Fluida Statis Konsep Fluida Statis

32 berpengaruh terhadap hasil dari sebuah eksperimen misalnya percobaan untuk mencari besarnya gaya gesekan pada benda yang bergerak dalam fluida. e. Sintesis Synthesis C5 Sintesis merupakan kategori yang mencakup kemampuan untuk membentuk suatu kesatuan atau pola baru, bagian-bagian dihubungkan satu sama lain sehingga tercipta suatu bentuk baru. Sebagai contoh dalam kegiatan belajar Fisika antara lain adalah siswa dapat memprediksi hasil dari suatu percobaan dengan didasarkan pada teori, siswa dapat menemukan penyelesaian masalah seperti kemampuan untuk menyimpulkan suatu konsep berdasarkan hasil percobaan. f. Evaluasi Evaluation C6 Evaluasi merupakan kategori yang mencakup kemampuan untuk membentuk suatu pendapat mengenai sesuatu atau beberapa hal, bersama dengan pertanggungjawaban pendapat itu, yang berdasarkan kriteria tertentu. Sebagai contoh dalam kegiatan belajar Fisika antara lain adalah siswa mampu mempresentasikan laporan hasil percobaan di depan guru maupun di depan siswa yang lain dimana dalam kegiatan tersebut siswa mampu untuk mempertahankan pandapat dan beradu argumentasi. Kategori-kategori ini disusun secara hirarkis, sehingga menjadi taraf- taraf yang semakin menjadi bersifat kompleks, mulai dari yang pertama sampai dengan yang terakhir. Untuk pembelajaran ditingkat SMA, jenjang kognitif yang ditekankan adalah pada jenjang pengetahuan, pemahaman, penerapan, dan analisis atau jenjang C1 sampai dengan jenjang C4

8. Konsep Fluida Statis

a. Fluida Statis

1 Tekanan Hidrostatik Dalam fluida, konsep tekanan memegang peranan penting. Tekanan didefinisikan sebagai gaya per satuan luas. Jika gaya sebesar F bekerja secara merata dan tegak lurus pada suatu permukaan yang luasnya A, maka tekanan P pada permukaan itu dirumuskan sebagai : 33 A F P = dengan, P = tekanan Nm 2 F = gaya pada permukaan N A = luas permukaan m 2 Sedangkan tekanan di dalam zat cair disebabkan oleh adanya gaya gravitasi yang bekerja pada tiap bagian zat cair, besar tekanan itu tergantung pada kedalaman, makin dalam letak suatu bagian zat cair, makin besar tekanan pada bagian itu. Tekanan di dalam fluida statis yang diakibatkan oleh adanya gaya gravitasi disebut tekanan hidrostatika. Tekanan hidrostatika yang semakin besar dapat kita rasakan ketika sedang menyelam. Untuk mencapai kedalaman yang cukup besar, seorang penyelam memerlukan gaya yang lebih besar karena tekanan hidrostatika yang menekan penyelam itu semakin besar pada tempat yang semakin dalam. Pada suatu silinder yang berisi fluida, misalnya air dengan massa jenis r pada kedalaman h dari permukaan fluida, seperti gambar berikut. Gambar 2.1. Fluida Dalam Sebuah Bejana Tekanan hidrostatik yang bekerja pada alas silinder dihasilkan oleh berat fluida dalam silinder. Berat fluida dapat kita hitung dengan cara berikut. Berat fluida = mg = rVg = rAhg dengan r : massa jenis fluida, A : luas penampang, h : kedalaman, dan g : percepatan gravitasi. . A X h keterangan : h = kedalaman fluida A = luas penampang silinder X = titik tinjauan pada alas silinder 34 Besar tekanan hidrostatika di dasar silinder : ρgh A ρAhg fluida alas luas fluida berat P h = = = dengan, P h : tekanan hidrostatika Nm 2 = Pa g : percepatan gravitasi ms 2 h : kedalaman fluida m Hukum pokok hidrostatika berbunyi semua titik yang terletak pada suatu bidang datar horizontal di dalam zat cair yang sejenis memiliki tekanan yang sama. Pada lapisan atas zat cair bekerja tekanan atmosfer. Atmosfer adalah lapisan udara yang menyelimuti bumi. Pada tiap bagian atmosfer bekerja gaya tarik gravitasi. Makin ke bawah makin berat lapisan udara. Oleh karena itu makin rendah suatu tempat, makin tinggi tekanan atmosfernya. Di permukaan laut, tekanan atmosfer bernilai 1 atm atau 1,01 x 10 5 Pa. Gambar 2.2. Tekanan Mutlak Pada Kedalaman h Adalah P = Po+rgh Tekanan di suatu titik di dalam fluida yang sebenarnya disebut tekanan mutlak, dapat dihitung dengan rumus : ρgh P P P P h + = + = dengan P : tekanan atmosfer atau tekanan udara luar. 2 Hukum Pascal Blaise Pascal, seorang ilmuwan Prancis menyatakan bahwa ketika perubahan tekanan diberikan pada suatu fluida pada ruang tertutup, perubahan u . . P P h udara 35 tersebut akan diteruskan sama besar ke segala arah. Pernyataan ini akhirnya dikenal sebagai Hukum Pascal. Jika misalnya zat cair diberi tekanan sebesar P, maka setiap bagian zat cair dan dinding bejana mengalami tekanan sebesar P. Jadi, hukum Pascal dapat dinyatakan sebagai berikut, tekanan yang diadakan dari luar kepada fluida yang ada dalam ruang tertutup akan diteruskan oleh fluida itu ke segala arah dengan sama rata. Gambar 2.3. Pipa U Berisi Fluida Dilengkapi Pengisap Di Kedua Kakinya Alat pada gambar 2.3 adalah bejana berhubungan yang dilengkapi dengan torak pengisap yang luas penampangnya berbeda, yaitu 1 A 2 A . Kita anggap antara torak dan dinding tak ada gesekan. Di dalam bejana terdapat zat cair. Jika pada torak yang luasnya 1 A dikerjakan gaya sebesar 1 F yang arahnya ke bawah, maka zat cair dalam bejana mengalami tekanan 1 1 A F P = Tekanan P diteruskan sama rata ke segala arah di dalam bejana, termasuk di torak yang luasnya 2 A . Kita dapat menghitung gaya yang dialami oleh torak di sebelah kanan dengan mengalikan tekanan P dengan luas penampang torak 2 A . Jika F 1 A 2 A 1 F 2 36 permukaan A 1 dan A 2 berada dalam bidang horisontal dan gaya itu disebut 2 F , maka 2 1 1 2 2 A A F PA F = = Dari persamaan ini diperoleh, 2 2 1 1 A F A F = Hukum Pascal banyak dimanfaatkan untuk membantu pekerjaan manusia. Contoh alat yang prinsip kerjanya berdasarkan hukum Pascal adalah dongkrak hidrolik, pompa hidrolik, mesin hidrolik pengangkat mobil, dll. 3 Hukum Archimedes Gaya ke atas yang diberikan oleh suatu benda di dalam zat cair dapat dirumuskan sebagai ρVg F a = mg ρVg = adalah berat zat cair yang dipindahkan oleh benda, sebab ρ adalah massa jenis zat cair. Dengan demikian a F dapat diartikan sebagai gaya ke atas sama dengan berat zat cair yang dipindahkan. Secara umum hukum Archimedes dapat dinyatakan sebagai berikut, sebuah benda yang tercelup sebagian atau seluruhnya ke dalam zat cair akan mengalami gaya ke atas yang besarnya sama dengan berat zat cair yang dipindahkan. a Mengapung Gambar 2.4. Balok Kayu yang Terapung Dalam Fluida 37 Gambar 2.4. di atas menunjukkan sebuah balok kayu yang mengapung pada permukaan suatu fluida. Suatu benda dikatakan terapung apabila ada bagian benda yang muncul di atas permukaan fluida. Dalam keadaan ini berat benda yang tercelup dalam fluida sama dengan gaya ke atas. F y = å benda a w F = g V ρ g V ρ b b t f = b t f b V V ρ ρ = dengan, a F = gaya ke atas b ρ = massa jenis benda f ρ = massa jenis fluida t V = volume benda tercelup b V = volume benda Oleh karena hanya sebagian benda yang tercelup di dalam air, volume zat cair yang dipindahkan sama dengan volume benda yang tercelup di dalam air, dan ini lebih kecil daripada volume benda. 1 V V b t , hasilnya disubstitusikan akan kita peroleh fluida benda ρ ρ b Melayang 38 Gambar 2.5. Balok Kayu Melayang pada Fluida Gambar 2.5. menunjukkan sebuah balok kayu yang melayang pada suatu fluida. Suatu benda dikatakan melayang jika benda tersebut tidak terletak di dasar bejana dan tidak ada bagian yang muncul di atas permukaan fluida. Dalam keadaan ini berat benda sama dengan gaya tekan ke atas dan volume benda yang tercelup sama dengan volume zat cair yang dipindahkan. a benda F w = g V ρ g V ρ t f b b = fluida benda ρ ρ = dengan, a F = gaya ke atas b ρ = massa jenis benda f ρ = massa jenis fluida t V = volume benda tercelup b V = volume benda c Tenggelam Gambar 2.6. Balok Besi yang Tenggelam pada Fluida Gambar 2.6. menunjukkan sebuah balok besi yang tenggelam pada suatu fluida. Benda dikatakan tenggelam jika benda turun sampai kedasar. Hal ini terjadi karena berat benda lebih besar dari gaya tekan ke atas. Pada peristiwa ini, volume benda yang tercelup di dalam fluida sama dengan volume total benda yang mengapung. 39 r benda r fluida dengan, F a = gaya ke atas r b = massa jenis benda r f = massa jenis fluida V t = volume benda tercelup V b = volume benda

b. Tegangan Permukaan Zat Cair, Kapilaritas, dan Viskositas Fluida

Dokumen yang terkait

Pembelajaran fisika dengan pendekatan induktif melalui metode eksperimen dan demonstrasi pada pokok bahasan kalor ditinjau dari kemampuan awal siswa SMA kelas x

0 12 126

PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING DAN KETRAMPILAN PROSES DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR FISIKA SISWA SMP

1 14 115

PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI MELALUI PENDEKATAN QUANTUM DAN KETRAMPILAN PROSES DITINJAU DARI PEMBERIAN TUGAS DI SMP

0 3 113

PENGARUH PENGGUNAAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF FISIKA DITINJAU DARI KEAKTIFAN SISWA DI SMP KELAS VIII TAHUN AJARAN 2008 2009

0 3 99

PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI DITINJAU DARI SIKAP ILMIAH DAN KREATIVITAS SISWA

0 4 129

PENINGKATAN RESPON SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES (PTK Pembelajaran IPS di SMP Muhammadiyah 2 Surakarta Kelas VIIIB Tahun Ajaran 2008/2009).

0 0 11

PENERAPAN PENDEKATAN ILMIAH PADA PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI DITINJAU DARI KERJASAMA SISWA KELAS XI SMA N KEBAKKRAMAT PADA MATERI FLUIDA STATIS.

0 0 17

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MODEL INKUIRI TERBIMBING MELALUI METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI DITINJAU DARI KREATIVITAS SISWA KELAS X SMA BATIK 1 SURAKARTA.

0 0 17

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MODEL CTL MELALUI METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI ILMIAH SISWA PADA MATERI FLUIDA KELAS XI SMA NEGERI KEBAKKRAMAT.

0 0 18

Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan Inkuiri melalui Metode Eksperimen dan Metode Demonstrasi ditinjau dari Kreativitas dan Motivasi Berprestasi Siswa.

0 0 17