Hubungan Kebiasaan Merokok dengan konsentrasi MDA serum

• Ketagihan atau kecanduan, yaitu merokok telah menjadi suatu kecanduan atau ketergantungan.

5.2.2. Hubungan Kebiasaan Merokok dengan konsentrasi MDA serum

Pada penelitin ini uji-t memiliki nilai p 0.05 menunjukkan konsentrasi MDA serum non-perokok dan perokok tidak identik. Mean perokok 10.44 lebih tinggi dari mean non-perokok 8.87. Sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh kebiasaan merokok terhadap timbulnya radikal bebas. Pada tabel 5.3. dapat dilihat bahwa pada penelitian ini mean konsentrasi MDA serum non-perokok adalah 8.87 ± 1.171 dan mean konsentrasi MDA serum perokok adalah 10.44 ± 2.328. Mean perokok adalah lebih tinggi dibandingkan dengan mean non-perokok dengan selisih 1.57. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian oleh Montano et al. 2010 yang mendapatkan hasil mean konsentrasi MDA serum non-perokok 0.42 ± 0.17 nmolml lebih tinggi dibandingkan dengan mean konsentrasi MDA serum perokok 1.68 ± 0.82 nmolml dengan selisih mean 1.44 nmolml. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitian oleh Bizori et al. 2011 yang mendapatkan hasil mean konsentrasi MDA serum non-perokok 1.84 ± 0.50 µmoll lebih tinggi dibandingkan dengan mean konsentrasi MDA serum perokok 2.76 ± 0.88 µmoll dengan selisih mean 0.92 µmoll. Hasil penelitian ini yang serupa juga ditunjukkan oleh penelitian Nagamma et al. 2011 yang mendapatkan hasil mean konsentrasi MDA serum non-perokok 1.94 ± 0.6 nmolml lebih tinggi dibandingkan dengan mean konsentrasi MDA serum perokok 1.73 ± 0.65 nmolml dengan selisih mean 0.21 nmolml. Hasil mean konsentrasi MDA serum perokok yang lebih tinggi dari mean konsentrasi MDA serum non-perokok menunjukkan bahwa teradapat efek yang nyata dari rokok terhadap peroksidasi lemak dalam tubuh. Pengaruh merokok terhadap proksidasi lemak juga dibuktikan oleh Frei et al. dalam penelitiannya dengan memaparkan serum langsung pada asap rokok dan mengukur berbagai kelas lipid hydroperoxides sebagai indikator peroksidasi lemak yang terjadi. Hasil dari penelitiannya membuktikan pemaparan asap rokok terhadap serum menyebabkan kerusakan oksidatif pada lemak dengan cepat. Hasil mean konsentrasi MDA serum perokok yang lebih tinggi dari mean konsentrasi MDA serum non-perokok pada penelitian-penelitian ini sesuai dengan teori Pryor 1997 bahwa fase gas dan tar dari rokok dapat menghasilkan radikal bebas yang akibatnya menyebabkan kerusakan oksidasi lemak pada tubuh. Menurut Pryor1997, Fase gas rokok mengandung 10 14 radikal bebas karbon Universitas Sumatera Utara bermassa-molekular-rendah dan oxygen-centered dalam sekali hisapan. Sedangkan tar mengandung mengandung radikal bebas quinone-hydroquinone- semiquinone bermassa-molekular-rendah. Pada uji linear regression dengan Pearson correlation coefficient didapatkan nilai r = 0.59. Hasil ini menunjukkan hubungan linear yang kuat antara indeks Brinkman dengan konsentrasi MDA serum. Artinya setiap peningkatan indeks Brinkman akan menghasilkan peningkatan pada konsentrasi MDA serum secara proposional. 5.2.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsentrasi MDA Serum Konsentrasi MDA serum non-perokok pada penelitian ini berkisar dari yang terendah 7.3 µM hingga yang tertinggi 11.3 µM. Sedangkan konsentrasi MDA serum perokok pada penelitian ini berkisar dari yang terendah 7.4 µM hingga yang tertinggi 15.0 µM. Terlihat bahwa non-perokok dapat memiliki konsentrasi MDA serum yang lebih tinggi daripada perokok. Hal ini dapat disebabkan oleh karena rokok bukan satu-satunya sumber radikal bebas bagi tubuh manusia sehingga memungkinkan faktor-faktor lain menyebabkan konsentrasi MDA serum non-perokok untuk lebih tinggi daripada perokok. Menurut Kumar 2011 terdapat 3 sumber radikal bebas, yaitu : • Sumber internal : Sumber internal dapat berupa reaksi pada rantai respirasi, fagositosis, sintesis prostaglandin dan sistem sitokrom P 450 . Sumber internal lainnya adalah mitokondria, xanthine oxidase, fagosit, reaksi yang melibatkan besi dan transition metal, peroksisom, rantai arachidonate, olahraga, iskemia dan inflamasi. • Sumber eksternal : Sumber eksternal dapat berupa asap rokok, polutan lingkungan, radiasi, sinar UV, ozon, obat-obat tertentu, pestisida dan pelarut industri. • Faktor fisiologis : Kondisi mental seperti stres, emosi dan keadaan sakit dapat memicu pembentukan radikal bebas. Selain faktor-faktor di atas, kondisi tubuh juga dapat mempengaruhi stres oksidatif sehingga hasil pemeriksaan konsentrasi MDA serum non-perokok dapat melebihi hasil pemeriksaan konsentrasi MDA serum perokok. Menurut Halliwell 2012, tingkat stres oksidatif yang rendah pada perokok dan tingkat stres oksidatif yang tinggi pada non-perokok mungkin dapat disebabkan oleh faktor genetik. Selain itu obesitas, hiperkolesterolemia dan hiperglisemia juga berpengaruh dalam meningkatkan tingkat stres oksidatif pada tubuh. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.5. Indeks Brinkman dan Konsentrasi MDA Serum Mahasiswa Perokok No. Indeks Brinkman batang tahun Konsentrasi MDA Serum µM 1. 180 7.4 2. 40 7.6 3. 20 8.0 4. 150 8.0 5. 10 8.7 6. 100 9.2 7. 20 9.8 8. 60 10.1 9. 10 11.2 10. 20 11.3 11. 60 12.2 12. 120 12.3 13. 60 12.3 14. 40 13.5 15. 140 15.0 Pada tabel 5.5. ataupun gambar 5.2. terlihat bahwa sampel dengan indeks Brinkman 180 batang tahun memiliki MDA yang cukup rendah yaitu 7.4 µM. Menurut Edgar et al., anomali ini dapat disebabkan oleh polyunsaturated saturated fat ratio PS ratio yang sangat dipengaruhi oleh pola makan. Perbedaan pola makan yang mempengaruhi PS ratio oleh sampel ini dapat sangat mempengaruhi hasil konsentrasi MDA serum. Anomali ini juga dapat disebabkan jika sampel ini mengkonsumsi buah- buahan dalam jumlah banyak secara rutin. Menurut Halliwell 2012, tanaman memilki antioksidan yang sangat tinggi. Hal ini disebabkan oleh karena tanaman memerlukan antioksidan dalam jumlah besar untuk menghadapi stres oksidatif yang besar dari penghasilan O 2 sewaktu fotosintesis. Akan tetapi efek antioksidan dari tanaman secara langsung terhadap kesehatan tubuh manusia masih diperdebatkan. Universitas Sumatera Utara

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

1. Pada penilitian ini, Indeks Brinkman digunakan untuk mengklasifikasi kebiasaan merokok dan semua mahasiswa perokok yang berpartisipasi dalam penelitian ini memilki Indeks Brinkman 200 batang tahun sehingga diklasifikasikan sebagai perokok ringan. 2. Konsentrasi MDA serum pada mahasiswa non-perokok memilki mean 8.87 ± 1.171 µM dan konsentrasi MDA serum perokok memilki mean 10.44 ± 2.328 µM. 3. Kebiasaan merokok memiliki hubungan linear dengan konsentrasi malondialdehyde MDA serum.

6.2. Saran

1. Pada penelitian ini masih terdapat faktor eksternal dan fisiologis yang tidak dapat diseragamkan sehingga dapat mempengaruhi hasil dari penelitian ini. Oleh karena itu, penelitian selanjutnya dapat dilakukan untuk meneliti efek asap rokok terhadap konsentrasi malondialdehyde MDA pada hewan coba. 2. Efek antioksidan buah-buahan secara langsung terhadap kesehatan tubuh manusia masih belum jelas dan masih diperdebatkan. Oleh karena itu, penelitian selanjutnya dapat dilakukan untuk meneliti efek antioksidan buah-buahan secara langsung terhadap kesehatan tubuh manusia. 3. Pada penelitian ini dipilih mahasiswa yang berolahraga kurang dari 2 jam seminggu karena olahraga dapat menjadi sumber radikal bebas tubuh. Oleh karena itu, penelitian selanjutnya dapat dilakukan untuk meneliti pengaruh intensitas olahraga terhadap stres oksidatif pada tubuh manusia. Universitas Sumatera Utara