Orang yang Beresiko Terkena HIVAIDS Gejala dan Tanda Klinis Penderita HIVAIDS

yang mengandung HIV positif ke anak mempunyai risiko sebesar 50. Penularan dapat terjadi sewaktu hamil, melahirkan, dan sewaktu menyusui. Penularan melalui Air Susu Ibu ASI termasuk penularan dengan risiko rendah. Selain itu juga penularan HIVAIDS dapat melalui transfusi darahproduk darah yang sudah tercemar Zein, 2007.

2.3 Orang yang Beresiko Terkena HIVAIDS

Populasi Kunci terdiri dari Pekerja seks, pengguna narkoba suntik, waria, lelaki seks dengan lelaki dan Transgender. Populasi beresiko terdiri warga binaan pemasyarakatan, ibu hamil, pasien TB, kaum migran, pelanggan pekerja seks dan pasangan ODHA. Sedangkan, Kelompok minor adalah mereka yang belum dewasa, anak dan mereka yang masih terbatas kemampuan berpikir dan menimbang KEMENKES, 2014.

2.4 Gejala dan Tanda Klinis Penderita HIVAIDS

Global Programme on AIDSdari Badan Kesehatan Dunia WHO mengusulkan, “Pembagian Tingkat Klinis Penyakit Infeksi HIV” sesudah mengadakan pertemuan di Geneva bulan Juni 1989 dan bulan Februari 1990. Usulan tersebut berdasarkan penelitian terhadap 907 penderita seropositif HIV dari 26 pusat perawatan yang berasal dari 5 benua. Pembagian tingkat klinis infeksi HIV tersebut adalah sebagai berikut.

2.4.1 Tingkat Klinis 1 AsimptomatikLGP:

1. Tanpa gejala sama sekali, 2. Limfadenopati Generalisata Persisten LGP: yakni pembesaran kelenjar getah bening di beberapa tempat yang menetap. Universitas Sumatera Utara Pada tingkat ini pasien belum mempunyai keluhan dan dapat melakukan aktivitasnya secara normal.

2.4.2 Tingkat Klinis 2 Dini:

1. Penurunan berat badan kurang dari 10, 2. Kelainan mulut dan kulit yang ringan, misalnya Dermatitis sebroika, Prurigo, infeksi jamur pada kuku, ulkus pada mulut berulang dan Cheilitis angularis, 3. Herpes zoster yang timbul pada 5 tahun terakhir, 4. Infeksi saluran nafas bagian atas berulang, misalnya sinusitis. Pada tingkat ini, pasien sudah menunjukkan gejala tapi aktivitas tetap normal.

2.4.3 Tingkat Klinis 3 Menengah:

1. Penurunan berat badan 10 berat badan, 2. Diare kronik 1 bulan, penyebab tidak diketahui, 3. Panas yang tidak diketahui sebabnya selama lebih dari 1 bulan, hilang- timbul maupun terus-menerus, 4. Kandidiasis mulut, 5. Bercak putih berambut di mulut hairy leukoplakia, 6. Tuberkulosis paru setahun terakhir, 7. Infeksi bakterial yang berat, misalnya Pneumonia. Pada tingkat klinis 3 ini, penderita biasanya berbaring di tempat tidur lebih dari 12 jam sehari, selama sebulan terakhir. Universitas Sumatera Utara

2.4.4 Tingkat Klinis 4 Lanjut:

1. Badan menjadi kurus HIV wasting syndrome, yaitu: berat badan turun lebih dari 10 dan a diare kronik tanpa diketahui sebabnya selama lebih dari 1 bulan, atau b kelemahan kronik dan panas tanpa diketahui sebabnya, selama lebih dari 1 bulan, 2. Pneumoni Pneumosistis Karinii, 3. Toksoplasmosis otak, 4. Kripstosporidiosis dengan diare 1 bulan, 5. Kriptokokosis di luar paru, 6. Penyakti virus Sitomegalo pada organ tubuh, kecuali di limpa, hati dan kelenjar getah bening, 7. Infeksi virus Herpes simpleks di mukokutan lebih dari satu bulan, atau di alat dalam visceral lamanya tidak dibatasi, 8. Leukoensefalopati multifokal progresif, 9. Mikosis Infeksi jamur apa saja misalnya Histoplasmosis, Kokkidioidomikosis yang endemik, menyerang banyak organ tubuh disseminata, 10. Kandidiasis esofagus, trakea, bronkus atau paru, 11. Mikobakteriosis atipik mirip bakteri tbc, disseminata, 12. Septikemia salmonella non tifoid, 13. Tuberkulosis di luar paru, 14. Limfoma, 15. Sarkoma kaposi, Universitas Sumatera Utara 16. Ensefalopati HIV, sesuai kriteria CDC, yaitu: gangguan kognitif atau disfungsi motorik yang mengganggu aktivitas sehari-hari, progresfif sesudah beberapa minggu atau beberapa bulan, tanpa dapat ditemukan penyebabnya selain HIV Djoerban, 2001.

2.5 Gejala Oportunistik Penderita HIVAIDS