41 Untuk mendapatkan data butiran sedimen rata-rata D
70
, sampel yang digunakan adalah sedimen dasar Bed Load yang pengambilannya menggunakan alat grab
sampler.
Selanjutnya sedimen diuji di Laboratorium Mekanika Tanah Departemen Teknik Sipil USU menggunakan analisa saringan sieve analysis, bertujuan untuk
menentukan distribusi ukuran butir sedimen dari ukuran saringan terbesar saringan no.10 hingga ukuran sedimen terkecil saringan no. 200, D
50
. Untuk data TSS atau nilai C
b
, sampel yang diambil berupa air laut pada kedalaman 13 dari permukaan. Selanjutnya sampel diuji di Laboratorium
Penelitian Limbah Departemen Teknik Kimia USU untuk diambil nilai TSS-nya. Berikut 9 tahapan dalam pelaksanaan survei :
1. Menuju titik awal pengambilan sampel dengan motor boat nelayan. 2. Melakukan pengukuran kordinat titik tersebut dengan GPS dan catat waktu
pengambilan. 3. Melakukan pengukuran kedalaman dengan Fish Finder.
4. Melakukan pengambilan sampel sedimen dasar dengan alat grab sampler dan
sampel air laut dikedalaman 13 dari permukaan. 5. Melakukan pengukuran suhu dan salinitas.
6. Gunakan GPS tracking mode, jalankan boat sejauh 2 kilometer menuju hulu sungai dan catat kordinat titik kedua.
7. Melakukan pengukuran salinitas. 8. Lakukan tahapan ke-6 dan ke-7 hingga menemukan titik dengan kadar salinitas
sama dengan nol. 9. Pada titik terakhir lakukan pengukuran suhu dan sertakan dokumentasi pada
setiap titik.
Universitas Sumatera Utara
42
Gambar 3.2: Diagram alir metode penelitian
Studi Literatur
Pengumpulan Data
Data Primer Data Sekunder
Selesai Mulai
Pengambilan sampel sedimen dan air
- Pengukuran lebar dan kedalaman mulut
muara - Pengukuran
temperatur dan salinitas
Pengolahan Data [Uji Laboratorium]
- Data TSS - Data D
50
- Pengolahan Data
[Analisa Admiralty] - Komponen pasang
surut S
2
dan M
2
Data pengamatan pasang surut
- Debit Sungai
Pengolahan Data Analisis Data
Pemodelan
Hasil
Kesimpulan Saran
Universitas Sumatera Utara
43
BAB IV PENGOLAHAN DATA
Data yang diperoleh dari lapangan tidak sepenuhnya dapat digunakan langsung. Beberapa ada yang harus diolah terlebih dahulu baik dengan uji
laboratorium ataupun metode pengolahan, untuk selanjutnya digunakan pada tahap analisis data.
4.1 Kordinat
Dari survei lapangan kita memperoleh 10 titik lokasi penelitian dengan jarak antar titik sejauh 2.000 m dan total panjang estuari 18.000 m. Berikut
Kordinat dari 10 titik penelitian yang kita ukur menggunakan GPS.
Tabel 4.1: Kordinat titik penelitian
Titik Kordinat
Jarak dari Mulut Muara m
X UTM Y UTM
A 453309
412468 18.000
B 455290
413398 16.000
C 457271
414268 14.000
D 459252
415178 12.000
E 461250
416088 10.000
F 463248
416998 8.000
G 465252
417908 6.000
H 467078
418656 4.000
I 468794
419690 2.000
J 470783
429580
Universitas Sumatera Utara
44 Selanjutnya kordinat penelitian diubah kedalam kordinat geografi dan di-
input kedalam google earth Hingga dihasilkan sebuah peta estuari Sungai
Belawan beserta lokasi penelitian, seperti pada gambar 4.1.
Gambar 4.1
: Peta lokasi penelitian
4.2 Bathimetri
Dari survei diperoleh kedalaman pada mulut muara sedalam 12 m dan dengan bantuan citra satelit google diperoleh lebar mulut muara selebar 500 m.
Alasan penggunaan google earth dalam pengukuran lebar adalah karena ketika mengambil garis lurus pengukuran, haruslah tegak lurus dengan aliran sungai.
Dan itu lebih akurat bila dilakukan di peta goole dibanding lapangan. Berikut hasil pengukuran bathimetri pada setiap titik penelitian:
Universitas Sumatera Utara
45
Wx = [27 100 150 195 220 250 300 350 437 500] Wo = 500
L = 18000 X = [18000 16000 14000 12000 10000 8000 6000 4000 2000 0]
a = 1 da = 1000;
while absda0.0001
fx = Wo exp-aXL df_da = -Wo XL.exp-aXL
Y = Wx - fx da = df_da \ Y
a = a + da end
x = 0:10:18000; W = Wo exp-aXL
plotX, -Wx, o
hold on
plot X,-W xlabel
jarak dari mulut muara m ylabel
lebar m
Tabel 4.2:
Hasil pengukuran kedalaman dan lebar estuari
selanjutnya dari hasil pengukuran dicari nilai koefisien lebar dan kedalaman estuari. Pencarian menggunakan metode regresi non-linear Gauss Newton dengan
bantuan software Matlab, berikut script-nya: 1. Koefisien lebar estuari a
Titik Lebar m
Kedalaman m
A 27
1.9 B
100 2.7
C 150
3.5 D
195 4.0
E 220
5.6 F
250 6.5
G 300
8.0 H
350 9.6
I 437
10.7 J
500 12.0
Universitas Sumatera Utara
46
Dx = [1.9 2.7 3.5 4.0 5.6 6.5 8.0 9.6 10.7 12.0] Do = 12
L = 18000 X = [18000 16000 14000 12000 10000 8000 6000 4000 2000 0]
a = 1 da = 1000;
while absda0.0001
fx = Do exp-aXL df_da = -Do XL.exp-aXL
Y = Dx - fx da = df_da \ Y
a = a + da end
x = 0:10:18000; D = Do exp-aXL
plotX, -Dx, o
hold on
plot X,-D xlabel
jarak dari mulut muara m ylabel
lebar m
Dari regresi tersebut diperoleh nilai koefisien lebar muara a sebesar 1,4835.
2. Koefisien kedalaman muara b