Uji Validitas dan Reabilitas Data Penelitian 1. Gambaran Umum Responden

41 Inspektorat Kabupaten Karo. Kuesioner terdiri dari dua bagian, bagian pertama berisi sejumlah pertanyaan umum mengenai data demografi responden, sedangkan bagian kedua berisi sejumlah pertanyaan yang berkaitan dengan kompetensi, independensi, due professional care, akuntabilitas, dan fraud risk assessment serta kualitas audit. Kuesioner diberikan secara langsung kepada responden. Responden diminta untuk mengisi daftar pertanyaan, kemudian peneliti akan mengambil angket yang telah diisi. Angket yang telah diisi oleh responden kemudian diseleksi terlebih dahulu agar angket yang pengisiannya tidak lengkap, tidak diikutsertakan dalam analisis. Dalam pengukurannya, setiap responden diminta pendapatnya mengenai suatu pernyataan, dengan skala penilaian Likert dari 1 sampai dengan 5 menunjukkan nilai untuk setiap pilihan jawaban.

3.8. Uji Validitas dan Reabilitas

Instrumen penelitian merupakan media dalam pengumpulan data. Kuesioner dikatakan reliabel jika jawaban responden konsisten saat diajukan pertanyaan yang sama pada waktu yang berbeda. Untuk menguji kualitas data yang diperoleh dari penerapan instrumen, maka diperlukan uji validitas, dan uji reliabilitas dengan penjelasan sebagai berikut :

3.8.1. Uji Validitas

Sekaran 2006 : 248 dalam Haryadi Sarjono dan Winda Julianita 2011 mendefenisikan uji validitas adalah bukti bahwa instrumen, teknik, atau proses yang digunakan untuk mengukur sebuah konsep benar – benar mengukur konsep 42 yang dimaksudkan. Uji validitas ini bertujuan untuk mengukur valid tidaknya suatu item pernyataan didalam sebuah kuesioner. Dalam memberikan interpretasi terhadap koefisien korelasi, item yang mempunyai korelasi positif dengan skor total menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang tinggi. Uji validitas dilakukan dengan uji korelasi Pearson Moment antara masing-masing skor indikator dengan total skor konstruk. Suatu butir pertanyaan dikatakan valid jika nilai korelasi item butir dengan skor total signifikan pada tingkat signifikansi 0,01 dan 0,02.

3.8.2. Uji Reliabilitas

Haryadi Sarjono dan Winda Julianita 2011 tujuan dari uji reliabilitas untuk mengukur konsisten tidaknya jawaban seseorang terhadap item - item pernyataan di dalam sebuah kuesioner. Statistical Product and Service Solution SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha α. Jika nilai koefisien alpha lebih besar dari 0,60 maka disimpulkan bahwa intrumen penelitian tersebut handal atau reliabel.

3.9. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik dengan menggunakan software SPSS. Analisis data dilakukan dengan melakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis. Model persamaan regresinya ialah sebagai berikut menggunakan model analisis regresi berganda bertujuan untuk memprediksi berapa besar kekuatan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Persamaan regresinya adalah : 43 Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + e Y = kualitas audit Aparat Inspektorat β0 = konstanta β1, β2, β3 = koefisien regresi X1 = kompetensi X2 = independensi X3 = due professional care X4 = akuntabilitas X5 = fraud risk assessment e = error 3.9.1. Uji Asumsi Klasik 3.9.1.1. Uji Normalitas Haryadi Sarjono dan Winda Julianita 2011 menyatakan uji normalitas bertujuan untuk mengetahui normal atau tidaknya suatu distribusi data. Pada dasarnya, uji normalitas adalah membandingkan antara data yang kita miliki dan data bersdistribusi normal yang memiliki mean dan standar deviasi yang sama dengan data kita. Uji normalitas menjadi hal penting karena salah satu syarat pengujian parametic – test uji parametik.

3.9.1.2. Uji Multikorelasi

Haryadi Sarjono dan Winda Julianita 2011 uji ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah hubungan di antara variabel bebas memiliki masalah multikorelasi atau tidak. Multikorelasi adalah korelasi yang sangat tinggi atau sangat rendah yang terjadi pada hubungan diantara variabel bebas. Uji 44 Multikolinieritas dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan melihat VIF Variance Inflation Factors dan nilai tolerance. Jika VIF 10 dan nilai tolerance 0,10 maka terjadi gejala Multikolinieritas. 3.9.1.3. Uji Heterokedatisitas Menurut Wijaya 2009 : 124 dalam Haryadi Sarjono dan Winda Julianita 2011 uji heterokedatisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamataan ke pengamatan yang lain tetap, atau disebut homokedatisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedatisitas, tidak heterokedatisitas. Heterokedatisitas ditandai dengan adanya pola tertentu pada grafik scatterplot. Jika titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur bergelombang, maka terjadi heterokedatisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedatisitas. Selain itu, heterokedatisitas dapat diketahui melalui uji Glesjer. Jika probabilitas signifikansi masing-masing variabel independen 0,05, maka dapat disimpulkan tidak terjadi heterokedatisitas dalam model regresi. 3.9.2. Pengujian Hipotesis 3.9.2.1. Koefisien Determinasi R² Koefisien determinasi dinyatakan dengan R² , pada intinya digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai koefisien determinasi berada antara 0 dan 1. Nilai R² yang mendekati 1 memberi arti bahwa variabel-variabel independen memberikan 45 seluruh informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen. Semakin besar R² suatu variabel bebas, menunjukkan semakin dominan pengaruhnya terhadap variabel tidak bebas. Besarnya R² yang didefinisikan, dikenal sebagai koefisien determinasi sampel dan merupakan besaran yang paling lazim digunakan untuk mengukur kebaikan goodness of fit sesuai garis regresi. Secara verbal, R² mengukur proporsi atau prosentase total variasi dalam Y dijelaskan oleh model regresi. Sementara itu, langkah-langkah untuk menguji pengaruh variabel independen, yaitu kompetensi, independensi, due professional care, akuntabilitas, fraud risk assessment dilakukan dengan uji simultan dan uji parsial.

3.9.2.2. Uji Simultan Uji F Uji F digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh simultan

variabel-variabel independen terhadap variabel dependen. Kriteria pengujian yang digunakan adalah jika probability value p value 0,05, maka Ha diterima dan jika p value 0,05, maka Ha ditolak.Uji F dapat pula dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung dan F tabel. Jika F hitung F tabel n-k-1, maka Ha diterima. Artinya, secara statistik data yang ada dapat membuktikan bahwa semua variabel independen X1, X2, X3, X4, X5 berpengaruh terhadap variabel dependen Y. Jika Fhitung F tabel n-k-1, maka Ha ditolak. Artinya, secara statistik data yang ada dapat membuktikan bahwa semua variabel independen X1, X2, X3, X4, X5 tidak berpengaruh terhadap variabel dependen Y. 46

3.9.2.3. Uji Parsial Uji t Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel

independen terhadap variabel dependen. Kriteria pengujian yang digunakan adalah jika p value 0,05, maka Ha diterima dan jika p value 0,05, maka Ha ditolak. 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Data Penelitian 4.1.1. Gambaran Umum Responden Data penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer yang diperoleh dengan menggunakan daftar pertanyaan kuesioner yang telah disebarkan melalui contact person kepada aparat Inspektorat Kabupaten Karo pada tanggal 05 Februari 2015. Sampai dengan batas akhir pengmbalian yakni tanggal 09 Februari 2015, dari 32 kuesioner yang disebarkan, kuesioner yang kembali sebanyak 20 kuesioner dan 12 kuesioner yang tidak kembali. Hal ini dikarenakan adanya pegawai yang cuti dan sedang keluar kota melakukan pendidikan pasca sarjana pada saat penyebaran kuesioner dilakukan, akibatnya perantara tidak sempat memberikan kuesioner sampai batas waktu yang ditentukan. Data demografi responden dalam tabel 4.1 di bawah ini menyajikan beberapa informasi umum mengenai kondisi responden yang ditemukan di lapangan. Tabel 4.1 berisi informasi yang disajikan, antara lain jenis kelamin, usia, masa kerja, golongan, tingkat pendidikan, dan diklat. Berdasarkan tabel tersebut, diketahui bahwa responden aparat laki-laki yaitu 55 dan responden perempuan 45. Selanjutnya responden dikelompokkan berdasarkan usia dan diketahui bahwa responden berusia 30 tahun yaitu sebanyak 5. Kemudian mereka yang berusia antara 30 - 40 tahun sebanyak 45. Sedangkan mereka yang 48 berusia 40 – 50 tahun sebanyak 25 dan yang berusia lebih dari 50 tahun sebanyak 25. TABEL 4.1 DEMOGRAFI RESPONDEN Sumber : Data primer diolah, 2015 Berdasarkan tingkat pendidikan, diketahui bahwa mayoritas responden adalah berpendidikan S1 yaitu sebanyak 75,0 15 orang. Kemudian mereka yang berpendidikan S2 sebanyak 10 2 orang , D3 sebanyak 5 1 orang , D1 Keterangan Jumlah orang Persentase Jenis Kelamin 1. Laki – laki 2. Perempuan 11 9 55 45 Usia 1. 30 tahun 2. 30 – 40 tahun 3. 40 – 50 tahun 4. 50 tahun 1 9 5 5 5 45 25 25 Tingkat Pendidikan 1. S2 2. S1 3. D3 4. D1 5.STM 2 15 1 1 1 10 75 5 5 5 Masa Kerja 1. 5 tahun 2. 5 – 10 tahun 3. 10 tahun 4 8 8 20 40 40 Golongan 1.IIB 2.IIIA 3.IIIB 4.IIIC 5.IIID 6.IVA 8.IVB 1 2 6 3 4 2 2 5 10 30 15 20 10 10 49 sebanyak 5 1 orang ,dan STM sebanyak 5 1 orang. Selanjutnya responden dikelompokkan berdasarkan masa kerja, diketahui bahwa masa kerja lebih dari 10 tahun adalah sebanyak 40 8 orang, yang memiliki masa kerja di bawah 5 tahun sebanyak 20 4 orang dan yang memiliki masa kerja 5-10 tahun 40 8 orang. Pada masa golongan jabatan responden menduduki golongan IIB – IVB, dimana responden mayoritas menduduki golongan IIIB sebanyak 6 orang. 4.1.2. Uji Kualitas Data 4.1.2.1. Uji Validitas Data penelitian yang telah terkumpul kemudian diolah untuk menguji kualitas data berupa uji validitas dan reliabilitas. Dari hasil uji validitas yang dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 22 menunjukkan bahwa koefisien korelasi pearson moment untuk setiap item butir pernyataan dengan skor total variabel kualitas audit Y, kompetensi X1, independensi X2, due professional care X3, akuntabilitas X4, dan fraud risk assessment X5 signifikan pada tingkat signifikansi 0,01 dan 0,05. Dengan demikian dapat diinterpretasikan bahwa setiap item indikator instrumen untuk kualitas audit tersebut valid. Secara ringkas hasil uji validitas variabel dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini. 50 TABEL 4.2 HASIL UJI VALIDITAS INSTRUMEN No. Item Koefisien Korelasi Butir Total Keterangan Kompetensi Independensi Due Professional Care Akuntabilitas Fraud Risk Assessment 1. 0,785 0,721 0,829 0,774 0,457 Valid 2. 0,736 0,705 0,770 0,817 0,684 Valid 3. 0,734 0,656 0,846 0,857 0,750 Valid 4. 0,716 0,671 0,698 0,923 0,692 Valid 5. 0,751 0,676 0,728 0,713 0,728 Valid 6. - - 0,511 0,780 0,720 Valid Sumber : Data primer diolah, 2015

4.1.2.2. Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan uji One Shot,artinya satu kali pengukuran saja dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lainnya atau dengan kata lain mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. Hasil perhitungan uji reliabilitas menunjukkan bahwa nilai Cronbach Alpha α untuk masing-masing variabel adalah lebih besar dari 0,60, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa item-item instrumen untuk masing-masing variabel adalah reliabel. Hasil uji reliabilitas secara rinci ditampilkan dalam tabel 4.3 berikut ini. 51 TABEL 4.3. HASIL UJI RELIABILITAS Variabel Cronbachs Alpha Based on Standardized Items N of Items Kompetensi 0,737 5 Independensi 0,712 5 Due Professional Care 0,822 6 Akuntabilitas 0,893 6 Fraud Risk Assessment 0,757 6 Kualitas Audit 0,834 6

4.1.3. Deskripsi Variabel Penelitian

Semua kuesioner yang sudah terkumpul ditabulasi untuk tujuan analisis data. Data yang ditabulasi adalah semua tanggapan atau jawaban responden atas setiap pertanyaan yang ada dalam kuesioner. Pertanyaan-pertanyaan berkaitan dengan variabel kompetensi, independensi, motivasi, dan kualitas audit aparat inspektorat daerah. Data hasil tabulasi diolah dengan menggunakan program SPSS versi 22 yang menghasilkan deskripsi statistik variabel penelitian seperti yang tampak pada tabel 4.4. 52 TABEL 4.4. TANGGAPAN RESPONDEN Variabel Penelitian Rentang Teoritis Rentang Aktual Rata-rata Teoritis Rata-rata Aktual Standar Deviasi Kompetensi 5 – 25 15 – 25 15 19,85 2,641 Independensi 5 – 25 7 - 20 15 14,35 3,066 Due Professional Care 6 – 30 22 - 30 18 25,30 2,452 Akuntabilitas 6 – 30 19 - 30 18 24,60 3,560 Fraud Risk Assessment 6 – 30 16 - 28 18 22,40 3,119 Kualitas Audit 6 – 30 22 - 29 18 24,55 2,139 Sumber : Data primer diolah, 2015 Dari tabel 4.4 tersebut dapat diketahui informasi tentang standar deviasi, rata- rata,serta rentang teoritis masing-masing pertanyaan dan rentang aktual dari masing masing responden. Secara rinci tabel 4.4 akan dijelaskan berikut ini :

4.1.3.1. Kompetensi

Variabel kompetensi diukur dengan menggunakan instrumen yang terdiri dari 5 pertanyaan. Seperti terlihat pada tabel 4.4, dari 20 responden dihasilkan rentang aktual 15 – 25, artinya tingkat kompetensi aparat yang kurang berada pada kisaran 15 dan tingkat kompetensi aparat yang lebih tinggi berada pada kisaran 25. Sedangkan rentang yang mungkin terjadi adalah antara 5 menunjukkan kompetensi yang paling rendah sampai 25 menunjukkan kompetensi yang paling tinggi. Rata-rata aktual mean tingkat kompetensi untuk seluruh responden adalah 19,85 sedangkan rata-rata teoritisnya adalah 15. Karena rata-rata aktual 53 lebih tinggi daripada rata-rata teoritis, dapat disimpulkan bahwa aparat cenderung memiliki kompetensi yang tinggi. Standar deviasi menunjukkan ukuran variasi data terhadap mean jarak rata-rata data terhadap mean. Standar deviasi untuk variabel kompetensi adalah sebesar 2,641. Hal ini berarti bahwa variansi data relatif lebih kecil karena standar deviasi lebih kecil dari mean.

4.1.3.2. Independensi

Variabel independensi diukur dengan menggunakan instrumen yang terdiri dari 5 pertanyaan. Seperti terlihat pada tabel 4.4, dari 20 responden dihasilkan rentang aktual 7 – 20, artinya tingkat independensi aparat yang kurang berada pada kisaran 7 dan tingkat independensi aparat yang lebih tinggi berada pada kisaran 20. Sedangkan rentang yang mungkin terjadi adalah antara 5 menunjukkan independensi yang paling rendah sampai 25 menunjukkan independensi yang paling tinggi. Rata-rata aktual mean tingkat independensi untuk seluruh responden adalah 14,35 sedangkan rata-rata teoritisnya adalah 15. Karena rata-rata aktual lebih tinggi daripada rata-rata teoritis, dapat disimpulkan bahwa aparat cederung memiliki independensi yang tinggi. Standar deviasi menunjukkan ukuran variasi data terhadap mean jarak rata-rata data terhadap mean. Standar deviasi untuk variabel independensi adalah sebesar 3,066. Hal ini berarti bahwa variansi data relatif lebih kecil karena standar deviasi lebih kecil dari mean. 54

4.1.3.3. Due Professional Care

Variabel Due Professional Care diukur dengan menggunakan instrumen yang terdiri dari 6 pertanyaan. Seperti terlihat pada tabel 4.4, dari 20 responden dihasilkan rentang aktual 22 – 30, artinya tingkat Due Professional Care aparat yang kurang berada pada kisaran 22 dan tingkat Due Professional Care aparat yang lebih tinggi berada pada kisaran 30. Sedangkan rentang yang mungkin terjadi adalah antara 6 menunjukkan Due Professional Care yang paling rendah sampai 30 menunjukkan Due Professional Care yang paling tinggi. Rata-rata aktual mean tingkat Due Professional Care untuk seluruh responden adalah 25,30 sedangkan rata-rata teoritisnya adalah 18. Karena rata-rata aktual lebih tinggi daripada rata-rata teoritis, dapat disimpulkan bahwa aparat cenderung memiliki Due Professional Care yang tinggi. Standar deviasi menunjukkan ukuran variasi data terhadap mean jarak rata-rata data terhadap mean. Standar deviasi untuk variabel Due Professional Care adalah sebesar 2,452. Hal ini berarti bahwa variansi data relatif lebih kecil karena standar deviasi lebih kecil dari mean.

4.1.3.4. Akuntabilitas

Variabel akuntabilitas diukur dengan menggunakan instrumen yang terdiri dari 6 pertanyaan. Seperti terlihat pada tabel 4.4, dari 20 responden dihasilkan rentang aktual 19 – 30, artinya tingkat akuntabilitas aparat yang kurang berada pada kisaran 19 dan tingkat akuntabilitas aparat yang lebih tinggi berada pada kisaran 30. Sedangkan rentang yang mungkin terjadi adalah antara 6 menunjukkan akuntabilitas yang paling rendah sampai 30 menunjukkan 55 akuntabilitas yang paling tinggi. Rata-rata aktual mean tingkat independensi untuk seluruh responden adalah 24,60 sedangkan rata-rata teoritisnya adalah 18. Karena rata-rata aktual lebih tinggi daripada rata-rata teoritis, dapat disimpulkan bahwa aparat cederung memiliki akuntabilitas yang tinggi. Standar deviasi menunjukkan ukuran variasi data terhadap mean jarak rata-rata data terhadap mean. Standar deviasi untuk variabel akuntabilitas adalah sebesar 3,560. Hal ini berarti bahwa variansi data relatif lebih kecil karena standar deviasi lebih kecil dari mean.

4.1.3.5. Fraud Risk Assessment

Variabel Fraud Risk Assessment diukur dengan menggunakan instrumen yang terdiri dari 6 pertanyaan. Seperti terlihat pada tabel 4.4, dari 20 responden dihasilkan rentang aktual 16 – 28, artinya tingkat Fraud Risk Assessment aparat yang kurang berada pada kisaran 16 dan tingkat Fraud Risk Assessment aparat yang lebih tinggi berada pada kisaran 28. Sedangkan rentang yang mungkin terjadi adalah antara 6 menunjukkan Fraud Risk Assessment yang paling rendah sampai 30 menunjukkan Fraud Risk Assessment yang paling tinggi. Rata-rata aktual mean tingkat Fraud Risk Assessment untuk seluruh responden adalah 22,40 sedangkan rata-rata teoritisnya adalah 18. Karena rata-rata aktual lebih tinggi daripada rata-rata teoritis, dapat disimpulkan bahwa aparat cenderung memiliki Fraud Risk Assessment yang tinggi. Standar deviasi menunjukkan ukuran variasi data terhadap mean jarak rata-rata data terhadap mean. Standar deviasi untuk variabel kompetensi adalah 56 sebesar 3,119. Hal ini berarti bahwa variansi data relatif lebih kecil karena standar deviasi lebih kecil dari mean.

4.1.3.6. Kualitas Audit

Variabel kualitas audit diukur dengan menggunakan instrumen yang terdiri dari 6 pertanyaan. Seperti terlihat pada tabel 4.4, dari 20 responden dihasilkan rentang aktual 22 – 29, artinya tingkat kualitas audit aparat yang kurang berada pada kisaran 22 dan tingkat kualitas audit aparat yang lebih tinggi berada pada kisaran 29. Sedangkan rentang yang mungkin terjadi adalah antara 6 menunjukkan kualitas audit yang paling rendah sampai 30 menunjukkan kualitas audit yang paling tinggi. Rata-rata aktual mean tingkat kompetensi untuk seluruh responden adalah 24,55 sedangkan rata-rata teoritisnya adalah 18. Karena rata-rata aktual lebih tinggi daripada rata-rata teoritis, dapat disimpulkan bahwa aparat cenderung memiliki kompetensi yang tinggi. Standar deviasi menunjukkan ukuran variasi data terhadap mean jarak rata-rata data terhadap mean. Standar deviasi untuk variabel kualitas audit adalah sebesar 2,139. Hal ini berarti bahwa variansi data relatif lebih kecil karena standar deviasi lebih kecil dari mean. 4.2. Hasil Penelitian dan Pembahasan 4.2.1. Uji Asumsi Klasik

Dokumen yang terkait

PengaruhKompetensi, Independensi, Due Professional Care, Akuntabilitas, dan Fraud Risk Assessment Aparat Inspektorat terhadap Kualitas Audit dalam mewujudkan Good Governance di Kabupaten Karo

10 84 123

PENGARUH INDEPENDENSI, KOMPETENSI, PENGALAMAN, DUE Pengaruh Independensi, Kompetensi, Pengalaman, Due Professional Care, Dan Akuntabilitas Terhadap Kualitas Audit ( Studi Empiris Kantor Inspektorat Eks Karisidenan Surakarta ).

0 2 20

PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, AKUNTABILITAS, PENGALAMAN, DUE PROFESSIONAL CARE DAN MOTIVASI Pengaruh kompetensi, independensi, akuntabilitas,pengalaman, due professional care dan motivasi terhadap kualitas audit.

0 3 14

PENDAHULUAN Pengaruh kompetensi, independensi, akuntabilitas,pengalaman, due professional care dan motivasi terhadap kualitas audit.

0 3 8

PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, AKUNTABILITAS, PENGALAMAN, DUE PROFESSIONAL CARE DAN MOTIVASI Pengaruh kompetensi, independensi, akuntabilitas,pengalaman, due professional care dan motivasi terhadap kualitas audit.

0 3 19

Pengaruh independensi, pengalaman, due professional care dan akuntabilitas terhadap kualitas audit.

0 2 97

PengaruhKompetensi, Independensi, Due Professional Care, Akuntabilitas, dan Fraud Risk Assessment Aparat Inspektorat terhadap Kualitas Audit dalam mewujudkan Good Governance di Kabupaten Karo

0 0 25

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori - PengaruhKompetensi, Independensi, Due Professional Care, Akuntabilitas, dan Fraud Risk Assessment Aparat Inspektorat terhadap Kualitas Audit dalam mewujudkan Good Governance di Kabupaten Karo

0 1 26

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - PengaruhKompetensi, Independensi, Due Professional Care, Akuntabilitas, dan Fraud Risk Assessment Aparat Inspektorat terhadap Kualitas Audit dalam mewujudkan Good Governance di Kabupaten Karo

0 0 8

PengaruhKompetensi, Independensi, Due Professional Care, Akuntabilitas, dan Fraud Risk Assessment Aparat Inspektorat terhadap Kualitas Audit dalam mewujudkan Good Governance di Kabupaten Karo

0 0 14