Cetakan Injection Moulding Machine RN.350 Formula 1 dengan temperatur 160

34

3.2. Alat Dan Bahan

3.2.1. Alat

Alat-alat yang digunakan dalam proses penelitian, antara lain:

1. Cetakan

Cetakan yang digunakan dalam proses penelitian adalah cetakan dua pelat Two Plate, dimana cetakan ini memiliki satu bukaan. Gambar 3.2. Cetakan Dua Pelat Two Plate Sumber: Laboratorium Teknik Mesin Politeknik Negeri Medan

2. Injection Moulding Machine RN.350

Pada proses penelitian ini, Injection Moulding Machine yang digunakan adalah type RN.350. Spesifikasi Injection Mouding Machine RN.350 adalah Injection Weight : 30 Gram Injection Volume : 32 Cm 2 Heating Output : 600 W Heating – Up Time : max. 6 min Lequefaction Capacity : 1500 gh Electrical Temperature Regulation With Thermo-Sensing Element : +20 o C to + 400 o C Canstancy Of Temperature : +- 2 o C Permissible Air Pressure : max. 15 Bar normal 10 Bar Specific Injection Pressure : max. 350 KpCm Air Requirement : 1.4 dm 3 x p per stroke Universitas Sumatera Utara 35 Weight : approx. 28 Kg Connected Load : 220 V, 50 Hz, 3 A 6 5 4 3 1 2 7 Gambar 3.3. Injection Mouding Machine RN.350 Sumber: Laboratorium Teknik Mesin Politeknik Negeri Medan Keterangan: 1. Lampu Operasi 2. Pengatur SuhuTemperatur 3. To mbol “ON” dan “OFF” 4. Tombol Control 5. Tuas Tangan 6. Hopper 7. Piston

3. Universal Tensile Testing Machine

Proses pengujian kekuatan tarik dan kekuatan tekan untuk spesimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Universal Tensile Strength Machine. Spesifikasi Universal Tensile Strength Machine adalah: Universitas Sumatera Utara 36 Nama Mesin : Universal Tensile Strength Machine Model : Tarno Grocki Tahun Pembuatan : 1989 Manufactued : Wilhelm Herm. Holm Export Association of German Gaya Max. : 100 KN Stroke : 250 mm Kecepatan Piston : 0 – 250 mmmin 1 2 3 4 5 6 8 7 Gambar 3.4. Universal Tensile Strength Machine Sumber: Laboratorium Teknik Mesin Politeknik Negeri Medan Keterangan: 1. Tombol Power Utama 2. Tombol Power “On” 3. Tombol Power “Off” 4. Hand Lever 5. Tombol Pengatur Gaya 6. Skala 7. Ragum Pencekam 8. Piston Universitas Sumatera Utara 37

3.2.2. Bahan

Berikut ini merupakan bahan baku yang digunakan dalam proses injection moulding, antara lain adalah 1. Serat tandan kelapa sawit Gambar 3.5. Serat tandan kelapa sawit Serat tandan kelapa sawit yang digunakan sebelum dijadikan sebagai salah satu bahan baku dalam proses pencetakan spesimen, harus terlebih dahulu diolah sehingga dapat digunakan. Berikut ini merupakan langkah-langkah pengolahan serat tandan kelapa sawit antara lain: a. Serat tandan kelapa sawit dipotong menjadi ukuran 5 – 7 mm; b. Selanjutnya serat tandan kelapa sawit direndam dalam larutan NaOH 0,4 selama 12 jam. Tujuan adalah untuk mengurangi tingginya kandungan zat ekstraktif dan lemak pada serat karena dapat menurunkan kekuatan mekanik material yang dibentuk; c. Selanjutnya serat dicuci dengan menggunakan air bersih dan kemudian dilakukan pengeringan selama 72 jam pada suhu kamar. Tujuan adalah untuk mengurangi kandungan kadar air yang terkandung pada serat. Universitas Sumatera Utara 38 2. Polypropylene PP Gambar 3.6. Polypropylene PP 3. Polystyrene PS Gambar 3.7. Polystyrene PS Bahan baku yang digunakan dicampurkan dengan perbandingan komposisi berat bahan baku sesuai dengan tabel 3.1. Tabel 3.1. Perbandingan Komposisi Bahan Baku No. Bahan Baku Komposisi Formula 1 Formula 2 Formula 3 1. Serat Kelapa Sawit 16 21 26 2. Polypropylene PP 48 53 58 3. Polystyrene PS 36 26 16 TOTAL 100 100 100 Universitas Sumatera Utara 39 Untuk menghasilkan 1 satu buah spesimen pada proses pencetakan diperlukan bahan baku sebanyak 9,5 gram. Maka perhitungan perbandingan komposisi berat dari masing-masing bahan baku yang akan digunakan adalah 1. Formula 1 a. 16 Serat Kelapa Sawit b. 48 Polypropylene PP c. 36 Polystyrene PS Untuk formula 2 dan formula 3 perbandingan komposisi berat dari bahan baku yang akan dicetak dilakukan seperti pada perhitungan formula 1 diatas, sehingga akan diperoleh berat bahan baku pada tabel 3.2. Tabel 3.2. Berat Bahan Baku No. Bahan Baku Formula 1 Formula 2 Formula 3 1. Serat Kelapa Sawit 1.5 gr 2 gr 2.5 gr 2. Polypropylene PP 4.5 gr 5 gr 5.5 gr 3. Polystyrene PS 3.5 gr 2.5 gr 1.5 gr TOTAL 9.5 gr 9.5 gr 9.5 gr Universitas Sumatera Utara 40 Maka total berat bahan yang dibutuhkan adalah 1. Formula 1 a. Serat Kelapa Sawit b. Polypropylene PP c. Polystyrene PS Untuk formula 2 dan formula 3 perhitungan total berat dari bahan baku yang akan dicetak dilakukan seperti pada perhitungan formula 1 diatas. Maka total berat bahan baku sesuai dengan tabel 3.3. Tabel 3.3. Total Berat Bahan Baku No. Bahan Baku Formula 1 Formula 2 Formula 3 TOTAL 1. Serat Kelapa Sawit 4.5 gr 6 gr 7.5 gr 18 gram 2. Polypropylene PP 13.5 gr 15 gr 16.5 gr 45 gram 3. Polystyrene PS 10.5 gr 7.5 gr 4.5 gr 22.5gram

3.3. Proses Pencetakan

Setelah diperoleh perbandingan komposisi dari bahan baku yang akan digunakan, selanjutnya dilakukan proses pencetakan spesimen. Proses pencetakan spesimen akan menggunakan Injection Moulding Machine Type RN.350. Setiap formula akan dicetak masing masing sebanyak 3 spesimen dengan 3 variasi temperatur yang berbeda untuk setiap formula, yaitu temperatur 160 o C, 180 o C Universitas Sumatera Utara 41 dan 200 o C. Sehingga dalam proses pencetakan ini total spesimen yang akan di- injection moulding adalah sebanyak 9 spesimen. Langkah-langkah dalam proses pencetakan, adalah sebagai berikut: 1. Hidupkan Injection Moulding Machine dengan menekan tombol “ON”; 2. Bahan baku campuran dari Serat Kelapa Sawit, Polypropylene PP dan Polystyrene PS selanjutnya dimasukkan ke dalam hopper. Gambar 3.8. Proses Penuangan Bahan Baku di Hopper 3. Setting Injection Moulding Machine pada temperatur 160 o C. Gambar 3.9. Setting Temperatur Injection Moulding Machine Universitas Sumatera Utara 42 4. Setting ujung nozzel dengan cara menurunkan tuas agar tepat berada di atas cetakan dan tahan agar posisi ujung nozzel tidak bergeser; Gambar 3.10. Setting Nozzel di Cetakan 5. Tekan tombol kontrol pada panel dan udara bertekanan akan dilepaskan melalui silinder menuju cetakan. Setelah itu tuas kemudian dinaikkan sehingga silinder akan kembali ke posisi semula; Gambar 3.11. Tombol Kontrol Injection Moulding Machine Universitas Sumatera Utara 43 6. Diamkan selama 5 menit agar spesimen dalam cetakan mengeras, kemudian keluarkan spesimen dari cetakan. Gambar 3.12. Spesimen hasil cetakan 7. Selanjutnya, lakukan setiap langkah diatas untuk mencetak spesimen lain dengan merubah temperatur pada Injection Moulding Machine. Gambar 3.13. Produk Spesimen Universitas Sumatera Utara 44 Gambar 3.14. Spesimen

3.4. Proses Uji Tarik

Setelah spesimen selesai dicetak, maka selanjutnya akan dilakukan proses uji tarik. Proses pengujian ini menggunakan Universal Tensile Strength Machine dan jumlah spesimen yang digunakan untuk proses uji tarik sebanyak 9 spesimen. Sebelum dilakukan proses pengujian, spesimen terlebih dahulu dilakukan proses pengukuran dimensi, yaitu pengukuran lebar dan tebal. Tabel 3.4 berikut ini merupakan tabel ukuran dimensi spesimen. Langkah-langkah dalam proses pengujian, adalah sebagai berikut: 1. Hidupkan Universal Tensile Strength Machine dengan menekan tombol “ON”; 2. Selanjutkan, letakkan spesimen yang akan diuji pada mesin dan kemudian dilakukan proses pengujian; Gambar 3.15. Spesimen uji tarik Universitas Sumatera Utara 45 3. Lakukan proses pengujian pada spesimen sampai spesimen tersebut putus; Keterangan: Lingkaran merah menunjukkan bagian dari spesimen yang putus. Gambar 3.16. Spesimen uji tarik yang putus 4. Hentikan mesin dan melepaskan spesimen serta mengukur perubahan yang terjadi pada spesimen tersebut; Gambar 3.17. Pengukuran perubahan pada spesimen uji tarik Universitas Sumatera Utara 46 5. Selanjutnya, lakukan setiap langkah diatas untuk melakukan pengujian tegangan tarik pada spesimen lain. Gambar 3.18. Spesimen hasil pengujian kekuatan tarik Universitas Sumatera Utara 47

BAB 4 ANALISA DATA

Pada bab ini akan dibahas tentang analisa grafik hasil pengujian sifat mekanik yaitu uji tarik pada spesimen dengan bahan baku campuran serat kelapa sawit, polypropylene PP dan polystyrene PS yang dicetak dengan 3 variasi temperatur yang berbeda yaitu temperatur 160 o C, 180 o C dan 200 o C.

4.1. Sifat Mekanik

Pada proses uji tarik spesimen yang dilakukan, data-data yang akan diperoleh antara lain: 1. Tegangan Luluh : Nmm 2 2. Tegangan Tarik : Nmm 2 3. Elongation Perpanjangan : mmmm atau 4. Modulus Elastis : Nmm 2 Gambar 4.1. Spesimen Uji Tarik Universitas Sumatera Utara 48

1. Formula 1 dengan temperatur 160

o C Berikut ini merupakan data yang diperoleh untuk spesimen 160, yaitu antara lain: No. Kode Spesimen Dimensi Spesimen Gaya Luluh Fy Gaya Tarik Fu Lebar b Tebal t Panjang Awal Lo Panjang Akhir Li mm mm mm mm N N 1. 160 - A 8.33 6.08 50 52.70 350 500 2. 160 - B 8.34 6.11 50 50.55 360 500 3. 160 - C 8.30 6.16 50 50.63 350 550 Dari data yang diatas maka dapat diperoleh, antara lain: 1. Kode Spesimen 160 – A 1. Perubahan Panjang ΔL 2. Luas A 3. Tegangan Luluh σ y Universitas Sumatera Utara 49 4. Tegangan Tarik σ u 5. Perpanjangan ε 6. Modulus Elastisitas E Untuk kode spesimen 160 – B dan 160 – C, perhitungan dilakukan seperti pada perhitungan kode spesimen 160 – A sehingga diperoleh No. Kode Spesimen Luas A Tegangan Luluh σy Tegangan Tarik σu Perpanjangan ε Modulus Elastisitas E mm 2 Nmm 2 Nmm 2 Nmm 2 1. 160 - A 50.65 6.91 9.87 5.40 182.78 2. 160 - B 50.96 6.87 9.81 1.10 891.82 3. 160 - C 51.13 6.85 10.76 1.69 636.67 Universitas Sumatera Utara 50

2. Formula 2 dengan temperatur 180

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH MOTIVASI, PERSEPSI DAN SIKAP KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KAMERA DSLR MEREK CANON DI YOGYAKARTA

0 8 69

ANALISIS FAKTOR SOSIAL DAN CITRA MEREK ATAS KEPUTUSAN PEMBELIAN KAMERA DSLR CANON Analisis Faktor Sosial Dan Citra Merek Atas Keputusan Pembelian Kamera DSLR Canon (Studi Kasus Di Kota Surakarta).

0 1 14

ANALISIS FAKTOR SOSIAL DAN CITRA MEREK ATAS KEPUTUSAN PEMBELIAN KAMERA DSLR CANON Analisis Faktor Sosial Dan Citra Merek Atas Keputusan Pembelian Kamera DSLR Canon (Studi Kasus Di Kota Surakarta).

0 1 17

Pengaruh Pengetahuan Produk dan Pelayanan Terhadap Keputusan Pembelian Kamera DSLR Canon Pada Komunitas Photography Model Artwork Cinema

0 0 17

Pengaruh Pengetahuan Produk dan Pelayanan Terhadap Keputusan Pembelian Kamera DSLR Canon Pada Komunitas Photography Model Artwork Cinema

0 0 1

Pengaruh Pengetahuan Produk dan Pelayanan Terhadap Keputusan Pembelian Kamera DSLR Canon Pada Komunitas Photography Model Artwork Cinema

0 0 3

Pengaruh Pengetahuan Produk dan Pelayanan Terhadap Keputusan Pembelian Kamera DSLR Canon Pada Komunitas Photography Model Artwork Cinema

1 0 29

Pengaruh Pengetahuan Produk dan Pelayanan Terhadap Keputusan Pembelian Kamera DSLR Canon Pada Komunitas Photography Model Artwork Cinema

0 0 1

Pengaruh Pengetahuan Produk dan Pelayanan Terhadap Keputusan Pembelian Kamera DSLR Canon Pada Komunitas Photography Model Artwork Cinema

0 0 8

PENGARUH BRAND EQUITY, BRAND TRUST, DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KAMERA CANON (Study pada Pembeli Produk all new Kamera Canon di Wilayah Kabupaten Banyumas) - repository perpustakaan

0 1 17