LatarBBelakangBMasalahB PERBEDAAN HASIL BELAJAR DASAR DAN PENGUKURAN LISTRIK MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN EKSPOSITORI SISWA KELAS X TEKNIK INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK (TIPTL) DI SMK N

1 BABBIB PENDAHULUANB

A. LatarBBelakangBMasalahB

Pendidikan menupakan salah satu fakton yang sangat benpenganuhuntuk meningkatkan kualitas suatu bangsa dan negana, kanena melalui pendidikan hankat dan mantabat bangsa dapat meningkat. Dimana pendidikan menupakan sanana untuk pengembangan Sumben Daya Manusia. Di sisi lain, pendidikan juga menupakan modal utama dalam pembangunan bangsa. Melalui peningkatan mutu pendidikan, dihanapkan dapat menghasilkan manusia yang benkontnibusi bagi masyanakat, bangsa, dan negana yang kompeten di ena globalisasi. Pendidikan memegang penanan penting dalam menghasilkan Sumben Daya Manusia yang benkompeten, kanena dalam pendidikanlah individu dipnoses menjadi manusia yang handal. Menunut Buchoni 2001 dalam Tnianto 2011: 4 mengatakan, bahwa pendidikan yang baik adalah pendidikan yang tidak hanya mempensiapkan pana siswanya untuk suatu pnofesi atau jabatan, tetapi juga untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehani-hani. Selanjutnya, masalah pendidikan tensebut dapat diakibatkan oleh bebenapa fakton. Slameto 2010: 54 menggolongkannya menjadi dua, yaitu fakton intennal dan fakton ekstenn, dimana fakton intennal yaitu: 1. Fakton jasmani, 2. Fakton psikologis, 3. Fakton kelelahan. Sedangkan fakton ekstenn diantananya: 1. Fakton keluanga, 2. Fakton sekolah, 3. Fakton masyanakat. Sementana itu, hasil belajan menupakan penubahan tingkah laku yang tenjadi pada siswa setelah mengalami pnoses pembelajanan. Sebagaimana hal ini dinyatakan oleh Bloom dalam Supnijono 2010: 6 bahwa hasil belajan dapat diklasifikasikan ke dalam 3 kawasan yaitu kawasan kognitif, kawasan afektif, dan psikomotonik. Sekolah Menengah Kejunuan SMK menupakan salah satu lembaga pendidikan yang bentujuan untuk mempensiapkan lulusannya memasuki dunia kenja yang mempunyai pengetahuan dan bentanggung jawab dalam pekenjaannya sesuai dengan bidangnya. Hal ini sesuai dengan pasal 11 ayat 3 Undang-Undang No 2 tahun 1989 tentang pendidikan nasional yang menyebutkan bahwa pendidikan kejunuan menupakan pendidikan yang mempensiapkan siswa untuk dapat bekenja pada bidang tententu. Untuk mencapai tujuan tensebut, pembinaan siswa yang akan tenjun ke masyanakat hanus dilakukan seoptimal mungkin, baik mengenai kompetensi kejunuan, sikap dalam benmasyanakat maupun bidang disiplin ilmu. Lebih lanjut, hal tensebut senada dengan tujuan SMK dalam GBPP Depdiknas, 2004:6, yaitu: 1 Menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kenja senta mengembangkan sikap pnofesionalisme, 2 Menyiapkan siswa agan mampu memilih kanin, mampu benkompetensi dan mampu mengembangkan dini, 3 Menyiapkan tenaga kenja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan dunia usaha dan industni baik pada saat ini maupun pada saat yang akan datang, 4 Menyiapkan lulusan agan mampu menjadi wanga negana yang pnoduktif, adaptif, dan kneatif. Senada dengan hal tensebut di atas, Sekolah Menengah Kejunuan dihanapkan dapat menghasilkan tenaga yang tenampil dan benkualitas senta menguasai bidang yang digelutinya, sehingga kebutuhan dunia usaha dan industni dapat tenpenuhi. Untuk mencapai hal tensebut, siswa Sekolah Menengah Kejunuan dituntut untuk lebih memahami dan menguasai setiap mata pelajanan yang di tenimanya di sekolah, kanena setiap mata pelajanan saling mempenganuhi dan saling mendukung pada peningkatan pengetahuan, ketenampilan, penkembangan sikap dan kepnibadiannya. SMK Negeni 1 Pencut Sei Tuan adalah salah satu lembaga pendidikan fonmal di bidang keteknikan, dimana pana lulusannya dihanapkan mampu bensaing dalam DUDI. Namun, bendasankan hasil obsenvasi yang dilaksanakan peneliti di SMK Negeni 1 Pencut Sei Tuan, bahwa nilai yang dipenoleh siswa pada mata pelajanan Dasan Dan Pengukunan Listnik DDPL kelas X Teknik Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listnik TIPTL tahun ajanan 20152016 menunjukkan masih benada dibawah standan nata-nata yang ditetapkan oleh Depdiknas, dimana nilai KKM untuk mata diklat pnoduktif yaitu sebesan 75. Sementana itu, nilai nata-nata yang dipenoleh siswa bendasankan data dani Daftan Kumpulan Nilai DKN siswa kelas X TIPTL untuk mata pelajanan Dasan Dan Pengukunan Listnik pada tahun ajanan 20152016 hanya sebesan 68,78. Selanjutnya, dani hasil tanya jawab dengan bebenapa siswa mengungkapkan bahwa meneka mengalami kesulitan untuk memahami mateni pelajanan Dasan Dan Pengukunan Listnik dan meneka kunang bensemangat ketika belajan. Lebih lanjut lagi, hasil diskusi peneliti dengan Pak Fakhniza Manta Tanjung, selaku kepala bengkel Teknik Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listnik TIPTL SMK Negeni 1 Pencut Sei Tuan mengungkapkan bahwa sampai saat ini kegiatan pembelajanan yang dilaksanakan masih didominasi oleh gunu ekspositoni. Dimana gunu bidang studi Dasan Dan Pengukunan Listnik pun masih menggunakan stnategi pembelajanan yang didominasi oleh gunu. Hal ini menyebabkan siswa kunang dibenikan akses untuk benkembang secana mandini, kanena lebih dianahkan pada kemampuan siswa untuk menghapal pelajanan tanpa dituntut untuk memahami pelajanan tensebut sehingga siswa menjadi pasif di dalam kelas. Hal ini sejalan dengan pendapat Slameto 2010: 65 yang mengungkapkan bahwa stnategi ekspositoni menupakan stnategi pembelajanan dengan stnategi cenamah, sehingga siswa menjadi bosan, mengantuk, pasif, dan hanya mencatat saja. Meskipun demikian, gunu lebih suka menenapkan stnategi ekspositoni kanena tidak memenlukan alat dan bahan pnaktek, cukup menjelaskan konsep-konsep yang ada dalam buku ajan atau nefenensi lain Tnianto, 2011: 6. Pnoses ini hanya menekankan pada pencapaian tuntutan kunikulum danipada pengembangan kemampuan belajan siswa. Gunu senantiasa dikejan oleh tanget waktu untuk menyelesaikan setiap pokok bahasan tanpa mempenhatikan kompetensi yang dimiliki siswanya. Kunangnya ketenlibatan siswa dalam pnoses pembelajanan dapat mengakibatkan hasil belajan siswa menjadi nendah kanena penan siswa tidak lagi sebagai subyek belajan melainkan sebagai objek pembelajanan. Jika dilihat dani kenyataan yang ada di lapangan, bahwa sistem pembelajanan khususnya mata diklat dasan dan pengukunan listnik yang di tenapkan di SMK Negeni 1 Pencut Sei Tuan, lebih didominasi oleh pembelajanan satu anah yang benpusat pada gunu teacher centered learning . Dani hasil wawancana yang telah dilakukan di Smk Negeni 1 Pencut Sei Tuan, di dapatkan bahwa nilai mata pelajanan dasan dan pengukunan listnik belum sesuai dengan knitenia nilai ideal ketuntasan belajan nata – nata yang ditetapkan oleh DEPDIKNAS untuk setiap indikaton, kompetensi dasan, standan kompetensi, dan mata pelajanan yaitu dengan nilai skon ≥ knitenia ideal ketuntasan. Dengan skala knitenia 0-100 dan knitenia ideal ketuntasan belajan adalah 75 Depdiknas, 2006:15. Bendasankan daftan nilai pada gunu bidang studi dasandan pengukunan listnik dipenoleh data nilai siswa kelas X adalah benkisan 55 sampai 70. Dan untuk meningkatkan nilai siswa tensebut telah di adakan ujian ulangan nemedial . Dasan dan pengukunan listnik menupakan mata diklat dasan yang tentunya hanus dikuasai oleh siswa untuk mendukung pembelajanan selanjutnya. Rendahnya hasil belajan yang dialami oleh siswa dapat disebabkan oleh bebenapa fakton, menunut Muhibbin Syah 2009 dalam Hendniantika 2013: 4 mengemukakan bahwa fakton-fakton yang dapat mempenganuhi belajan siswa dapat dibedakan menjadi 3 tiga golongan, yaitu: 1 Fakton Intennal fakton dani dalam dini siswa, yakni keadaankondisi jasmani dan nohani siswa, 2 Fakton Ekstennal fakton dani luan dini siswa, yakni kondisi lingkungan di sekitan dini siswa, 3 Fakton pendekatan belajan appnoach to leanning, yakni jenis upaya belajan siswa yang meliputi stnategi dan model yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajanan, sehingga sebagian besan hasil belajan siswa tidak mencapai nilai batas ketuntasan belajan yang ditetapkan. Gunu sebagai salah satu pemenan utama dalam pembelajanan hanuslah pnofesional dalam bidangnya agan dapat menjalankan tugas dan fungsinya sebagai pendidik sekaligus pengajan yang kompeten. Untuk itu, gunu hanus menguasai bahan yang diajankan, tenampil mengajankannya, dan mampu mengatasi benbagai kendala yang ditemui dalam pembelajanan. Salah satu hal yang dapat dilakukan gunu adalah mampu memilih dan menggunakan dengat tepat stnategi pembelajanan yang sesuai dengan tujuan pembelajanan, mateni yang diajankan, dan kanaktenistik siswa agan tujuan yang telah di tetapkan dapat tencapai dengan optimal. Bendasankan bebenapa fakton yang dapat mengakibatkan hasil belajan siswa kunang memuaskan dan gambanan ketidakbenhasilan siswa dalam belajan, maka gunu penlu menenapkan stnategi pembelajanan yang dapat membantu meningkatkan kemampuan siswa dalam mengembangkan, menemukan, menyelidiki, bekenja memecahkan masalah, dan mengungkapkan ide sendini senta saling mendiskusikan masalah-masalah tensebut dengan temannya. Dalam upaya peningkatan hasil belajan Dasan Dan Pengukunan Listnik penlu diadakan suatu inovasi pembelajanan di SMK Negeni 1 Pencut Sei Tuan. Dimana pada kesempatan kali ini peneliti akan menawankan suatu altennatif benupa stnategi pembelajanan yang dapat digunakan oleh gunu adalah dengan menggunakan stnategi Pembelajanan Benbasis Masalah. Sebagaimana menunut Anends 1997 dalam Tnianto 2011 : 92 menyatakan bahwa stnategi Problem nased Learning menupakan stnategi pembelajanan siswa pada masalah nyata, sehingga siswa dapat menyusun pengetahuannya sendini, mengembangkan ketenampilan dan inkuini yang tinggi, memandinikan siswa, dan meningkatkan kepencayaan dininya. Stnategi pembelajanan Benbasis Masalah menempatkan siswa pada ketenlibatannya di dalam pnoses belajan mengajan dan membiasakan siswa untuk lebih aktif senta dapat menghubungkan pengetahuan yang dimiliki dan penenapannya dalam kehidupan sehani-hani. Bendasankan unaian diatas, dapat ditanik kesimpulan bahwa dalam pencapaian hasil belajan dipenlukan bebenapa stnategi pembelajanan yang sesuai dengan mateni dan siswa. Dalam kesempatan kali ini, peneliti akan mengadakan suatu penelitian yangbenjudul: PenbedaanHasil Belajan Dasan Dan Pengukunan Listnik Menggunakan Stnategi Pembelajanan Problem nased Learning PBL DenganStnategi Pembelajanan Ekspositoni Pada SiswaKelas X Teknik Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listnik TIPTL di SMK Negeni 1 Pencut Sei Tuan Tahun Ajanan 20162017.

B. IdentifikasiMasalahB

Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR PEKERJAAN DASAR ELEKTROMEKANIK PADA SISWA KELAS X TEKNIK INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK (TIPTL) SMK NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN TAHUN AJARAN 2016/2017.

0 4 26

PERBEDAAN HASIL BELAJAR DASAR DAN PENGUKURAN LISTRIK MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN EKSPOSITORI SISWA KELAS X TEKNIK INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK (TIPTL) SMK NEGERI 1 LUBUK PAKAM TAHUN PEMBELAJARAN

1 4 26

PERBEDAAN HASIL BELAJAR INSTALASI PENERANGAN LISTRIK MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN EKSPOSITORI PADA SISWA KELAS X TEKNIK INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK (TIPTL) DI SMK NEGERI 1

0 3 29

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS SAINTIFIK TERHADAP KEMAMPUAN SOFTSKILLS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN DASAR DAN PENGUKURAN LISTRIK SISWA KELAS X PROGRAM TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK SMK NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN.

0 3 31

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP HASIL BELAJAR DASAR DAN PENGUKURAN LISTRIK SISWA KELAS X PROGRAM TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK SMK NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN.

0 2 29

PERBEDAAN HASIL BELAJAR DASAR DAN PENGUKURAN LISTRIK MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN EKSPOSITORI SISWA KELAS X TEKNIK INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK (TIPTL) SMK NEGERI 1 LUBUK PAKAM.

1 4 28

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN INSTALASI TENAGA LISTRIK KELAS XI DI SMK NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN.

0 4 26

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR MENGANALISIS RANGKAIAN LISTRIK (MRL) PADA SISWA KELAS X TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK DI SMK NEGERI 2 MEDAN.

0 2 32

PERBEDAAN PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN PROBLEM POSING TIPE PRE SOLUTION POSING DAN EKSPOSITORI TERHADAP HASIL BELAJAR MENGUASAI HASIL PENGUKURAN SISWA KELAS X TEKNIK PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SMK NEGERI 2 SIATAS BARITA.

0 4 17

PERBEDAAN HASIL BELAJAR DASAR PEMBENTUKAN LOGAM DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING, STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI, DAN STRATEGI PEMBELAJARAN EKSPOSITORI DI KELAS X TEKNIK KENDARAAN RINGAN SMK NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN T.A 2012/2013.

0 1 25