cvii
6. Scene Enam
Gambar A.6 Makna Denotasi
Berdasarkan lambang-lambang yang terlihat dari deskripsi dapat dianalisis bahwa pada detik ke 00.32”, talent pekerja bukanlah pekerja rendahan, ini tampak
dari busana yang mereka pakai dan setting ruang kerja eksklusif bukan untuk orang banyak dengan properti laptop di atas meja menunjukkan bahwa mereka
adalah para eksekutif muda.Jenis pengambilan gambar dalam scene ini kombinasi medium shot dan long shot dengan angle kamera eye level dan high angle. Audio
dalam scene ini merupakan lanjutan dari audio scene sebelumnya yaitu dengan lirik “walaupun sendiri,diriku tak pernah sepi…”.
Setting lokasi mayoritas di lokasi sebuah perkantoran, hal ini tampak dari pakaian orang-orang yang berada di lokasi yaitu memakai baju kemeja, celana
panjang, dan dasi bagi laki-laki serta menggunakan blazer atau jas bagi yang wanita.
Terdapat beberapa informasi dalam scene ini, yaitu mengenai keberadaan tarif Rp 0,01 dan layanan RBT dari XL.
Makna Konotasi
cviii Sesuai tanda-tada dalam scene ini menunjukkan bukan hanya anak-anak
muda, para eksekutif kantor pun tertarik untuk menggunakan produk XL. Selain sebagai penunjuk segmentasi, penggunaan para eksekutif muda dalam gambar ini
berfungsi sebagai representasi untuk menunjukkan walaupun menawarkan tarif murah, XL bukanlah merk murahan. Hal ini sesuai dengan simbol yang melekat
pada para eksekutif muda yaitu sebagai konsumen kelas atas. Umumya konsumen kelas atas mereka adalah orang-orang pemilih yang hanya mau menggunakan
produk terbaik. Visual ini mengandung makna bahwa jika pada scene-scene sebelumnya menekankan bahwa orang-orang yang tertarik menggunakan XL
adalah anak muda, pada scene ini segmentasi XL juga mengena ke kalangan konsumen atas. Teori menetas mengemukakan bahwa konsumen kelas bawah
akan meniru prilaku dari konsumen kelas atas Sumarwan, 2003:265. Sehingga diharapkan konsumen kelas bawah pun mengikuti mereka memakai produk XL.
Visual selanjutnya pada detik ke 00.38” menunjukkan bahwa XL memberikan tarif yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat umum. Penggunaan
bis sebagai simbol karena bis merupakan kendaraan umum dengan tarif murah yang siap melayani kebutuhan perjalanan pelanggan, sama halnya dengan
posisioning yang ingin dibangun XL yaitu memberikan tarif murah namun tetap memuaskan kepada pelanggan.
Shot pada detik 00.41” masih berhubungan dengan shot pertama yaitu berkenaan dengan segmentasi dan kelompok acuan. Dalam shot ini diperlihatkan
semakin banyak para pekerja kantoran yang tertarik dengan promo Rp 0,01. Komunikasi nonverbal rasa tertarik tampak dari ekspresi salah seorang diantara
cix mereka, hal ini dapat dilihat dari pengambilan gambar dengan medium shot yang
memperlihatkan seorang wanita yang pecah konsentrasinya saat menelpon dan mengalihkan perhatiannya pada running text Rp 0,01 yang berada di atasnya. Ini
menunjukkan bahwa tarif Rp 0,01 yang ditawarkan XL adalah sesuatu yang baru dan menarik rasa ingin tahu. Apabila hal yang sudah wajar, tentu si wanita tidak
akan terpecah konsentrasinya saat menelpon Dari unsur audio berupa lirik yang berbunyi “walaupun sendiri,diriku tak
pernah sepi…”, menunjukkan keberadaan XL sangat membantu untuk layanan komunikasi jarak jauh konsumen. Secara tersirat dalam teks tersebut
menggambarkan bahwa XL selalu berusaha berada disamping konsumen untuk memberikan kepuasan dengan tarif murah untuk melakukan komunikasi Dengan
tarif murah, XL dapat menjadi pilihan untuk melakukan komunikasi dengan teman saat merasa kesepian.
7. Scene Tujuh