30
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah Asosiatif - Kausal. Menurut Sugiyono 2005, asosiatif – kausal adalah penelitian yang mencari hubungan
antara dua variabel atau lebih. Tujuan dari penelitian asosiatif adalah untuk mencari hubungan antara satu variabel dengan variabel lain. Dan tujuan dari
penelitian kausal adalah untuk mengidentifikasi hubungan sebab akibat antara variabel – variabel yang berfungsi sebagai penyebab dan variabel mana berfungsi
sebagai variabel akibat. Jadi, penelitian ini dilakukan secara asosiatif-kausal karena penelitian ini
bertujuan untuk mencari hubungan Kompleksitas, Time Budget Pressure, Independensi Auditor dan Risiko Kesalahan terhadap Kualitas Audit, dan
mengidentifikasi hubungan sebab akibat antara Kompleksitas, Time Budget Pressure, Independensi Auditor dan Risiko Kesalahan terhadap Kualitas Audit.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kantor Akuntan Publik yang terdapat di Kota Medan sebanyak 10 KAP. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2016.
Universitas Sumatera Utara
31
3.3 Batasan Operasional
Batasan masalah dalam penelitian ini terbatas pada seberapa besar Kompleksitas, Time Budget Pressure, Independensi Auditor dan Risiko Kesalahan
berpengaruh terhadap Kualitas Audit pada tahun 2016.
3.4 Definisi Operasional
Untuk menyamakan persepsi sehingga tidak terjadi kesalahpahaman, maka perlu dikemukakan definisi operasional variabel penelitian ini sebagai berikut:
3.4.1 Variabel Bebas Independent Variable
a. Kompleksitas
Kompleksitas audit didasarkan pada persepsi individu tentang kesulitan suatu tugas audit. Persepsi ini menimbulkan kemungkinan
bahwa suatu tugas audit sulit bagi seseorang, namun mungkin juga mudah bagi orang lain Restu dan Indriantoro, 2000. Lebih lanjut
Restu dan Indriantoro, 2000 menyatakan bahwa kompleksitas muncul dari ambiguitas dan struktur yang lemah, baik dalam tugas-
tugas utama maupun tugas-tugas lain. Kompleksitas tugas merupakan tugas yang tidak terstruktur,
membingungkan dan sulit Iskandar, 2007. Beberapa tugas audit dipertimbangkan sebagai tugas dengan kompleksitas yang tinggi dan
sulit sementara yang lain memprespsikannya sebagai tugas yang mudah Jiambalvo dan Pratt, 1982. Kompleksitas tugas pada
penelitian ini didefinisikan sebagai tugas yang kompleks, terdiri atas
Universitas Sumatera Utara
32
bagianbagian yang banyak, berbeda-beda dan saling terkait satu sama lain. Dalam pelaksanaan tugasnya yang kompleks, auditor junior
sebagai anggota pada suatu tim audit memerlukan keahlian, kemampuan dan tingkat kesabaran yang tinggi Sabarudinsah, 2007.
Variabelinidiukurdenganskalalikert lima pointdarisangat tidak setuju1,tidaksetuju2,ragu-ragu3,setuju4,sampaisangat
setuju 5.
b. Time Budget Pressure
Time Budget Pressure atau Tekanan Anggaran Waktu adalah keadaan yang menunjukkan auditor dituntut untuk melakukan efisiensi
terhadap anggaran waktu yang telah disusun atau terdapat pembahasan waktu anggaran yang sangat ketat dan kaku Sososutiksno, 2005.
Auditor seringkali bekerja dalam keterbatasan waktu, untuk itu setiap KAP perlu membuat anggaran waktu dalam kegiatan pengauditan.
Anggaran waktu dibutuhkan untuk menentukan kos audit dan mengukur kinerja auditor Waggoner dan Cashell, 1991 dalam
Simamora, 2000. Akan tetapi, seringkali anggaran waktu tidak sesuai dengan realisasi atas pekerjaan yang dilakukan, akibatnya muncul
perilaku disfungsional yang menyebabkan kualitas audit lebih rendah. Hal ini sesuai dengan pernyataan De Zoort dan Lord 1997 dalam
Nataline 2007, yang menyebutkan bahwa saat menghadapi tekanan anggaran waktu, auditor akan memberikan respon dengan dua cara
yaitu, fungsional dan disfungsional. Tipe fungsional adalah perilaku
Universitas Sumatera Utara
33
auditor untuk bekerja lebih baik dan menggunakan waktu sebaik- baiknya. Sedangkan, tipe disfungsional adalah perilaku auditor yang
membuat penurunan kualitas audit. Melalui time budget, keseluruhan waktu yang tersedia untuk
melakukan penugasan audit dialokasikan kepada masing – masing audit staff yang terlibat, walaupun penentuannya tidak secara formal,
perkiraan alokasi waktu yang tepat akan berguna sebagai dasar yang digunakan untuk memperkirakan biaya. Keuntungan lain adalah
tersedianya bukti dokumen penugasan kompilasi. Adanya time budget memungkinkan dilaksanakannya review audit yang terkait dengan
perkara pengadilan sehingga dapat dilakukan pengujian substantive secara professional. Time budget ini ditetapkan oleh manajer
bekerjasama dengan partner dan dengan persetujuan klien, artinya KAP telah melakukan kesepakatan dengan klien untuk melakukan
audit dalam batas waktu yang ditentukan dan untuk itu klien bisa menaksir fee yang harus dibayar.
Variabelinidiukurdenganskalalikert lima pointdarisangat tidak setuju1,tidaksetuju2,ragu-ragu3,setuju4,sampaisangat
setuju 5.
c. Independensi Auditor
Dalam SPAP IAI, 2001: 220.1 auditor diharuskan bersikap independen, artinya tidak mudah dipengaruhi, karena ia
melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum dibedakan di
Universitas Sumatera Utara
34
dalam hal ia berpraktik sebagai auditor intern. Menurut Ahson dan Asokan 2004 keputusan independensi adalah kemampuan auditor
untuk melawan tekanan dan mempertahankan sikap yang tidak memihak ketika ia dihadapkan dengan tekanan pada pekerjaan. Higson
2003 menemukan bahwa jika auditor tidak independen, orang akan menganggap bahwa audit adalah buang- buang waktu dan bahwa
angka-angka dalam laporan keuangan mungkin menjadi tidak berarti. Variabelinidiukurdenganskalalikert lima pointdarisangat tidak
setuju1,tidaksetuju2,ragu-ragu3,setuju4,sampaisangat setuju
5. d.
Risiko Kesalahan Risiko audit merupakan risiko kesalahan yang diterima seorang
auditor dalam hal memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan yang salah saji secara material. Hal yang mendorong
auditor untuk melakukan penyimpangan pada pelaksanaan prosedur audit yaitu ketika auditor menetapkan bahwa risiko audit rendah,
sehingga auditor harus lebih banyak melakukan prosedur audit sementara disisi lain auditor dihadapkan atas anggaran waktu dan
biaya yang terbatas misalnya melakukan penyimpangan dengan melakukan pengurangan sampel yang telah ditetapkan dikarenakan
keterbatasan faktor ekonomi waktu dan biaya, hal tersebut dapat menimbulkan kecendrungan auditor untuk mengabaikan prosedur audit
Universitas Sumatera Utara
35
yang disyaratkan atau tidak melakukan prosedur audit secara lengkap Yuliana, dkk., 2009.
Penilaian terhadap risiko yang dihadapi oleh auditor secara jelas dinyatakan dalam standar audit yaitu Pernyataan Standar Auditing
PSA Seksi 312, risiko audit dan materialitas dalam pelaksanaan audit IAI 2004 dimana risiko audit perlu dipertimbangkan dalam
menentukan sifat, saat dan lingkup prosedur audit serta dalam mengevaluasi prosedur tersebut.
Variabelinidiukurdenganskalalikert lima pointdarisangat tidak setuju1,tidaksetuju2,ragu-ragu3,setuju4,sampaisangat
setuju 5.
3.4.2 Variabel Terikat Dependent Variable
a. Kualitas Audit
Audit atau pemeriksaan dalam arti luas bermakna evaluasi terhadap suatu organisasi, sistem, proses, atau produk. Audit dilaksanakan oleh
pihak yang kompeten, objektif, dan tidak memihak, yang disebut auditor.
Ikatan Akuntan Indonesia IAI menyatakan bahwa audit yang dilakukan auditor dikatakan berkualitas, jika memenuhi standar
auditing dan standar pengendalian mutu. Watkins dkk. 2004 telah mengidentifikasi empat buah definisi kualitas audit dari beberapa ahli,
yaitu sebagai berikut.
Universitas Sumatera Utara
36
a. Kualitas audit adalah probabilitas nilaian-pasar bahwa laporan
keuangan mengandung kekeliruan material dan auditor akan menemukan dan melaporkan kekeliruan material tersebut.
b. Kualitas audit merupakan probabilitas bahwa auditor tidak akan
melaporkan laporan audit dengan opini wajar tanpa pengecualian untuk laporan keuangan yang mengandung kekeliruan material.
c. Kualitas audit diukur dari akurasi informasi yang dilaporkan oleh
auditor. d.
Kualitas audit ditentukan dari kemampuan audit untuk mengurangi noise dan bias dan meningkatkan kemurnian pada data akuntansi.
Kualitas hasil pekerjaan auditor bisa juga dilihat dari kualitas keputusan-keputusan yang diambil. Menurut Edwards, et al. dalam
Bedard dan Michelene 1993 ada dua pendekatan yang digunakan untuk yaitu outcome oriented dan process oriented. Pendekatan
outcome oriented digunakan jika solusi dari sebuah masalah atau hasil dari sebuah pekerjaan sudah dapat dipastikan. Untuk menilai kualitas
keputusan yang akan diambil dilakukan dengan cara membandingkan solusi atau hasil yang dicapai dengan standar hasil yang telah
ditetapkan sebelumnya. Sedangkan pendekatan process oriented digunakan jika solusi sebuah permasalahan atau hasil dari sebuah
pekerjaan sangat sulit dipastikan. Maka untuk menilai kualitas keputusan yang akan diambil auditor dilihat dari kualitas
Universitas Sumatera Utara
37
tahapanproses yang telah ditempuh auditor selama menyelesaikan pekerjaan dari awal hingga menghasilkan sebuah keputusan.
Variabelinidiukurdenganskalalikert lima pointdarisangat tidak setuju1,tidaksetuju2,ragu-ragu3,setuju4,sampaisangat
setuju 5.
Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian
Variabel Indikator
Kompleksitas X1 sumber: Muhshyi, Abdul 2013
Jamilah, Fanani dan Chandrarin 2007 Prasita dan Adi 2007, Marganingsih
dan Martani2009 1.
Rencana dan tujuan pekerjaan 2.
Tanggung jawab dalam penugasan 3.
Deskripsi jabaan atas pekerjaan 4.
Alat bantu dalam menyelesaikan tugas Time Budget Pressure X2
Sumber: Muhshyi, Abdul 2013 Sososutikno 2003, Prasitadan Adi
2007 1.
Keterbatasan waktu dalam penugasan
2. Pemenuhan target waktu selama
penugasan 3.
Efisiensi dalam prosesaudit 4.
Penilaian kinerja dari atasan 5.
Kebutuhan waktu dalam audit Independensi Auditor X3
Sumber : Lydiawati, Melissa 2013 1.
Penyusunan program bebas dari campur tangan pimpinan
2. Pemeriksaan bebas dari campur tangan
perusahaan 3.
Kerjasama pemeriksaan dengan manajerial
4. Pelaporan bebas dari pengaruh pihak
lain 5.
Berupaya untuk tetap independen
Universitas Sumatera Utara
38
Risiko Kesalahan X4 Sumber: Boynton, Johnson,
Kell.”Modern auditing”Edisi 7, Erlangga, 2003
1. Pengukuran tingkat kompleksitas
transaksi 2.
Mempelajari laporan audit 3.
Mempelajari akun yang sulit diaudit 4.
Pengamatan teknik sistem pengendalian usaha klien
5. Perencanaan menerima tingkat risiko
6. Pengamatan terjadinya risiko
Kualitas Audit Y Sumber:Singgih dan
Bawono 2010 1.
Pentinganya tanggungjawab dan profesionalisme
2. Penilaian dan seleksi isu-isu
akuntansi dan auditing mutakhir 3.
Peningkatan keahlian berupa on job training
4. Penilaian kinerja setelah training
5. Penerapan teknik-teknik audit
6. Mendiskusikan permasalahan dengan
atasan 7.
Mendiskusikan temuan audit dengan klien
3.5 Skala Pengukuran Variabel