terbaik untuk tetap sehat adalah dengan melakukan pengobatan sebelum virus HIV menyerang sistem imun seseorang, sehingga yang paling utama adalah
seseorang harus tahu bahwa ia mengidap virus HIV sebelum berkembang menjadi AIDS. Dengan begitu, seseorang bisa mendapatkan penanganan yang tepat
sebelum terjangkit AIDS sehingga angka harapan hidup seorang penderita HIVAIDS akan semakin lama AIDS Map, 2015.
5.4 Lama Mengonsumsi ARV
Proporsi ODHA yang berkunjung ke klinik VCT berdasarkan lama mengonsumsi ARV di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2014 dapat dilihat
pada gambar di bawah ini:
Gambar 5.9 Diagram Pie Proporsi ODHA yang berkunjung ke klinik VCT berdasarkan Lama Mengonsumsi ARV di RSUP H. Adam
Malik Medan Tahun 2014
Berdasarkan gambar 5.9 diatas dapat diketahui bahwa proporsi ODHA berdasarkan lama mengonsumsi ARV paling banyak 2 tahun 42 dan paling
sedikit pada pasien 1 tahun 1. 42
40 1
17
Lama Mengonsumsi ARV
1-2 Tahun ≥2 Tahun
1 Tahun
Tidak tercatat
Universitas Sumatera Utara
Lamanya masa hidup penderita HIVAIDS sangat bervariasi. Apabila tidak diobati, kemungkinan munculnya penyakit yang diakibatkan oleh
HIVAIDS yakni antara 5-10 tahun, bahkan bisa lebih pendek. Antiretroviral therapy ART dapat memperlambat pertumbuhan penyakitdengan cara mencegah
replikasi virusserta mengurangi jumlah virus di dalam darah penderita disebut juga “viral load”.Sehingga lama hidup seorang penderita HIVAIDS tergantung
dari keberhasilan pengobatan ART-nya WHO, 2015.
5.5 Analisis Statistik ODHA Yang Berkunjung Ke Klinik VCT di RSUP
H. Adam Malik Medan Tahun 2014 5.5.1 Jenis Kelamin Berdasarkan Faktor Risiko
Proporsi jenis kelamin ODHA berdasarkan faktor risiko yang berkunjung ke klinik VCT di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2014 dapat dilihat pada
gambar di bawah ini:
Gambar 5.10 Diagram Batang Proporsi Jenis Kelamin ODHA Berdasarkan Faktor Risiko yang berkunjung ke klinik VCT di RSUP H.
Adam Malik Medan Tahun 2014 67,1
100
32,9
20 40
60 80
100 120
Seksual Non Seksual
P rop
or si
Faktor Risiko
Jenis Kelamin Berdasarkan Faktor Risiko
laki-laki perempuan
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan gambar 5.10 diatas dapat diketahui bahwa proporsi faktor risikoseksual paling banyak yaitu pada laki-laki 67,1. Sama halnya dengan
faktor risiko non seksual paling banyak yaitu pada laki-laki 100. Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji Exact Fisher diperoleh
nilai p=0,304 secara statistik tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara proporsi jenis kelamin dengan faktor risiko. Jenis kelamin tidak berbeda secara
bermakna pada faktor risiko. Hal ini sejalan dengan penelitian Butarbutar, J 2015 diRSUD dr.
Djasamen Saragih di Pematang siantar Tahun 2013 - 2014 diperoleh bahwa proporsi jenis kelamin ODHA berdasarkan faktor risiko paling banyak pada jenis
kelamin laki-laki baik seksual 63,4 maupun non seksual 93,2.
5.5.2 Pekerjaan Berdasarkan Faktor Risiko
Gambar 5.11 Diagram Batang Proporsi Pekerjaan ODHA Berdasarkan Faktor Risiko yang Berkunjung Ke Klinik VCT di RSUP H.
Adam Malik Medan Tahun 2014 67,1
100
32,9
20 40
60 80
100 120
Seksual Non Seksual
P rop
or si
Faktor Risiko
Pekerjaan Berdasarkan Faktor Risiko
Bekerja Tidak Bekerja
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan gambar 5.11 diatas dapat diketahui bahwa proporsi faktor risikoseksual paling banyak yaitu pada Bekerja 67,1. Sama halnya dengan
faktor risiko non seksual paling banyak yaitu pada bekerja 100. Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji Exact Fisher diperoleh
nilai p0,05 p=0,304 secara statistik tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara pekerjaan dengan faktor risiko. pekerjaan tidak berbeda secara bermakna
dengan faktor risiko, baik seksual dan non seksual. Hal ini sejalan dengan penelitian Rangkuti, A 2013 di RSUP H. Adam
Malik Medan Tahun 2012 diperoleh bahwa proporsi pekerjaan ODHA berdasarkan faktor risiko paling banyak pada bekerja baik seksual 80,4
maupun non seksual 93,1.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
6.1.1 ProporsikarakteristikODHAberdasarkanumurdanjeniskelamin paling
besarpadakelompokumur30-39tahunyaitulaki-laki 33 danperempuan
18.
6.1.2 ProporsikarakteristikODHAberdasarkansosiodemografi paling besaryaitu
:suku Batak 52, tingkat pendidikan SLTA 55, pegawai swasta
52, status menikah 42 dan tempat tinggal di kota Medan 56.
6.1.3 ProporsiODHAberdasarkanfaktor risiko
paling besaryaituhubungan
heteroseksual 80.
6.1.4 ProporsiODHAberdasarkanlama teridentifikasi sebagai ODHA paling
besaryaitu 2 tahun 51.
6.1.5 ProporsiODHAberdasarkanlama mengonsumsi ARV paling besaryaitu1-2
tahun 42.
6.1.6 Tidakterdapatperbedaan yang
bermaknaantaraproporsijeniskelamindenganfaktorrisikop=0,304.
6.1.7 Tidakterdapatperbedaan yang
bermaknaantarapekerjaandenganfaktorrisikop=0,304. 6.2
Saran
6.2.1 Kepadapihak PUSYANSUS VCT RSUP H. Adam Malik Medan agar
melengkapi data formulir pasien di kartu status.
Universitas Sumatera Utara
6.2.2 KepadapasienODHA di PUSYANSUS VCT RSUP H. Adam Malik
Medan agar mencegah penularan HIVAIDS dengan cara setia dengan pasangan yang sahserta konsistenmenggunakan kondom bila berhubungan
seksual dengan pasangan guna menghindari penularan HIVAIDS dan atau IMS kepada pasangan yang masih sehat maupun yang sudah
terinfeksi HIVAIDS dan atau IMS.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian HIVAIDS
HIV adalah singkatan dari “Human Immunodeficiency Virus”. Merupakan virus yang menyebabkan penyakit AIDS. HIV menyerang salah satu jenis dari sel-
sel darah putih yang bertugas menangkal infeksi. Sel darah putih tersebut termasuk limfosit yang disebut T-Limfosit atau “Sel T-4” atau disebut juga “Sel
CD-4” Zein, 2006. AIDS adalah singkatan dari Acquired Immuno Deficiency Syndrome.
Acquired artinya didapat, bukan penyakit keturunan; Immuno berarti sistem kekebalan tubuh, Deficiency artinya kekurangan; sedangkan Syndrome adalah
kumpulan gejala.Orang yang terinfeksi HIV ataupun orang yang sudah menderita AIDS disebut ODHA orang dengan HIVAIDS Djoerban, 2001.
HIV dapat menular melalui aktifitas seksual beresiko, diantaranya perilaku anal seks maupun oral seks. Selain itu,transfusi darah, penggunaan jarum suntik
bersamaan, transmisi perinatal, sertamenyusui dapat menjadi sumber penularan WHO, 2014.
2.2 Cara Penularan HIVAIDS