16 meningkatkan proses berfikir. Evaluasi dapat menggambarkan kemajuan anak,
prestasinya, hasil rata-ratanya, tetapi dapat juga menjadi bahan umpan balik bagi guru. Demikian guru dapat meneliti dirinya dan berusaha memperbaiki
dalam perencanaan maupun teknik penyajian. Seorang guru hendaknya senantiasa membangkitkan perhatian dan
mengaktifkan siswa dalam proses belajar. Siswa diajari untuk bersosialisasi dengan bekerja di dalam kelompok untuk dapat meningkatkan cara berfikir dalam
memecahkan masalah. Guru yang mengajar di depan kelas harus memegang prinsip-prinsip mengajar dan harus dilaksanakan seefektif mungkin, sehingga guru
tidak asal dalam mengajar.
3. Pendekatan Ketrampilan Proses
Di dalam proses belajar-mengajar perlu adanya suatu pendekatan belajar. Pendekatan menurut Margono 1998:39 adalah “Pendekatan adalah jalan atau
arah yang ditempuh oleh guru atau siswa dalam mencapai tujuan pengajaran, dilihat dari sudut bagaimana materi itu disusun dan disajikan”. Jadi pendekatan
yang digunakan guru yang satu dengan yang lainnya tidak sama. Ada beberapa pendekatan pengajaran yang dapat digunakan dalam proses
belajar-mengajar, yang penerapannya harus disesuaikan dengan materi dan persediaan alat-alat di laboratorium serta alokasi waktu. Pendekatan pengajaran
tersebut antara lain pendekatan discovery, pendekatan inquiry, pendekatan konsep, pendekatan keterampilan proses, pendekatan konstruktivisme, pendekatan
deduktif dan pendekatan induktif. Dalam hal ini hanya akan diuraikan tentang pendekatan ketrampilan proses.
“Pendekatan ketrampilan proses adalah suatu pendekatan pengajaran yang menekankan pada keterlibatan siswa pada kegiatan-kegiatan dalam
penyusunan atau penemuan konsep sendiri” Margono, 1998:42. Conny Semiawan, A.F. Tangyong, S. Belen, Yulaelawati Matahelemual, dan Wahjudi
Suseloardjo 1992:18 mengatakan bahwa “Dengan mengembangkan ketrampilan memproseskan perolehan, anak akan mampu menemukan dan mengembangkan
sendiri fakta dan konsep serta menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai
17 yang dituntut”. Ketrampilan-ketrampilan yang dikutip dari Conny Semiawan et al
1992:19-33, rangkumannya adalah sebagai berikut : a.
Observasi Atau Pengamatan Melalui pengamatan, siswa belajar tentang dunia di sekitar kita.
Informasi yang kita peroleh dapat menuntun keingintahuan, mempertanyakan, memikirkan, melakukan interpretasi tentang lingkungan kita dan meneliti lebih
lanjut. Di dalam observasi tercakup seperti kegiatan menghitung, mengukur, klasifikasi, maupun mencari hubungan antara ruang dan waktu.
b. Pembuatan Hipotesis
Penyusunan hipotesis adalah salah satu kunci pembuka tabir penemuan berbagai hal baru. Semakin banyak pemberian latihan pada anak, maka akan
semakin terampil menyusun hipotesis yang lebih jitu dan terarah. c.
Perencanaan Eksperimen Dalam perencanaan eksperimen, perlu ditentukan alat dan bahan yang
digunakan, obyek yang akan diteliti, faktor atau variabel yang perlu diperhatikan, kriteria keberhasilan, cara dan langkah kerja, serta bagaimana mencatat dan
mengolah data untuk menarik kesimpulan. d.
Pengendalian Variabel Variabel adalah faktor yang berpengaruh. Para guru dapat melatih anak-
anak dalam mengendalikan variabel. Sebagai contoh, untuk membuktikan bahwa tanaman jagung yang diberi pupuk akan lebih cepat tumbuh, anak-anak perlu
melakukan percobaan dengan menanam beberapa bibit jagung yang sama pada beberapa tempat yang berbeda dengan jenis tanah yang sama, disirami dengan air
dalam jumlah yang sama dengan frekuensi yang sama. Pengendalian variabel adalah aktivitas yang dipandang sulit, namun sebenarnya tidak sesulit seperti yang
kita bayangkan, yang penting adalah bagaimana guru menggunakan kesempatan yang tersedia untuk melatih anak mengontrol dan memperlakukan variabel.
e. Interpretasi Data
Interpretasi data merupakan ketrampilan untuk dapat menafsirkan data. Data yang dikumpulkan melalui observasi, penghitungan, pengukuran,
18 eksperimen, atau penelitian sederhana dapat dicatat atau disajikan dalam berbagai
bentuk seperti tabel dan grafik. f.
Kesimpulan Sementara Data yang dikumpulkan dari hasil eksperimen dibuat kesimpulan
sementara berdasarkan informasi yang dimiliki sampai suatu waktu tertentu. Kesimpulan tersebut bukan merupakan akhir, hanya merupakan kesimpulan
sementara yang dapat diterima sampai saat itu. g.
Peramalan Para ilmuwan sering membuat ramalan atau prediksi berdasarkan hasil
observasi, pengukuran, atau penelitian yang memperlihatkan kecenderungan gejala tersebut. Para guru dapat melatih anak-anak dalam membuat peramalan
kejadian-kejadian yang akan datang berdasarkan pengetahuan, pengalaman, atau data yang dikumpulkan.
h. Penerapan Aplikasi
Aplikasi adalah suatu bentuk pendekatan dari suatu ide atau konsep. Jadi ketrampilan aplikasi adalah ketrampilan menerapkan dan mempergunakan
konsep-konsep atau pengetahuan yang telah dimiliki siswa ke dalam situasi baru. i.
Komunikasi Mengkomunikasikan dapat diartikan sebagai penyampaian perolehan
fakta, konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan dalam bentuk suara, dan atau secara visual. Para guru perlu melatih anak dalam ketrampilan ini. Misalnya dengan
membuat gambar, model, tabel, diagram, grafik atau histogram, dan lain sebagainya.
Ada beberapa alasan yang melandasi perlunya diterapkan pendekatan ketrampilan proses dalam kegiatan belajar-mengajar sehari-hari yang dirangkum
dari Conny Semiawan et al 1992:14-16 adalah : 1
Perkembangan ilmu pengetahuan berlangsung cepat sehingga tak mungkin lagi para guru mengajarkan semua fakta dan konsep kepada siswa.
2 Para ahli psikologi umumnya sependapat bahwa anak-anak mudah memahami
konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai dengan contoh-contoh kongkret.
19 3
Penemuan ilmu pengetahuan tidak bersifat mutlak, penemuannya bersifat relatif, sehingga anak perlu dibina berfikir dan bertindak secara kreatif.
4 Dalam proses belajar mengajar seyogyanya pengembangan konsep tidak
dilepaskan dari pengembangan sikap dan nilai dari diri siswa. Ada beberapa kelebihan dari pendekatan ketrampilan proses yang
dikemukakan oleh Margono 1998:43 antara lain : 1
Memberi bekal bagaimana cara memperoleh pengetahuan sehingga dapat menerapkan pengetahuan yang dapat menyiapkan siswa untuk
masa depan.
2 Merupakan pendekatan yang kreatif karena para siswa aktif melakukan
kegiatan ilmiah sendiri sehingga dapat meningkatkan cara berfikir dan cara mendapatkan pengetahuan.
Kelemahan pendekatan ketrampilan proses, antara lain : 1
Memerlukan waktu banyak. 2
Memerlukan fasilitas yang cukup. 3
Kesulitan dalam merumuskan masalah, dalam menyusun hipotesis, dalam menentukan data, dalam pengolahan data yang tersedia, dan dalam menarik
kesimpulan. Jadi kelemahan pendekatan ketrampilan proses selain dari segi waktu dan
kesiapan alat siswa harus benar-benar memahami ketrampilan-ketrampilan dalam merumuskan masalah, menyusun hipotesis, menentukan dan mengolah data,
sampai pada menarik kesimpulan.
4. Metode Mengajar