Uraian Kegiatan PROSES AKLIMATISASI PADA KULTUR JARINGAN ANGGREK DI LABORATORIUM KULTUR JARINGAN UNIT WONOCATUR, BANGUNTAPAN, BANTUL, YOGYAKARTA

commit to user 18

B. Uraian Kegiatan

Teknologi kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan bibit secara modern yang dilakukan di instansi Balai Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan dan Hortikultura BPPTPH unit Wonocatur. Dengan teknik ini dapat diperoleh beberapa keuntungan antara lain dapat memproduksi tanaman jenis unggul dalam jumlah banyak dengan waktu relatif singkat. Selain itu juga dapat menghemat ruang, tenaga dan biaya. Teknik kultur jaringan anggrek yang dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan unit Wonocatur ini, yaitu Tahap seleksi tanaman induk, Tahap sterilisasi eksplant, Tahap pembuatan media dan sterilisasi, Tahap sterilisasi alat dan media, Tahap inisiasi dan subkultur, Tahap pengakaran, Tahap aklimatisasi. 1. Tahap seleksi tanaman induk Mempersiapkan bahan tanaman eksplant yaitu biji tanaman anggrek yang dipilih dari buah yang sudah masak secara fisiologis, Masaknya buah anggrek berbeda menurut jenisnya. Dendrobium masak buahnya 4 bulan, Phaleonopsis masak buahnya 4 bulan, Vanda masak buahnya 8 bulan, Cattleya masak buahnya 9 – 10 bulan. buah tersebut didapat dari kantor dinas yang berada di Ngipiksari. Buah tersebut memiliki tanda-tanda antara lain ketegangan permukaan buah tinggi, berwarna kekuningan, dan bila dibuka biji sudah tidak lengket. Buah yang paling baik digunakan dan lebih mudah penanganannya adalah buah yang tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua. Biji yang terlalu tua sering pecah sebelum ditabur ke dalam botol, biji yang terlalu muda biasanya belum terbentuk secara sempurna, sehingga masih menjadi satu dengan jaringan buah. Biji anggrek tidak mempunyai cadangan makanan endosperm yang dapat digunakan pada awal perkecambahannya. Namun, di alam mampu berkecambah walau dalam presentase yang sangat kecil. Hal ini dikarenakan adanya bahan – bahan organik yang disuplai oleh micoryza asosiasi antara jenis cendawan tertentu dengan akar tanaman tingkat tinggi yang hidup dalam biji anggrek. Pertumbuhan biji anggrek secara commit to user 19 alamiah tidak dapat optimal, karena biji anggrek tidak cukup energi untuk tumbuh kurang cadangan makanannya, sehingga akan optimal apabila dibantu dalam sistem in vitro. 2. Tahap sterilisasi eksplant Tujuan sterilisasi eksplant adalah untuk mencegah terjadinya kontaminasi oleh cendawan dan bakteri pada eksplant yang dapat menghambat pertumbuhan jaringan eksplant. Kegiatan sterilisasi eksplant yang dilakukan adalah pertama-tama eksplant dimasukkan kedalam beaker glass yang berisi larutan alkohol 70 sampai eksplant terendam dan dibiarkan selama 10 menit. Kemudian eksplant dibilas dengan aquades setelah itu dimasukkan dalam larutan clorox 20 selama 10 menit dan di aduk – aduk lalu dibilas dengan aquades sampai bersih. Setelah dibilas eksplant tersebut ditanam dalam media. 3. Tahap pembuatan media dan sterilisasi Media kultur jaringan secara umum dibedakan menjadi 2 yaitu media dasar dan media perlakuan. Di laboratorium kultur jaringan wonocatur media yang digunakan adalah media dasar Murashige Skoog MS. Media dasar MS adalah yang paling luas penggunaannya dibanding dengan media dasar lainnya. Media MS banyak digunakan terutama pada mikropropagasi tanaman dikotil dengan hasil yang memuaskan. Hal itu dikarenakan media MS memiliki kandungan garam – garam yang lebih tinggi daripada media lain, disamping itu kandungan nitratnya juga tinggi. Untuk pembuatan media dasar digunakan larutan stok. Larutan stok dibuat untuk mempermudah pembuatan media. Larutan stok terdiri dari stok A, B, C, D, E, F, Vitamin dan ZPT. Komposisi media dalam teknik kultur jaringan : - Unsure makro : N, P, K, Ca, Mg dan S - Unsur mikro: Fe, Mn, Zn, B, Mo, Cu, dan Co - Vitamin : Niasin, Glisin, Pridoksin, HCL, Tiamin HCL - Sumber energy : Sukrosa, Fruktosa, Glukosa - Bahan pemadat dan pengilat bahan kimia berupa agar commit to user 20 - Zat Pengatur Tumbuh ZPT yang terdiri dari golongan auksin IAA, IBA, NAA, 2,4 D Dan golongan sitokinin Kinetin, Zeatin, BAP. Auksin dan Sitokinin memberikan pengaruh interaksi terhadap diferensiasi jaringan. Pada pemberian auksin dengan kadar yang relative tinggi, deferensiasi kalus cenderung ke arah pembentukan primordial akar. Sedangkan pada pemberian sitokinin dengan kadar yang relatif tinggi, diferensiasi kalus cenderung ke arah primodial batang dan tunas. Untuk pembuatan larutan stok sebanyak 100 ml komposisinya tertera pada tabel 4.2: Tabel 4.2 Komposisi Larutan Stok Media MS dalam 100 ml Aquades No Jenis Stok Jenis Bahan Berat gr 1 2 3 4 5 6 7 8 A B C D E F Vitamin Myoinositol NH 4 NO 3 KNO 3 CaCl 2 .H2O MgSO 4 .H2O KH 2 PO 4 Na 2 EDTA FeSO 4 dilarutkan dan dipanaskan MnSO 4 .H2O ZnSO 4 .7H2O H 3 BO 3 KL Na2MoO 4 .2H2O CaCl 6 .H2O CuSO 4 .5H2O Thiamin HCL Nicotinic Acid Piridokside HCL Glisine Myoinositol 8,25 9,5 4,4 3,7 1,7 0,745 0.557 0,338 0,172 0,124 0,0166 0,005 0,0005 0,0005 0,01 0,05 0,05 0,2 1 commit to user 21 ZPT : · BAP 0,1 g dalam 100 ml aquades · NAA 0,1 g dalam 100 ml aquades Kebutuhan stok ZPT untuk membuat 1 liter media tergantung pada konsentrasi ZPT yang diperlukan. Untuk pembuatan media MS konsentrasi BAP sebanyak 8 ml dalam 1 liter larutan, sedangkan untuk konsentrasi NAA dalam 1 liter larutan membutuhkan 2 ml. sedangkan pada konsentrasi ZPT dalam media pengakaran berbanding terbalik dengan media MS. Untuk membuat media MS sebanyak 1 liter digunakan 30 gram gula pasir yang dilarutkan dalam aquades dengan menggunakan magnetic stirer yang kemudian dicampur dengan larutan stok dengan komposisi sebagai berikut: 20 ml stok A, 20 ml stok B, 10 ml stok C, 10 ml stok D, 5 ml stok E, 5 ml stok F, 1 ml Vitamin, 10 ml Myoinositol. Kemudian larutan stok dan larutan gula ditambahkan air aquades hingga 1 liter dan diaduk hingga homogen. Kemudian mengukur pH larutan, pH yang dikehendaki adalah 5,8-6. Larutan campuran tersebut dimasukkan dalam panci dan ditambahkan 10 gr agar bubuk kemudian direbus. Media dimasak sampai mendidih, kemudian media diisikan ke dalam botol-botol kultur steril yang telah disiapkan. 4. Tahap sterilisasi alat dan media Sterilisasi merupakan salah satu hal yang sangat penting pada kegiatan kultur jaringan untuk mengatasi kontaminasi mikroorganisme. Sterilisasi peralatan dan media biasanya menggunakan alat yang disebut autoklaf. Alat ini bekerja berdasarkan temperatur dan tekanan. Sebelum disterilkan pada autoklaf, hal yang dilakukan adalah mencuci alat-alat sehabis digunakan untuk proses kultur jaringan dengan menggunakan air bersih dan direndam dengan larutan Clorox selama ± 15 menit. Alat-alat yang perlu disterilkan sebelum penanaman adalah pinset, skalpel, petridish, pisau pemotong, dan botol-botol kosong. Temperatur yang digunakan untuk sterilisasi alat-alat tersebut adalah 121 o C hingga pada commit to user 22 tekanan 17,5-20 psi atau selama 30 menit. Sedangkan untuk media kultur dengan suhu 121 o C hingga tekanan 17,5-20 psi, dikonstankan pada tekanan 20 psi dan dipertahankan selama 30 menit. Waktu yang digunakan untuk sterilisasi media berbeda dengan sterilisasi alat, karena bila terlalu lama media akan mendidih dan meluap. Sterilisasi yang dilakukan di laboratorium kultur jaringan BPPTPH masih menggunakan autoklaf yang sederhana. Dengan adanya keterbatasan sumber daya manusia yang dimiliki, sterilisasi alat dan media tidak dapat dilakukan bersamaan dan dalam jumlah yang besar. Untuk sterilisasi peralatan seperti pinset, pisau, skalpel, petridish dan masker digabungkan dengan sterilisasi media dalam satu autoklaf. 5. Tahap inisiasi dan subkultur Tahap inisiasi merupakan tahap penanaman eksplan yang telah disterilkan, yaitu dengan cara biji ditaburkan ke dalam botol yang sudah berisikan media, inisiasi dilakukan di dalam LAF Laminair Air Flow. tahap ini membutuhkan waktu 2 sampai 3 bulan. Tahap berikutnya adalah sub kultur yaitu tahap pemindahan atau penanaman protocorm like body plb yang dihasilkan dalam tahap inisisasi ke dalam media yang formulanya sama secara berulang-ulang untuk menghasilkan bibit anggrek dalam jumlah yang diinginkan. Setelah berumur 3 bulan, kultur anggrek sudah dapat diperbanyak dari satu botol menjadi 5 – 15 botol kultur. Bagian yang diperbanyak adalah bagian kalus yang dicacah dipotong menjadi potongan-potongan kecil. Potongan- potongan tersebut ditanam dalam media kultur baru. 6. Tahap pengakaran Tahap pengakaran bertujuan supaya tunas yang ada dalam botol berakar sebelum di aklimatisasi. Pembentukan akar merupakan tahap yang sangat penting dalam biakan mikro. Pertumbuhan akar dapat dirangsang dengan penambahan zat pengatur tumbuh auksin. Waktu yang diperlukan dalam tahap pengakaran ini berbeda-beda tergantung tanamannnya, tetapi biasanya sekitar 3-12 minggu. Setelah umur 3-12 minggu planlet dipindah commit to user 23 kedalam media baru yang sudah ditambahkan arang aktif dimana konsentrasi NAA berbanding terbalik dengan konsentrasi BAP pada media MS. Setelah tunas berakar dalam botol, tunas tersebut telah siap dikeluarkan dan diaklimatisasikan di dalam screen house. 7. Tahap aklimatisasi Kultur in vitro selesai pada saat terbentuk planlet tanaman kecil yang sudah mempunyai pucuk pada ujung yang satu dan akar yang berfungsi pada ujung yang lainnya. Selanjutnya adalah pemindahan planlet ke lingkungan yang sebenarnya dengan menggunakan media arang, sabut kelapa dan pakis. Masa ini adalah masa kritis dalam rangkaian perbanyakan tanaman. Ada beberapa proses yang dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Unit Wonocatur yaitu sebagai berikut: a. Menyiapkan media tanam anggrek berupa arang, sabut kelapa dan potongan pakis yang sebelumnya direndam dengan larutan fungisida selama sehari semalam. b. Planlet dikeluarkan dari botol setelah itu dicuci dengan larutan fungisida kemudian dibilas sebanyak dua kali ulangan dengan air bersih lalu ditiriskan pada keranjang plastik yang bersih. Pada waktu pencucian diusahakan sampai bersih karena media in vitro mangandung gula yang disukai mikrobia dan diusahakan akar jangan sampai terputus karena akar yang rusak akan cepat mengundang kontaminasi. c. Penanaman planlet anggrek dilakukan dalam kompot pot bersama, pot bersama ini digunakan untuk menanam bibit anggrek yang dikeluarkan dari botol, pananaman dalam satu pot sebanyak 10 bibit secara bersama. d. Kompot diletakkan pada rak-rak yang terdapat di dalam screen house yang kelembaban, suhu udara dan intensitas cahaya mataharinya dapat terjaga. e. Penyiraman dilakukan setiap hari dan diberi fungisida dengan cara disemprotkan, dosisnya 2 grlt setiap minggunya. commit to user 24 f. Anggrek dipindahkan ke pot tunggal apabila tanaman anggrek sudah layak dipindahkan yaitu dengan ciri tanaman anggrek tersebut sudah lengkap dan sudah mempunyai kekuatan tumbuh yang lebih kuat.

C. Pembahasan