Sarana dan Prasarana Kondisi Umum Perusahaan

commit to user 16

b. Kepegawaian

Karyawan Laboratorium Kultur Jaringan berjumlah 7 orang terdiri dari 4 orang pegawai dan 3 orang harian lepas. Data terperinci pada tabel 4.1 : Tabel 4.1. Data Karyawan Laboratorium Kultur Jaringan UPTD BPPTPH Unit Wonocatur No Nama Pendidikan Jabatan 1 2 3 4 5 6 7 Muryono Ir. H. Ruspandi A.F Sumarsih Siti Rojimah Djumakir Sakimin Wijo SLTA S1 SLTA SLTA SLTA SD SD Koordinator Lab. Kultur Jaringan Staf pembimbing KL Staf Administrasi Staf Petugas Laboratorium Penjaga Tenaga Harian Bagian Pemelihara Lingkungan

4. Sarana dan Prasarana

Kegiatan operasional Laboratorium Kultur Jaringan maupun perbanyakan bibit buah-buahan sangat ditunjang oleh keberadaan sarana dan prasarana yang tersedia. Sarana dan prasarana yang ada meliputi gedungbangunan dan peralatan. Bangunan terdiri dari: a. Bangunan kantor, seluas 128 m 2 b. Laboratorium Kultur Jaringan seluas 89 m 2 Di dalam Laboratorium Kultur Jaringan dibagi menjadi beberapa ruangan yang mempunyai fungsi berbeda-beda antara ruang yang satu dengan yang lainnya. Ruang-ruang tersebut adalah: 1 Ruang Persiapan Ruang ini digunakan untuk sterilisasi eksplan, pembuatan media, sterilisasi alat dan media. Dalam ruangan ini terdapat beberapa peralatan yang digunakan untuk kultur jaringan, diantaranya: a Timbangan analitik untuk menimbang bahan-bahan kimia. b Hot plate magnetic stirrer untuk mengaduk dan memanaskan bahan kimia. commit to user 17 c Autoklaf untuk sterilisasi alat dan media. d Alat-alat gelas, seperti gelas ukur dan Erlenmeyer. e Almari penyimpanan bahan-bahan kimia. f Meja kerja, yang digunakan ketika membuat media. g Almari pendingin untuk menyimpan larutan stok. h Kompor untuk memanaskan autoklaf ketika sedang beroperasi. 2 Ruang Inkubasi Ruang ini digunakan untuk meletakkan atau menumbuhkan planlet dalam botol setelah inisiasi atau setelah dilakukan multiplikasi sub kultur, Dalam ruangan ini dilengkapi dengan AC dan lampu TL untuk menjaga agar suhu dan intensitas cahaya diruangan sesuai dengan persyaratan yang dibutuhkan agar planlet mampu tumbuh dengan baik. 3 Ruang Isolasi Ruangan ini digunakan untuk melakukan inisiasi atau sub kultur. Dalam ruangan ini terdapat Laminar Air Flow kotak tanam. Ruangan ini dilengkapi dengan AC dan lampu UV. Lampu UV dinyalakan ± 30 menit sebelum ruangan digunakan. Lampu UV ini digunakan untuk menumbuhkan kontaminan yang dapat mengganggu pertumbuhan planlet. Pada saat bekerja lampu UV dimatikan karena lampu ini menimbulkan radiasi yang membahayakan kesehatan manusia. c. Screen House 2 unit, seluas masing-masing 100 m 2 dan 80 m 2. Screen house atau rumah kaca merupakan rumah yang digunakan untuk mengaklimatisasi dan menumbuhkan tanaman yang baru saja keluar dari botol kultur jaringan. Screen house ini digunakan untuk mengadaptasikan bibit hasil kultur jaringan dengan lingkungan sebelum ditanam di habitat aslinya. commit to user 18

B. Uraian Kegiatan

Teknologi kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan bibit secara modern yang dilakukan di instansi Balai Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan dan Hortikultura BPPTPH unit Wonocatur. Dengan teknik ini dapat diperoleh beberapa keuntungan antara lain dapat memproduksi tanaman jenis unggul dalam jumlah banyak dengan waktu relatif singkat. Selain itu juga dapat menghemat ruang, tenaga dan biaya. Teknik kultur jaringan anggrek yang dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan unit Wonocatur ini, yaitu Tahap seleksi tanaman induk, Tahap sterilisasi eksplant, Tahap pembuatan media dan sterilisasi, Tahap sterilisasi alat dan media, Tahap inisiasi dan subkultur, Tahap pengakaran, Tahap aklimatisasi. 1. Tahap seleksi tanaman induk Mempersiapkan bahan tanaman eksplant yaitu biji tanaman anggrek yang dipilih dari buah yang sudah masak secara fisiologis, Masaknya buah anggrek berbeda menurut jenisnya. Dendrobium masak buahnya 4 bulan, Phaleonopsis masak buahnya 4 bulan, Vanda masak buahnya 8 bulan, Cattleya masak buahnya 9 – 10 bulan. buah tersebut didapat dari kantor dinas yang berada di Ngipiksari. Buah tersebut memiliki tanda-tanda antara lain ketegangan permukaan buah tinggi, berwarna kekuningan, dan bila dibuka biji sudah tidak lengket. Buah yang paling baik digunakan dan lebih mudah penanganannya adalah buah yang tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua. Biji yang terlalu tua sering pecah sebelum ditabur ke dalam botol, biji yang terlalu muda biasanya belum terbentuk secara sempurna, sehingga masih menjadi satu dengan jaringan buah. Biji anggrek tidak mempunyai cadangan makanan endosperm yang dapat digunakan pada awal perkecambahannya. Namun, di alam mampu berkecambah walau dalam presentase yang sangat kecil. Hal ini dikarenakan adanya bahan – bahan organik yang disuplai oleh micoryza asosiasi antara jenis cendawan tertentu dengan akar tanaman tingkat tinggi yang hidup dalam biji anggrek. Pertumbuhan biji anggrek secara