17
mengalokasikan waktu, sehingga waktu audit menjadi lebih lama maka berdampak pula pada kos audit yang semakin besar. Hal ini akan membuat klien
memilih KAP lain yang bisa menyelesaikan tugas auditnya dengan efektif dan efisien Sososutiksno, 2005
Time budget pressure suatu audit mempunyai pengaruh positif terhadap perilaku disfungsional auditor Otley Pierce, 1996. Semakin besar tingkat time
budget pressure maka akan semakin besar pula kemungkinan auditor untuk melakukan audit quality reduction behaviour AQRB, dan Under reporting of
time URT. Hasil ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Soobaroyen Chengabroyan 2005 bahwa time budget pressure suatu audit yang besar
mempunyai pengaruh positif terhadap perilaku disfungsional auditor terdiri dari audit quality reduction behaviour AQRB, premature sign-off PSO dan under
reporting of time URT . .Menurut Paul dkk 2003 tingginya tingkat tekanan waktu anggaran pada
auditor, dan banyak auditor telah beberapa kali melakukan praktek mengurangi kualitas audit, berpotensi memiliki implikasi untuk fungsi kualiats audit. Hasil ini
menunjukkan pentingnya menempatkan nilai yang sesuai pada fungsi audit untuk memastikan waktu anggaran yang memadai.
2.1.4 Independensi Auditor
Dalam SPAP IAI, 2001: 220.1 auditor diharuskan bersikap independen, artinya tidak mudah dipengaruhi, karena ia melaksanakan pekerjaannya untuk
kepentingan umum dibedakan di dalam hal ia berpraktik sebagai auditor intern.
Universitas Sumatera Utara
18
Menurut Ahson dan Asokan 2004 keputusan independensi adalah kemampuan auditor untuk melawan tekanan dan mempertahankan sikap yang tidak memihak
ketika iadihadapkan dengan tekanan pada pekerjaan. Higson 2003 menemukan bahwa jika auditor tidak independen, orang akan menganggap bahwa audit adalah
buang-buang waktu dan bahwa angka-angka dalam laporan keuangan mungkin menjadi tidak berarti.
Carey dalam Mautz 1961 mendefinisikan independensi akuntan publik dari segi integritas dan hubungannya dengan pendapat akuntan atas laporan
keuangan.Independensi meliputi: 1.
Kepercayaan terhadap diri sendiri yang terdapat pada beberapa orang profesional. Hal ini merupakan bagian integritas profesional.
2. Merupakan istilah penting yang mempunyai arti khusus dalam
hubungannya dengan pendapat akuntan publik atas laporan keuangan. Independensi berarti sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak
dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain. Independensi juga berarti adanya kejujuran dalam diri auditor dalam
mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang obyektif tidak memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan
pendapatnya. Ada dua sikap independensi yang harus dimiliki oleh akuntan publikauditor
yaitu:
Universitas Sumatera Utara
19
1. Independence in fact
Akuntan publikauditor harus jujur dalam mempertimbangkan fakta yang ada dan dapat bersikap tidak memihak dalam memberikan pendapat. Sikap
independen ini adalah sikap mental yang ada dalam diri pribadi akuntan publik sehingga masyarakat pengguna sulit mengukur apakah akuntan tersebut jujur atau
tidak. 2.
Independence in appearance Masyarakat mendapatkan kesan bahwa akuntan publik bisa
memperlihatkan tindakan-tindakan yang independen. Oleh karena itu akuntan publik harus selalu menjaga tindakan dan perbuatannya agar tidak mempengaruhi
kepercayaan masyarakat. Tjun, Marpaung, dan Setiawan 2012 meneliti 4 faktor yang
mempengaruhi independensi, yaitu:
1.
Lama hubungan dengan klien Di Indonesia, masalah audit tenure atau masa kerja auditor dengan klien
sudah diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan No.17 tahun 2008 tentang jasa akuntan publik. Pada bagian kedua pasal 3 mengatur mengenai pembatasan masa
pemberian jasa menjelaskan bahwa membatasi masa kerja auditor paling lama 3 tahun untuk klien yang sama dengan tahun buku berturut-turut, sementara untuk
Kantor Akuntan Publik KAP paling lama untuk 6 tahun. Pembatasan ini dimaksudkan agar auditor tidak terlalu dekat dengan klien sehingga dapat
mencegah terjadinya skandal akuntansi.
Universitas Sumatera Utara
20
2.
Tekanan dari klien Dalam menjalankan fungsinya, auditor sering mengalami konflik
kepentingan dengan manajemen perusahaan. Manajemen mungkin ingin operasi perusahaan atau kinerjanya tampak berhasil yakni tergambar melalui laba yang
lebih tinggi dengan maksud untuk menciptakan penghargaan. Untuk mencapai tujuan tersebut tidak jarang manajemen perusahaan melakukan tekanan kepada
auditor sehingga laporan keuangan auditan yang dihasilkan itu sesuai dengan keinginan klien. Pada situasi ini, auditor mengalami dilema. Pada satu sisi, jika
auditor mengikuti keinginan klien maka ia melanggar standar profesi. Tetapi jika auditor tidak mengikuti klien maka klien dapat menghentikan penugasan atau
mengganti KAP auditornya.
3.
Telaah dari rekan auditor Peer Review Peer Review adalah suatu telaah, oleh akuntan publik, atas ketaatan KAP
pada sistem pengendalian mutu kantor itu sendiri. Tujuan peer review adalah untuk menentukan dan melaporkan apakah KAP yang di review itu telah
mengembangkan kebijakan dan prosedur yang memadai bagi kelima unsur pengendalian mutu, dan mengikuti kebijakan serta prosedur itu dalam praktik.
4.
Jasa non-audit Jasa yang diberikan oleh KAP bukan hanya jasa atestasi melainkan juga
jasa non atestasi yang berupa jasa akuntansi dan pembukuan, jasa pajak dan jasa konsultasi manajemen. Menurut Elfarini 2007 pemberian jasa selain jasa audit
berarti auditor telah terlibat dalam aktivitas manajemen klien. Jika pada saat
Universitas Sumatera Utara
21
dilakukan pengujian laporan keungan klien ditemukan kesalahan yang terkait dengan jasa yang diberikan auditor tersebut. Kemudian auditor tidak mau
reputasinya buruk karena dianggap memberikan alternatif yang tidak baik bagi kliennya. Maka hal ini dapat mempengaruhi kualitas audit dari auditor tersebut.
Supriyono 1988 membuat kesimpulan mengenai pentingnya independensi akuntan publik sebagai berikut.
1 Independensi merupakan syarat yang sangat penting bagi profesi akuntan
publik untuk memulai kewajaran informasi yang disajikan oleh manajemen kepada pemakai informasi.
2 Independensi diperlukan oleh akuntan publik untuk memperoleh
kepercayaan dari klien dan masyarakaat, khususnya para pemakai laporan keuangan.
3 Independensi diperoleh agar dapat menambah kredibilitas laporan
keuangan yang disajikan oleh manajemen. 4
Jika akuntan publik tidak independen maka pendapat yang dia berikan tidak mempunyai arti atau tidak mempunyai nilai.
5 Independensi merupakan martabat penting akuntan publik yang secara
berkesinambungan perlu dipertahankan.
2.1.5 Risiko Kesalahan