Instrumen Tes Kemampuan Kognitif Fisika

57 Variabel Jumla h No item Jumlah uji coba 40 1-40 Valid 36 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 38, 39, dan 40 Invalid 4 5, 15, 30, dan 37 Reliabilitas sangat tinggi 0,864 - Item yang digunakan 36 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 38, 39, dan 40 Item yang tidak digunakan 4 5, 15, 30, dan 37

2. Instrumen Tes Kemampuan Kognitif Fisika

Sebelum digunakan untuk mengambil data, instrumen tes terlebih dahulu diuji cobakan. Uji coba instrumen tes meliputi uji validitas, reliabilitas, daya pembeda dan taraf kesukaran tes. a. Validitas Sebuah tes valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Teknik yang digunakan untuk menentukan validitas item tes obyektif pilihan ganda dan esai adalah dengan menggunakan teknik korelasi point Biserial dengan rumus : q p St Mt Mp γ pbi - = Suharsimi Arikunto, 2008 : 79 Keterangan : γ pbi : koefisien korelasi biserial 58 Mp : rerata skor dari subyek yang menjawab benar bagi item yang dicari validitasnya Mt : rerata skor total St : standar deviasi dari skor total p : proporsi siswa yang menjawab benar siswa seluruh jumlah benar menjawab yang siswa jumlah : q : proporsi siswa yang menjawab salah q = 1 – p Kriteria : tabel pbi γ γ ³ : soal valid tabel pbi γ γ : soal tidak valid invalid b. Reliabilitas Reliabilitas sering diartikan dengan keajegan suatu tes apabila diteskan kepada subyek yang sama dalam waktu yang berlainan atau kepada subyek yang tidak sama pada waktu yang sama. Untuk menghitung reliabilitas digunakan rumus yang dikemukakan oleh Kuder dan Richardson yang dihitung dengan menggunakan rumus K-R 20, sebagai berikut : ú û ù ê ë é - úû ù êë é - = 2 2 11 S Σpq S 1 n n r Suharsimi Arikunto, 2008 : 100 Keterangan : r 11 : reliabilitas tes secara keseluruhan p : proporsi subyek yang menjawab item dengan benar q : proporsi subyek yang menjawab item dengan salah q = 1-p Σpq : jumlah hasil perkalian antara p dan q n : banyaknya item S : standar deviasi dari tes 59 Hasil perhitungan tingkat reliabilitas tersebut kemudian dikonsultasikan dengan tabel r product moment. Apabila harga r 11 r tabel , maka dapat ditarik kesimpulan bahwa instrumen reliabel. Kriteria nilai reliabilitas : 0,8 £ 11 r 1 : sangat tinggi 0,6 £ 11 r 0,8 : tinggi 0,4 £ 11 r 0,6 : cukup 0,2 £ 11 r 0,4 : rendah 0,0 £ £ 11 r 0,2 : sangat rendah c. Daya Pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai kemampuan tinggi dengan siswa yang kurang pandai kemampuan rendah. Untuk menghitung daya pembeda setiap soal, dapat digunakan rumus sebagai berikut : B A B B A A P P J B J B D - = - = Suharsimi Arikunto, 2008 : 213 keterangan : J : jumlah peserta tes J A : banyaknya siswa kelompok atas J B : banyaknya siswa kelompok bawah B A : banyaknya siswa kelompok atas yang menjawab benar B B : banyaknya siswa kelompok bawah yang menjawab benar P A : proporsi siswa kelompok atas yang menjawab benar P B : proporsi siswa kelompok bawah yang menjawab benar Daya pembeda nilai D diklsifikasikan sebagi berikut : soal dengan 0,00 £ D £ 0,20 adalah jelek soal tidak dipakai soal dengan 0,20 D £ 0,40 adalah cukup soal dipakai soal dengan 0,40 D £ 0,70 adalah baik soal dipakai 60 soal dengan 0,70 D £ 1,00 adalah baik sekali soal dipakai d. Taraf Kesukaran Soal yang baik untuk alat ukur prestasi adalah soal yang mempunyai taraf kesukaran yang memadai, dalam arti soal tidak terlalu sulit dan tidak terlalu mudah. Untuk menentukan taraf kesukaran dari tiap-tiap item soal digunakan rumus Js B P = Suharsimi Arikunto, 2008 : 208 keterangan : P : indeks kesukaran B : banyaknya siswa yang menjawab soal betul Js : jumlah seluruh siswa peserta tes Menurut ketentuan indeks kesukaran sering terjadi klasifikasi sebagai berikut : 1 Soal sukar jika : 0,00 £ P £ 0,30 soal dipakai jika valid dan mempunyai daya pembeda minimal cukup 2 Soal sedang jika : 0,30 P £ 0,70 soal dipakai 3 Soal mudah jika : 0,70 P £ 1,00 soal dipakai Tabel 3.3. Keadaan Soal Variabel Juml ah No item Jumlah uji coba 40 1-40 Valid 35 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 61 31, 32, 33, 34, 35, 36, 38, dan 39 Invalid 5 6, 10, 23, 37, dan 40 Reliabilitas sangat tinggi 0,84 1 - Daya Pembeda Baik Sekali 2 26 dan 27 Daya pembeda baik 16 1, 3, 4, 5, 8, 12, 14, 15, 17, 19, 20, 24, 28, 29, 38, dan 39 Daya pembeda cukup 17 2, 7, 9, 11, 13, 16, 18, 21, 22, 25, 30, 31, 32, 33, 34, 35, dan 36 Daya pembeda jelek 5 6, 10, 23, 37, dan 40 Soal layak pakai diambil 35 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 38, dan 39 Soal tidak layak pakai drop 5 6, 10, 23, 37, dan 40

G. Teknik Analisis Data

Dokumen yang terkait

Pembelajaran fisika dengan pendekatan induktif melalui metode eksperimen dan demonstrasi pada pokok bahasan kalor ditinjau dari kemampuan awal siswa SMA kelas x

0 12 126

PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING DAN KETRAMPILAN PROSES DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR FISIKA SISWA SMP

1 14 115

PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI MELALUI PENDEKATAN QUANTUM DAN KETRAMPILAN PROSES DITINJAU DARI PEMBERIAN TUGAS DI SMP

0 3 113

PENGARUH PENGGUNAAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF FISIKA DITINJAU DARI KEAKTIFAN SISWA DI SMP KELAS VIII TAHUN AJARAN 2008 2009

0 3 99

PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI DITINJAU DARI SIKAP ILMIAH DAN KREATIVITAS SISWA

0 4 129

PENINGKATAN RESPON SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES (PTK Pembelajaran IPS di SMP Muhammadiyah 2 Surakarta Kelas VIIIB Tahun Ajaran 2008/2009).

0 0 11

PENERAPAN PENDEKATAN ILMIAH PADA PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI DITINJAU DARI KERJASAMA SISWA KELAS XI SMA N KEBAKKRAMAT PADA MATERI FLUIDA STATIS.

0 0 17

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MODEL INKUIRI TERBIMBING MELALUI METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI DITINJAU DARI KREATIVITAS SISWA KELAS X SMA BATIK 1 SURAKARTA.

0 0 17

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MODEL CTL MELALUI METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI ILMIAH SISWA PADA MATERI FLUIDA KELAS XI SMA NEGERI KEBAKKRAMAT.

0 0 18

Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan Inkuiri melalui Metode Eksperimen dan Metode Demonstrasi ditinjau dari Kreativitas dan Motivasi Berprestasi Siswa.

0 0 17