tingkat pendidikan,pekerjaan, status perkawinan
dan tempat tinggal adalahsebagaiberikut. Berdasarkansuku, ODHA paling banyakpadasuku
Bataksebanyak 52 orang 52,dan paling sedikitpadasuku Acehsebanyak 2 orang 2. Berdasarkantingkat pendidikan,ODHA paling banyakpadapasiendengan
tingkat pendidikanSLTAsebanyak 55 orang 55,dan paling sedikitpadaSD sebanyak
3 orang3. Berdasarkanpekerjaan,ODHA
paling banyakpadapasienyang bekerja sebagai pegawai swasta sebanyak 52orang
52,danpaling sedikitpada pekerjaan PSKsebanyak 1 orang 1. Berdasarkan status perkawinan, ODHA paling banyakpada status menikahsebanyak 42orang
42 dan palingsedikitpadastatus duda sebanyak9orang 9. Berdasarkan tempat tinggal, ODHA paling banyak yang tinggal di luar kota Medan yakni 56
orang 56 dan paling sedikit tinggal di Kota Medan 43 orang 43.
4.3 BerdasarkanFaktor Risiko Tabel 4.4
DistribusiProporsiODHAyangBerkunjungKeKlinikVCTBerda sarkanFaktor Risiko diRSUP H. Adam Malik Medan Tahun
2014
Faktor Risiko f
Hubungan Heteroseksual 80
80 Hubungan Homoseksual
5 5
IDU’s 3
3 Tatto
1 1
Tidak tercatat 11
11
Total 100
100
Berdasarkantabel 4.4proporsiODHAberdasarkanfaktor risiko paling
banyakpadapasien yang memiliki faktor risiko hubungan Heteroseksual sebanyak 80orang 80 dan yang paling sedikitpadapasien yang memiliki faktor risiko
tatto sebanyak 1 orang 1.
Universitas Sumatera Utara
4.4 BerdasarkanLama Teridentifikasi Sebagai ODHA
Tabel 4.5 DistribusiProporsiODHA
Yang BerkunjungKeKlinik VCTBerdasarkanLama Teridentifikasi Sebagai ODHA diRSUP
H. Adam Malik Medan Tahun 2014
Lama Teridentifikasi Sebagai ODHA f
2 Tahun 51
51 2-3 Tahun
46 46
Tidak Tercatat 3
3
Total 100
100
Berdasarkantabel 4.5proporsiODHA berdasarkan lama teridentifikasi sebagai ODHA, paling banyak 2 Tahunyaitu49orang 49 dan paling
sedikitpada pasien 2-3 tahun yakni sebanyak 46 orang 46.
4.5 Berdasarkan Lama Mengonsumsi ARV
Tabel 4.6 DistribusiProporsiODHA Yang BerkunjungKeKlinik VCT
BerdasarkanLama Mengonsumsi ARV diRSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2014
Lama Mengonsumsi ARV f
1-2 Tahun 42
42 ≥2-3 Tahun
40 40
1 Tahun 1
1 Tidak tercatat
17 17
Total 100
100
Berdasarkantabel 4.6proporsiODHA berdasarkan lama mengonsumsi ARV, paling banyak1-2 Tahunyaitu42orang 42 dan paling sedikitpada 1
tahun yakni sebanyak 1 orang 1.
Universitas Sumatera Utara
4.6 AnalisisStatistikODHA Yang BerkunjungKeKlinik VCTdiRSUP H.
Adam Malik Medan Tahun 2014
4.6.1 Jenis Kelamin Berdasarkan Faktor Risiko Tabel 4.7
DistribusiProporsiJenis KelaminODHABerdasarkanFaktor RisikoyangBerkunjungKeKlinik VCTdiRSUP H. Adam Malik
Medan Tahun 2014
Faktor Risiko Jenis Kelamin
Total Laki-laki
Perempuan f
f f
Seksual 57
67,1 28
32,9 85
100,0 Non Seksual
4 100
4 100,0
�
2
=1,922 df=1
p=0,304 Berdasarkantabel 4.7proporsijenis kelamin dengan faktor risiko seksual
yaitu laki-laki67,1 danperempuan 32,9. Sedangkanproporsi jenis kelamin dengan faktor risiko non seksual yaitulaki-laki 100 dan perempuan 0.
Dari hasilujistatistikdenganmenggunakanujiExact Fisherdiperolehnilaip0,05 p=0,304 secarastatistiktidakterdapatperbedaan yang
bermaknaantarajenis kelamindenganfaktor risiko. Jenis
kelamintidakberbedasecarabermaknadengan faktor risiko, baikseksualdannon seksual.
4.6.2 Pekerjaan Berdasarkan Faktor Risiko Tabel 4.8
DistribusiProporsiPekerjaanODHABerdasarkanFaktor RisikoyangBerkunjungKeKlinik VCTdiRSUP H. Adam Malik
Medan Tahun 2014
Faktor Risiko Pekerjaan
Total Bekerja
Tidak Bekerja f
f f
Seksual 57
67,1 28
32,9 85
100,0
Universitas Sumatera Utara
Non Seksual 4
100 4
100,0 �
2
=1,922 df=1
p=0,304 Berdasarkantabel 4.8proporsipekerjaan dengan faktor risiko seksual yaitu
bekerja 67,1dantidak bekerja 32,9. Sedangkanproporsi pekerjaan dengan faktor risiko non seksual yaitubekerja 100 dan tidak bekerja 0.
Dari hasilujistatistikdenganmenggunakanujiExact Fisherdiperolehnilaip0,05 p=0,304 secarastatistiktidakterdapatperbedaan yang
bermaknaantarapekerjaandenganfaktor risiko.
pekerjaantidakberbedasecarabermaknadengan faktor risiko, baikseksualdannon seksual.
Universitas Sumatera Utara
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Sosiodemografi ODHA
5.1.1 Umur dan Jenis Kelamin
Proporsi ODHA yang berkunjung ke klinik VCT berdasarkan umur dan jenis kelamin di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2014 dapat dilihat pada
gambar di bawah ini:
Gambar 5.1 Diagram Batang Proporsi ODHA yang Berkunjung Ke Klinik VCT Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin di RSUP H. Adam
Malik Medan Tahun 2014
Berdasarkan gambar 5.1 diatas dapat diketahui bahwa proporsi ODHA berdasarkan umur dan jenis kelamin paling banyak pada kelompok umur 30-39
tahun yaitu laki-laki 33 dan perempuan 18 dan paling sedikit pada kelompok umur 20 tahun yaitu perempuan 1.
Tingginya proporsi penderita HIVAIDS pada kelompok umur 30-39 tahun, laki-laki 33 dan perempuan 18, menunjukkan bahwa penderita pada
6 10
33 20
1 3
18 8
1
Umur dan Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan
20 Tahun 20-29 Tahun
30-39 Tahun 40-49 Tahun
≥ 50 Tahun
Universitas Sumatera Utara
kelompok umur tersebut masuk ke dalam kelompok usia produktif yang aktif secara seksual dan termasuk kelompok umur yang menggunakan NAPZA suntik
KEMENKES RI, 2014. Hal ini bukan menunjukkan bahwa jenis kelamin laki-laki lebih rentan
untuk terinfeksi HIVAIDS, tetapi karena memang jumlah penderita yang datang berkunjung adalah kebanyakan laki-laki daripada perempuan. Data hasil
penelitian menunjukkan bahwa dari 100 penderita, terdapat 69 penderita 69 yang berjenis kelamin laki-laki.
Hasil penelitian ini sesuai dengan laporan statistik kasus HIVAIDS di Indonesia oleh Ditjen PP PL KEMENKES RI, dilaporkan sd Juni 2014 yakni
proporsi penderita AIDS di Indonesia paling banyak menurut jenis kelamin yaitu pada laki-laki 65dibandingkan dengan perempuan 35 Ditjen PP PL
KEMENKES RI, 2014.
Universitas Sumatera Utara
5.1.2 Suku
Proporsi ODHA yang berkunjung ke klinik VCT berdasarkan suku di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2014 dapat dilihat pada gambar di bawah
ini:
Gambar 5.2 Diagram Pie Proporsi ODHA yang berkunjung ke klinik VCT berdasarkan Suku di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun
2014 Berdasarkan gambar 5.2 diatas dapat diketahui bahwa proporsi ODHA
berdasarkan suku paling banyak pada suku Batak 52 dan paling sedikit pada suku Aceh2.
Hal ini bukan menunjukan bahwa suku Batak berisiko untuk menderita HIVAIDS, tetapi hal ini berhubungan dengan jumlahpengunjung yang datang di
Pusyansus Klinik VCT RSUP H. Adam Malik Medan paling banyak adalah suku Batak, dimana berdasarkan laporan bulanan tercatat bahwa dari 100 penderita
yang datang, ada sebanyak 52 penderita 52 yang bersuku Batak termasuk di dalamnya Toba, Karo, Mandailing dan Simalungun.
52
9 7
2 30
Suku
Batak Tionghoa
Jawa Aceh
Tidak tercatat
Universitas Sumatera Utara
Dari gambar di atas juga dapat dilihat bahwa penderita HIVAIDS pada etnis Tionghoa yaitu sebesar9. Hal ini jugabukan menunjukkan bahwa etnis
Tionghoa berisiko untuk menderita HIVAIDS, tetapi halini juga berhubungan dengan RSUP H. Adam Malik Medan yang merupakan rumah sakit rujukan baik
dari rumah sakit lain, klinik penyakit kulit dan kelamin, Puskesmas serta sebagai salah satu pusat pelayanan kesehatan khusus HIVAIDS di Sumatera Utara yang
memungkinkan setiap orang dapat dirujuk tidak terkecuali etnis Tionghoa. Hal ini sejalan dengan penelitian Rangkuti, A 2013 di RSUP H. Adam
Malik Medan Tahun 2012 diperoleh bahwa proporsi ODHA menurut suku paling banyak adalah suku Batak yakni sebanyak 78,5.
Universitas Sumatera Utara
5.1.3 Tingkat Pendidikan
Proporsi ODHA yang berkunjung ke klinik VCT berdasarkan tingkat pendidikan di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2014 dapat dilihat pada
gambar di bawah ini:
Gambar 5.3 Diagram Pie Proporsi ODHA yang berkunjung ke klinik VCT berdasarkan Tingkat Pendidikan di RSUP H. Adam Malik
Medan Tahun 2014 Berdasarkan gambar 5.3 diatas dapat diketahui bahwa proporsi ODHA
berdasarkan tingkat pendidikan paling banyak pada SLTA 55 dan paling sedikit pada SD 3.
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa penderita HIVAIDS juga terdapat di semua tingkat pendidikan bahkan juga pada tingkat pendidikan akademiPT
yaitu sebesar 13. Hal ini dapat disebabkan karena pendidikan yang tinggi walaupun telah memiliki pengetahuan yang benar tentang HIVAIDS, tidak
dengan sendirinya akan diikuti dengan tindakan positif berupaya konkrit mencegah HIVAIDS.Karena pada dasarnya seks tidak mengenal tingkat
55
13 7
3 22
Tingkat Pendidikan
SLTA AkademiPT
SLTP SD
Tidak Tercatat
Universitas Sumatera Utara
pendidikan melainkan berpengaruh terhadap perilaku seseorang yaitu apabila adauang, kesempatan dan kemauan.
Hal ini sejalan dengan penelitian Anastasya, G 2008 di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2006-2007 diperoleh bahwa proporsi ODHA menurut tingkat
pendidikan paling banyak adalah SLTA yakni sebanyak 83,6.
5.1.4 Pekerjaan
Proporsi ODHA yang berkunjung ke klinik VCT berdasarkan pekerjaan di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2014 dapat dilihat pada gambar di bawah
ini:
Gambar 5.4 Diagram Batang Proporsi ODHA yang berkunjung ke klinik VCT berdasarkan Pekerjaan di RSUP H. Adam Malik Medan
Tahun 2014 Berdasarkan gambar 5.4 diatas dapat diketahui bahwa proporsi ODHA
berdasarkan pekerjaan paling banyak pada pegawai swasta 52 dan paling sedikit pada PSK 1.
52
23
7 6 3
3 2
1 3
P rop
or si
Pekerjaan
Pekerjaan
Pegawai Swasta Ibu Rumah Tangga
Tidak Bekerja Petani
PNS Wirausaha
MahasiswaPelajar PSK
Tidak tercatat
Universitas Sumatera Utara
Jika dibandingkan dengan kelompok tidak bekerja, maka dapat dilihat bahwa kelompok bekerja lebih banyak. Hal ini dimungkinkan karena mayoritas
penderita berada pada usia produktif ≥ 17 tahun. Pada penelitian ini, ditemukan
99 pasien berada pada rentang usia produktif. Selain itu, bekerja berkaitan dengan penghasilan, mobilisasi, dan sosialisasi. Sehingga kelompok produktif
lebih rentan tertular HIVAIDS. Berdasarkan data di atas didapati proporsi PSK hanya sebesar 1. Hal ini
disebabkan oleh data PSK yang sulit didapatkan karena sering terselubung dan sulit diungkapkan secara jelas akibat banyaknya pasien yang tidak mau
mengungkapkan pekerjaannya yang sesungguhnya. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian Butarbutar, J 2015 diRSUD dr.
Djasamen Saragih di Pematang siantar Tahun 2013 - 2014 diperoleh bahwa proporsi ODHA menurut pekerjaan paling banyak adalah wiraswasta yakni
sebanyak 53,1.
Universitas Sumatera Utara
5.1.5 Status Perkawinan
Proporsi ODHA yang berkunjung ke klinik VCT berdasarkan status perkawinan di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2014 dapat dilihat pada
gambar di bawah ini:
Gambar 5.5 Diagram Pie Proporsi ODHA yang berkunjung ke klinik VCT berdasarkan Status Perkawinan di RSUP H. Adam Malik
Medan Tahun 2014
Berdasarkan gambar 5.5 diatas dapat diketahui bahwa proporsi ODHA berdasarkan Status Perkawinan paling banyak pada status menikah42 dan
paling sedikit pada status yang duda 9. Berdasarkan laporan peran dukungan sebaya terhadap peningkatan mutu
hidup ODHA di Indonesia tahun 2011 oleh lembaga litbang Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka, didapati bahwa status perkawinan ODHA
paling banyak pada ibu rumah tangga. Alasan paling banyak ODHA melakukan tes HIV adalah karena sakit. Dalam temuan kualitatif, yang dimaksud sakit
sebenarnya adalah pasangannya. Jadi, ibu rumah tangga baru melakukan tes HIV 42
24 14
9 11
Status Perkawinan
Menikah Belum Menikah
Janda Duda
Tidak tercatat
Universitas Sumatera Utara
setelah suaminya sakit terlebih dahulu. Setelah dokter mengetahui status suaminya, barulah keluar rekomendasi dari dokter untuk pemeriksaan HIV bagi
istri. Sehingga istri memiliki akses yang lebih rendah untuk tes HIV daripada suami Mardhiati, 2011.
Hal ini sejalan dengan penelitian Sidebang, P 2010 di Puskesmas Tanjung Morawa bulan Agustus 2006 - Mei 2010 diperoleh bahwa proporsi
ODHA menurut status perkawinan paling banyak adalah menikah yakni sebanyak 51,6.
5.1.6 Tempat Tinggal
Proporsi ODHA yang berkunjung ke klinik VCT berdasarkan tempat tinggal di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2014 dapat dilihat pada gambar di
bawah ini:
Gambar 5.6 Diagram Pie Proporsi ODHA yang berkunjung ke klinik VCT berdasarkan tempat tinggal di RSUP H. Adam Malik Medan
Tahun 2014 56
43 1
Tempat Tinggal
Luar Kota Medan Kota Medan
Tidak tercatat
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan gambar 5.6 diatas dapat diketahui bahwa proporsi ODHA berdasarkan tempat tinggal paling banyak di luar kota Medan 56 dan paling
sedikit tinggal di kota Medan 43. Banyaknya penderita yang berasal dari Medan dikarenakan lokasi RSUP
H. Adam Malik Medan yang memang berada di Medan. Sementara itu, banyaknya penderita yang berasal dari luar Medan lebih dikarenakan fungsi rumah sakit ini
sebagai pusat rujukan kesehatan untuk wilayah Sumatera Utara, Nanggroe Aceh Darusssalam, Sumatera Barat, dan Riau
.
Hal ini tidak sejalan dengan penelitian Rangkuti, A 2013 di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2012 diperoleh bahwa proporsi ODHA menurut
tempat tinggal paling banyak adalah kota Medan yakni sebesar 52,0.
Universitas Sumatera Utara
5.2 Faktor Risiko