Kasus musim dingin suhu memanjang longitudinal temperature winter case

24

1. Kasus musim dingin suhu memanjang longitudinal temperature winter case

Pada musim dingin, suhu air laut, T s o C lebih hangat daripada suhu air sungai, T R o C, sehingga suhu air berkurang dalam bagian hulu. Persamaan 2.21 dapat digunakan untuk menguraikan distribusi yang ada sebagai kurva Gaussian: …..……….. 2.22 dimana T x = suhu estuari pada jarak x meter dari mulut muara o C T S = suhu pada air laut °C T R = suhu pada air sungai °C x = jarak titik dari mulut muara m 2. Kasus musim panas suhu memanjang longitudinal temperature summer case Pada musim panas suhu air laut umumnya lebih dingin daripada air sungai, sehingga suhu air bertambah pada bagian hilir. Persamaan 2.21 dapat digunakan untuk menguraikan distribusi yang ada sebagai kurva Gaussian. ……..……....…2.23 B. Salinitas Dalam oceanografi salinitas dinyatakan dalam bagian perseribu parts per thousand , ppt atau permil o oo , sama dengan jumlah gram garam dalam setiap liter larutan. Salinitas kadar garam pada air laut sangat erat kaitannya dengan letak geografis, curah hujan lokal, banyaknya air yang masuk ke laut, penguapan dan edaran masa air king dalam Izma, 2011. Perubahan salinitas pada perairan Universitas Sumatera Utara 25 bebas laut bebas relatif lebih kecil dibanding dengan perairan pantai. Hal ini disebabkan karena perairan pantai lebih banyak memperoleh masukan air tawar dari muara-muara sungai terutama pada waktu musim hujan Hela dan Laevastu dalam Izma, 2011. Berikut ini akan diberikan klasifikasi estuari berdasarkan struktur salinitasnya yang dibedakan menjadi empat tipe Pritchard dalam Hardisty, 2007. 1. Estuari sudut asin Apabila debit air tawar besar dibandingkan dengan debit yang ditimbulkan oleh pasang surut, air tawar dan air asin akan terpisah dengan air tawar yang mengalir menuju laut berada diatas lapisan air asin dan lapisan air asin mengalir dibawah air tawar dengan membentuk sudut. Salinitas dilapisan bawah sama dengan salinitas air laut sedang lapis atas merupakan air tawar. Posisi sudut asin dapat berubah, yang bisa bergerak ke hulu pada saat pasang dan ke hilir pada waktu surut. 2. Estuari tercampur sebagian Apabila pasang surut lebih besar, pencampuran yang lebih baik terjadi antara air asin dan air tawar. Tingkat pencampuran tergantung pada energi yang ditimbulkan oleh pasang surut. Salinitas bervariasi dalam arah memanjang dan vertikal. Dalam arah memanjang salinitas berkurang dari mulut sungai ke arah hulu, sedang dalam arah vertikal berkurang dari dasar ke permukaan. 3. Estuari dengan stratifikasi lateral Pada estuari yang sangat besar lebar, gaya korilis dapat menimbulkan gradien lateral dari salinitas. Salinitas berubah dalam arah memanjang dan lateral. Universitas Sumatera Utara 26 Distribusi salinitas dalam arah vertikal dapat bervariasi atau tidak tergantung pada kedalaman estuari. 4. Estuari tercampur sempurna Apabila pasang surut besar dan debit sungai kecil, akan terjadi campuran yang lebih baik lagi. Tidak lagi terjadi bidang batas antara air asin dan air tawar. Distribusi salinitas dalam arah vertikal adalah sama. Variasi salinitas hanya terjadi sepanjang estuari tanpa stratifikasi vertikal dan lateral. Banyak para ahli mis, Dyer,1986 menghadirkan analisa rincian mengenai distribusi memanjang keseimbangan kandungan kadar garam dari hilir hingga hulu sungai kedalam sebuah ekspresi sebagai berikut: …………….…………2.24 Hal ini menjelaskan bahwa pengaruh kecepatan arus pasut tehadap kadar garam dari hilir sisi kiri pada persamaan 2.24 yang diseimbangkan dengan difusi hulu sungai sisi kanan pada persamaan 2.24. Pendekatan ini sudah digunakan oleh West dan Williams 1975 dalam Tay Estuari di Skotlandia. Kadar garam air laut biasanya berkisar 35 ‰ dengan asumsi air sungai dalam keadaan segar, dengan demikian kadar garam akan berkurang pada bagian hulu. Persamaan 2.25 dapat digunakan untuk menjelaskan variasi kadar garam yang terkandung pada hilir sungai hingga hulu sungai dengan distribusi Gaussian.           x s Ks x x s u       _ _ Universitas Sumatera Utara 27 …………………….2.25 dimana S x = salinitas pada jarak x meter dari mulut muara ‰

2.2.5 Partikel Estuari Sedimen