Ruang LuarEksterior Bangunan Gereja HKBP Parapat Kesimpulan Saran

70 Gambar 4.26. Denah Simetris pada Gereja HKBP Parapat Sumber: Dioleh dari survei lapangan 2015

4.5. Ruang LuarEksterior Bangunan Gereja HKBP Parapat

Salah satu ciri-ciri arsitektur Neo Vernakular menurut Jencks 1984 adalah kesatuan antara interior yang terbuka melalui elemen yang modern dengan ruang terbuka di luar bangunan. Ruang luar pada Gereja HKBP Parapat ini memiliki kesatuan dengan ruang dalam, yaitu dengan adanya jendela yang terbuat dari kaca sehingga di dalam bangunan bisa langsung melihat keluar bangunan halamantaman gereja. Universitas Sumatera Utara 71 Gambar 4.27 Taman Yang Berada Di Halaman Samping Gereja Sumber: Dioleh dari survei lapangan 2015 Gambar 4.28 Taman Yang Berada Di Halaman Depan Gereja Sumber: Dioleh dari survei lapangan 2015 Universitas Sumatera Utara 72 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Studi ini menganalisa bahwa arsitektur Neo Vernakular diterapkan pada Gereja HKBP Parapat. Hal ini tampak pada penggunaan atap miring yang mengadopsi arsitektur Neo Vernakular, dan penggunaan atap pada entrance dan puncak jendela gereja yang menerapkan budaya sekitarlingkungan yaitu Batak Toba. Pada atap bagian depan gereja terdapat ulu paung, dilapaung, sibombong ari, sitindangi, dan songsong yang merupakan ornamen pada rumah adat Batak Toba. Menara yang berada di tengah, didesain dengan proporsi menjulang tinggi yang lebih kontras dibandingkan dengan lebar gereja. Menara gereja berbentuk lancip ini mengadopsi gaya arsitektur Romanesque. Bentuk denah gereja mengadopsi bentuk salib yang merupakan gaya arsitektur Romanesque. Gereja HKBP Parapat juga menerapkan arsitektur Neo Vernakular, seperti dinding menggunakan batu bata dan disertai adanya ornamen arsitektur tradisional Batak Toba yang terdapat di dinding eksterior dan interior.

5.2. Saran

Untuk menjaga dan melestarikan budaya, sebaiknya gereja yang beradadi sebuah daerah mengadopsi unsur budaya daerah setempat sebagai suatu ciri khas. Sehingga dapat menjadi referensi bagi arsitek selanjutnya yang akan mendesain sebuah gereja pada daerah tersebut. Universitas Sumatera Utara 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Arsitektur Gereja