61 31, 32, 33, 34, 35, 36, 38, dan 39
Invalid 5
6, 10, 23, 37, dan 40 Reliabilitas sangat
tinggi 0,84
1 -
Daya Pembeda
Baik Sekali 2
26 dan 27 Daya pembeda baik
16 1, 3, 4, 5, 8, 12, 14, 15,
17, 19, 20, 24, 28, 29, 38, dan 39 Daya
pembeda cukup
17 2, 7, 9, 11, 13, 16, 18,
21, 22, 25, 30, 31, 32, 33, 34, 35, dan 36
Daya pembeda
jelek 5
6, 10, 23, 37, dan 40 Soal layak pakai
diambil 35
1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20,
21, 22, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 38, dan 39
Soal tidak layak pakai drop
5 6, 10, 23, 37, dan 40
G. Teknik Analisis Data
1. Uji Kesamaan Keadaan Awal
Data yang digunakan untuk mengetahui keadaan awal siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah nilai UAS Fisika semester I. Sedang
hipotesis yang diajukan adalah: Ho : Tidak ada perbedaan antara keadaan awal siswa kelompok eksperimen dan
siswa kelompok kontrol. H
1
: Ada perbedaan antara keadaan awal siswa kelompok eksperimen dengan siswa kelompok kontrol.
Adapun teknik yang digunakan adalah uji-t dua ekor dengan rumus sebagai berikut:
62
÷÷ ø
ö çç
è æ
+ ÷÷
ø ö
çç è
æ -
=
2 1
2 1
hitung
n 1
n 1
S x
x t
dengan: S = Standar deviasi simpangan baku
2 n
n S
1 n
S 1
n S
2 1
2 2
2 2
1
- +
- +
- =
1
x
: rata-rata kelompok eksperimen
2
x
: rata-rata kelompok kontrol S
1
: simpangan baku kelompok eksperimen S
2
: simpangan baku kelompok kontrol n
1
: jumlah sampel kelompok eksperimen n
2
: jumlah sampel kelompok kontrol a.
Taraf signifikansi: α = 5 b.
Keputusan uji Jika : – t
tabel
≤ t
hitung
≤ t
tabel
maka H
o
diterima, yang berarti tidak ada perbedaan antara keadaan awal siswa kelompok eksperimen dan siswa
kelompok kontrol. Jika : t
hitung
-t
tabel
maka H
o
ditolak, yang berarti ada perbedaan antara keadaan awal siswa kelompok eksperimen dan siswa kelompok kontrol.
Jika t
hitung
t
tabel
maka H
o
ditolak, yang berarti ada perbedaan antara keadaan awal siswa kelompok eksperimen dan siswa kelompok kontrol.
2. Uji Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas
Uji yang digunakan dikenal dengan nama uji Liliefors. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui suatu sampel berasal dari populasi yang berdistribusi
normal atau tidak normal. Langkah-langkah pengujian adalah sebagai berikut: 1
Pengamatan x
1
, x
2
, ……, x
n
dijadikan bilangan baku z
1
, z
2
, ……, z
n
dengan menggunakan rumus: z
i
=
s x
x
i
-
x
dan s masing-masing merupakan rata- rata dan simpangan baku sampel
63 2
Untuk setiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang Fz
i
= Pz ≤ z
i
. 3
Selanjutnya dihitung proporsi z
1
, z
2
, ……, z
n
yang lebih kecil atau sama dengan z
i
. Jika proporsi ini dinyatakan oleh Sz
i
, maka: n
z yang
z ,....,
z ,
z banyaknya
Sz
i n
2 i
i
£ =
4 Hitung selisih Fz
i
- Sz
i
kemudian tentukan harga mutlaknya. 5
Ambil harga yang paling besar di antara harga-harga mutlak selisih tersebut L
. Sudjana, 1996:466-467
Adapun kriteria ujinya adalah jika L ≤ L
tabel
maka populasi berdistribusi normal, tetapi jika L
L
tabel
maka populasi tidak berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Pengujian menggunakan uji Barlett
dengan rumus:
ΣfjlogSj r
ΣΣflogMSe c
2,303 χ
2 2
- =
dengan:
ú ú
û ù
ê ê
ë é
- -
+ =
f 1
Σf 1
1 3k
1 1
c
j
1 n
SSj Sj
j 2
- =
j 2
j 2
j
n ΣΣ
Σx SSj
- =
k : cacah sampel f : derajat bebas untuk Mserr
= n - k fj : derajat bebas untuk Sj
2
= nj – 1 j = 1, 2, 3, ….,k
nj : cacah pengukuran pada sampel ke-j
64 n : cacah semua pengukuran
Kriteria ujinya adalah sebagai berikut: Bila x
2
x
2 αj; k–1
untuk α = 0,05 , maka sampel berasal dari populasi yang homogen Bila x
2
≥x
2 αj; k–1
untuk α = 0,05 , maka sampel berasal dari populasi yang tidak homogen
3. Uji Hipotesis