Atap Menara Dinding Bentuk Arsitektur Neo Vernakular Pada Gereja HKBP Parapat

53

4.3. Bentuk Arsitektur Neo Vernakular Pada Gereja HKBP Parapat

Penerapan bentuk arsitektur pada Gereja HKBP Parapat dapat dilihat dari segi tampilan bangunan yang terlihat modern, tetapi masi memiliki ciri khas dari daerah Parapat tersebut yaitu arsitektur pada rumah tradisional. Berikut ini akan dibahas mengenai bagian-bagian gereja yang menunjukkan bentuk arsitektur Neo Vernakular.

4.3.1. Atap

Ciri-ciri gaya arsitektur Neo Vernakular salah satunya adalah menggunakan atap miring Jencks, 1984. Penggunaan atap miring pada Gereja HKBP Parapat menunjukkan ciri dari arsitektur yang sesuai dengan budaya lokal dan tanggap dengan iklim tropis. Rumah tradisional Batak Toba menggunakan atap miring dan bahan penutup atap terbuat dari ijuk. Hal ini menunjukkan bahwa atap dari Gereja HKBP Parapat ini termasuk Neo Vernakular karena mengandung unsur budaya lokal, namun dari segi material sudah lebih modern dengan menggunakan atap genteng. Universitas Sumatera Utara 54 Gambar 4.7 Penggunaan Atap Miring Pada Gereja HKBP Parapat Sumber: Dokumentasi Pribadi 2015 Gambar 4.8 Atap Rumah Tradisional Batak Toba Sumber: www.google.com Gambar 4.9 Penggunaan Atap Tradisional Batak Toba pada Atap gereja HKBP Parapat Sumber: Dokumentasi Pribadi 2015 Universitas Sumatera Utara 55

4.3.2. Menara

Menara sering dijumpai pada gereja-gereja yang ada, begitu pula dengan Gereja HKBP Parapat yang memiliki menara tunggal pada bagian depan. Menara pada Gereja HKBP Parapat berbentuk lancip yang melambangkan ciri-ciri arsitektur Romanesque Keane, 1998. Namun pada dasarnya material yang digunakan masih berupa material lokal. Gambar 4.10 Menara pada Gereja HKBP Parapat Sumber: Dokumentasi Pribadi 2015

4.3.3. Dinding

Gereja HKBP Parapat menggunakan material dinding batu bata. Penggunaan batu bata juga merupakan ciri dari penerapan arsitektur Neo Vernakular. Gereja HKBP Parapat memiliki beberapa elemen arsitektur yaitu, pintu, jendela, dan ornamen. Universitas Sumatera Utara 56 Gambar 4.11 Detail Dinding pada Gereja HKBP Parapat Sumber: Dokumentasi Pribadi 2015 a Pintu Pintu utama Gereja HKBP Parapat berbentuk persegi dengan dipadukaan setengah lingkaran pada bagian atas sebagai ornamen. Penggunaan material kayu mencerminkan budaya lokal yang menggunakan kayu sebagai bahan bangunan. Penerapan gaya arsitektur Neo Vernakular pada pintu ini dapat dilihat karna tidak hanya menampilkan arsitektur lokal namun lebih modern dengan menggunakan material kaca sebagai ornamen pada setiap sisi pintu Universitas Sumatera Utara 57 Gambar 4.12 Pintu Utama kiri dan Pintu Samping kanan Gereja HKBP Parapat Sumber: Dokumentasi Pribadi 2015 b Jendela Bentuk jendela Gereja HKBP Parapat berbentuk persegi panjang yang biasa di pakai pada rumah tradisional Batak Toba. Pemakaian kaca sebagai material membuat jendela tersebut tampak lebih modern. Gambar 4.13 Jendela yang Lebih Modern pada Gereja HKBP Parapat Sumber: Dokumentasi Pribadi 2015 Universitas Sumatera Utara 58 c Ornamen Pada beberapa bagian gereja tampak mengadopsi ornamen dari rumah Tradisional Batak Toba. Ideologi dari arsitektur Neo Vernakular adalah penerapan elemen arsitektur yang sudah ada dan kemudian sedikit atau banyaknya mengalami pembaruan menuju suatu karya modern. Hal ini dapat dilihat pada ornamen-ornamen yang terdapat didinding gereja. Biasanya pada rumah tradisional Batak Toba ornamen tersebut akan menggunakan material kayu dan menggunakan warna yang cerah namun pada Gereja HKBP Parapat ini menggunakan material semen uuntuk mengukir ornamen tersebut. Gambar 4.14 Tampak Samping Gereja HKBP Parapat Sumber: Dokumentasi Pribadi 2015 Universitas Sumatera Utara 59 Gambar 4.15 Detail Ornamen pada Dinding Gereja HKBP Parapat Sumber: Dokumentasi Pribadi 2015 Gambar menunjukan ornamen yang digunakan mengadopsi jenis gorga iran-iran dan gorga sitangan dimana kedua jenis gorga disatukan dan membentuk ornamen tersendiri sehingga memiliki makna sebagai simbol kecantikan dan memiliki kewajiban untuk selalu ramah dan sopan terhadap orang lain Wahid dan Alamsyah, 2013.

4.4. Ruang DalamInterior Bangunan Gereja HKBP Parapat