59
Gambar 4.15 Detail Ornamen pada Dinding Gereja HKBP Parapat
Sumber: Dokumentasi Pribadi 2015
Gambar menunjukan ornamen yang digunakan mengadopsi jenis gorga iran-iran
dan gorga sitangan dimana kedua jenis gorga disatukan dan membentuk ornamen tersendiri sehingga memiliki makna sebagai simbol
kecantikan dan memiliki kewajiban untuk selalu ramah dan sopan terhadap orang lain Wahid dan Alamsyah, 2013.
4.4. Ruang DalamInterior Bangunan Gereja HKBP Parapat
Pada interior gereja terdapat beberapa ruang, yaitu: pada lantai dasar terdapat ruang konsistori, ruangan pemusik, kemudian masuk pada bagian inti
gereja yaitu tempat proses ibadah berlangsung. Gereja ini memiliki lantai
Universitas Sumatera Utara
60 mezanin, yang terdapat tangga menuju lantai kedua terdapat bangku untuk para
jemaat, yang kemudian terdapat tangga menuju menara 3 lantai menuju lantai teratas tempat lonceng berada.
Bentuk denah gereja mengadopsi bentuk salib yang merupakan gaya arsitektur Romanesque.
Gambar 4.16 Denah Lantai 1 dan Denah Lantai Mezanin
Sumber: Diolah dari survei lapangan 2015
Universitas Sumatera Utara
61
Gambar 4.17. Denah Lantai 2 dan Denah Lantai Menara Gereja
Sumber: Diolah dari survei lapangan 2015
Universitas Sumatera Utara
62 Pada lantai dasar terbagi beberapa ruang, yaitu ruang konsistori, ruang
pemusik, dan ruangan ibadah jemaat.
Ruang Konsistori Ruang konsistori merupakan ruangan yang biasanya para pelayan gereja
berkumpul, baik sebelum memulai ibadah, setelah ibadah, ataupun berkumpul untuk mengadakan rapat. Pada ruangan ini hanya terdapat
meja dan bangku.
Ruang Pemusik
Gereja ini juga memiliki sebuah ruangan yang berfungsi sebagai tempat
untuk pemusik latihan ataupun evaluasi untuk ibadah gereja.
Altar
Altar ini berbentuk setengah lingkaran yang kira – kira berdiameter 8 m, yang terdapat tempat untuk mengabarkan warta jemaat gereja yang
dilakukan oleh pelayan gereja sintuacalon sintua untuk mengabarkan warta jemaat gereja, dan bagian tengah terdapat mimbar tempat khotbah
untuk pelayan gereja, yang diantaranya: Pendeta, Calon Pendeta, dan Bibelvrouw.
Pada bagian atas altar gereja terdapat sebuah kalimat dalam bahasa Batak Toba “Jahowa Siparmahan Ahu” yang berarti “Tuhan Adalah
Gembalaku” dimana dalam Kitab Mazmur 23 menjelaskan bahwa selama kita menjadikan Tuhan sebagai gembala dan selama kita menjadi domba
yang baik bagi gembala itu, maka apapun yang menjadi kebutuhan kita tersedia, sebagaimana gembala menjamin kebutuhan domba – dombanya
Universitas Sumatera Utara
63 mulai dari kebutuhan fisik, rasa aman, ketentraman, ataupun hal lain
yang non material.
Gambar 4.18 Altar Gereja HKBP Parapat
Sumber: Dokumentasi Pribadi 2015
Pada dinding altar menggunakan material kayu, begitupula pada material yang digunakan pada mimbar dan meja di altar yang menggunakan kayu dan
terdapat salib dan ornamen tradisional Batak Toba.
Universitas Sumatera Utara
64
Tabel 4.2. Detail Pada Altar
No. Detail Gambar
Keterangan
1.
Pada bagian atas altar gereja terdapat sebuah kalimat dalam bahasa Batak
Toba “Jahowa Siparmahan Ahu” yang berarti “Tuhan Adalah Gembalaku”.
Dinding altar ini menggunakan material kayu.
2.
Secara keseluruhan, baik tangga ataupun ornamen Batak Toba yang
terdapat pada mimbar ini menggunakan material kayu.
Pada ornamen menggunakan jenis gorga sitompi
yang memiliki makna untuk mempersatukan atau menjalin
kesatuan masyarakat layaknya menjalin sebuah anyaman.
Namun pada ornamen ini sudah mengalami perubahan ke bentuk lebih
modern.
3.
Pada depan mimbar terdapat meja, dimana menggunakan material kayu.
Pada bagian tengah meja terdapat salib dan pada sisinya terdapat ornamen
tradisional Batak Toba. Ornamen ini mengadopsi jenis gorga
iran-iran
yang berarti sebagai simbol kecantikan.
4.
Pada bagian lantai altar menggunakan lantai keramik berukuran 60x60 cm.
Pada tangga altar terdapat lantai keramik yang berwarna coklat muda
dengan ukuran 30x30 cm.
Universitas Sumatera Utara
65 Pada kedua sisi dinding altar terdapat gambar burung merupakan dimana
burung merpati merupakan sebuah simbol kehadiran Roh Kudus yang dikaitkan pada peristiwa Yesus dibaptis. Seekor burung merpati yang membawa ranting
zaitun menjadi simbol universal untuk perdamaian. Dua ekor merpati disimbolkan sebagai tanda cinta kasih Hildebrandt, 2004. Pada langit-langit gereja terdapat
lampu berbentuk salib. Gereja ini menggunakan gypsum dengan perpaduan warna putih dan krem Gambar 4.19.
Gambar 4.19 Interior Gereja HKBP Parapat
Sumber: Dokumentasi Pribadi 2015
Sedangkan pada sisi kiri dan kanan dinding interior gereja terdapat salib yang tersusun dari kaca, dan pada sekitar salib terdapat ornamen tradisional Batak
Toba namun ornamen tersebut sudah dimodernkan Arsitektur Neo Vernakular.
Universitas Sumatera Utara
66
Gambar 4.20 Ornamen pada Dinding Gereja HKBP Parapat
Sumber: Dokumentasi Pribadi 2015
Seperti pada gambar 4.21 gereja ini memiliki 86 bangku pada lantai 1 dan 46 bangku pada lantai 2. Gereja ini menggunakan bangku yang terbuat dari kayu.
Gambar 4.21 Lantai 1 dan Lantai 2 Gereja HKBP Parapat
Sumber: Dokumentasi Pribadi 2015
Universitas Sumatera Utara
67 Pada bagian depan terdapat seperti sekat berbentuk pintu yang berfungsi
untuk memisahkan kedua sisi agar para jemaat lebih teratur ketika memasuki ruangan. Sekat ini menggunakan material keramik berwarna coklat dan putih,
namun pada bagian tengah terdapat salib yang menerapkan ornamen tradisional Batak Toba seperti terlihat pada gambar 4.22
Gambar 4.22. Sekat Gereja HKBP Parapat
Sumber: Dokumentasi Pribadi 2015
Gereja ini menggunakan lantai keramik, dimana terdapat 3 tipe keramik. keramik bagian tengah berwarna coklat berukuran 50x50 cm, keramik berwarna
hitam berukuran 10x50 cm, dan berwarna putih lebih banyak berukuran 80x80 cm.
Universitas Sumatera Utara
68
Gambar 4.23 Lantai Gereja HKBP Parapat
Sumber: Dokumentasi Pribadi 2015
Gambar 4.24 menunjukkan pada lantai 2 hanya terdapat bangku untuk para jemaat. Lantai 2 gereja memiliki void. Bangku-bangku yang disusun
bertingkat memanjang ke belakang, dimana bangku depan lebih rendah daripada bangku di belakang agar jemaat dapat melihat altar gereja sehingga jemaat dapat
mengikuti ibadah dengan baik. Sedangkan pada langit-langitnya menggunakan plafond gypsum sama seperti ruangan lainnya.
Gambar 4.24. Lantai 2 pada Gereja HKBP Parapat
Sumber: Dokumentasi Pribadi 2015
Universitas Sumatera Utara
69 Pada lantai gereja terdapat tangga yang menggunakan material keramik
berwarna putih dan hitam. Sedangkan bangku terbuat dari material kayu berwarna coklat.
Gambar 4.25 Material Keramik pada lantai 2 pada Gereja HKBP Parapat
Sumber: Dokumentasi Pribadi 2015
Pada dasarnya, gereja didesain dengan bentuk denah salib yang mengadopsi gaya arsitektur Romanesque. Pada bagian atas kepala salib terletak
altar, pada bagian kiri dan kanan serta bawah kaki salib merupakan tempat jemaat duduk beribadah. Denah berbentuk Simetris terlihat pada gambar 4.26.
Universitas Sumatera Utara
70
Gambar 4.26. Denah Simetris pada Gereja HKBP Parapat
Sumber: Dioleh dari survei lapangan 2015
4.5. Ruang LuarEksterior Bangunan Gereja HKBP Parapat