evaluasi penyelenggaraan pendidikan pada seluruh jenis dan jenjang pendidikan dilakukan untuk mengetahui efektivitas penyelenggaraan program pendidikan yang meliputi peserta didik, sarana dan prasarana, pendidik, tenaga kependidikan, pendanaan dan manajemen. Pasal 51 1 Supervisi satuan pendidikan dilaksanakan oleh pengawas satuan pendidikan 2 Pengawas satuan pendidikan adalah jabatan fungsional yang ditetapkan dengan Keputusan Bupati. 3 Seleksi dan pengangkatan Pengawas satuan pendidikan dilaksanakan berdasarkan ketentuan yang berlaku. 4 Pemerintah Daerah wajib memberikan insentif dan memfasilitasi pelaksanaan tugas setiap pengawas pendidikan untuk menjamin tercapainya tujuan pendidikan.

BAB VIII PENDANAAN PENDIDIKAN

Pasal 52 1 Pemerintah Daerah wajib menyediakan dana paling kurang 20 dua puluh persen dari dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah selain gaji, biaya pendidikan kedinasan, dan Dana Alokasi Khusus bidang pendidikan. 2 Dana sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dimanfaatkan sebagian besar untuk pengembangan satuan pendidikan khususnya untuk peningkatan mutu pembelajaran. 3 Sekolah danatau Komite Sekolah dapat menerima bantuan dari orang tuawali dari masyarakat secara sukarela. 4 Bentuk dan jenis bantuan sebagaimana dimaksud pada ayat 3 dapat berupa uang, barang yang dapat menunjang kegiatan pembelajaran. 5 Alokasi bantuan Pemerintah Daerah ditetapkan berdasarkan kaidah keadilan, keterbukaan, dan prospek pengembangan satuan pendidikan. 6 Pemerintah Daerah wajib memberikan bantuan keuangan kepada Yayasan penyelenggara pendidikan sesuai dengan kemampuan keuangan daerah.

BAB IX KERJASAMA PENDIDIKAN

Pasal 53 1 Pemerintah Daerah, satuan pendidikan, dan masyarakat dapat menjalin kerjasama di bidang pendidikan dengan berbagai pihak, baik dalam negeri maupun luar negeri berdasarkan prinsip saling menguntungkan. 2 Ketentuan mengenai kerja sama di bidang pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diatur dengan mengacu pada peraturan perundang-undangan. 18

BAB X SATUAN PENDIDIKAN SWASTA DAN ASING

Pasal 54 Satuan Pendidikan swasta yang didirikan di Kabupaten Lombok Tengah wajib memiliki izin dari Bupati dengan syarat-syarat teknis pendirian serta penyelenggaraan yang tidak bertentangan dengan ketentuan perundang-undangan. Pasal 55 Satuan pendidikan asing yang diselenggarakan oleh perwakilan negara asing danatau badan penyelenggara pendidikan asing yang berada di Kabupaten Lombok Tengah , bagi peserta didik warga negara asing dan atau warga negara Indonesia, dapat menggunakan ketentuan yang berlaku di negara yang bersangkutan atas persetujuan Pemerintah Republik Indonesia. Pasal 56 1 Satuan Pendidikan Asing dapat didirikan di Kabupaten Lombok Tengah berdasarkan izin Bupati dengan syarat-syarat teknis pendirian serta penyelenggaraannya yang tidak bertentangan dengan ketentuan perundang-undangan. 2 Satuan Pendidikan Asing sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 wajib dievaluasi secara periodik oleh Pemerintah Daerah. 3 Tenaga pendidik dalam satuan pendidikan asing yang telah mendapat izin dari Pemerintah Daerah, sekurang-kurangnya 40 adalah Warga Negara Indonesia. 4 Satuan Pendidikan Asing dapat menggunakan kurikulum negara asing yang bersangkutan, kurikulum nasional, dan kurikulum muatan lokal. 5 Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 1, ayat 2, ayat 3, dan ayat 4 diatur melalui Nota Kesepahaman danatau Peraturan Bupati.

BAB XI KETENTUAN PENYIDIKAN

Pasal 57 1 Selain Penyidik Kepolisian Republik Indonesia, penyidikan atas tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Daerah ini dapat dilakukan juga oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil PPNS di lingkungan Pemerintah Daerah. 2 Dalam melaksanakan tugas penyidikan para pejabat penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat 1 berwenang : a. Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak pidana; b. Melakukan tindakan pertama pada saat itu ditempat kejadian dan melakukan pemerikasaan; c. Menyuruh berhenti seorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal diri tersangka; d. Melakukan penyitaan benda danatau surat; e. Mengambil sidik jari dan memotret seseorang; f. Memanggil orang untuk didengar, dan diperiksa sebagai tersangka atau sanksi; g. Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara; h. Mengadakan penghentian penyidikan setelah mendapat petunjuk bahwa tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana, dan selanjutnya memberitahukan hal tersebut kepada penuntut umum, tersangka atau keluarganya; 19 i. Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan. 3 Dalam melaksanakan tugasnya penyidik berwenang melakukan penangkapan dan penahanan. 4 PPNS sebagaimana dimaksud pada ayat 1 membuat Berita Acara setiap tindakan tentang : a. pemeriksaan tersangka b. pemasukan rumah c. penyitaan benda d. pemeriksaan surat e. pemeriksaan saksi f. pemeriksaan ditempat kejadian dan mengirimnya kepada Pengadilan Negeri melalui penyidik POLRI.

BAB XII KETENTUAN PIDANA