Aklimatisasi Anggrek PROSES AKLIMATISASI PADA KULTUR JARINGAN ANGGREK DI LABORATORIUM KULTUR JARINGAN UNIT WONOCATUR, BANGUNTAPAN, BANTUL, YOGYAKARTA

commit to user 7

B. Aklimatisasi Anggrek

Aklimatisasi adalah suatu upaya mengkondisikan planlet atau tunas mikro hasil perbanyakan melalui kultur in vitro ke lingkungan in vivo yang aseptik. Aklimatisasi merupakan proses yang penting dalam rangkaian aplikasi teknik kultur jaringan untuk mendukung pengembangan pertanian Yusnita 2003. Menurut Taji et al 2002, secara umum prosedur aklimatisasi diuraikan sebagai berikut: Planlet-planlet yang akan diaklimatisasi dikeluarkan dari dalam wadah kultur. Agar-agar yang masih menempel dicuci bersih untuk membuang sumber kontaminasi. Selanjutnya, planlet tersebut ditanam pada medium tanah steril dipasteurisasi di dalam pot kecil. Pada awalnya, planlet harus dilindungi dari kerusakan dengan menempatkan di bawah naungan. Pot anggrek yang digunakan pada tahap aklimatisasi ini sebaiknya memiliki sistem aerasi yang baik karena akar anggrek secara alamiah menempel pada pohon sehingga selain berfungsi untuk menyerap makanan juga berfungsi sebagai akar napas. Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan ketika memilih pot anggrek adalah bahan baku, drainase saluran pembuangan air, dan kelancaran aerasi udara Edhi Sandra, 2001:16 Pot anggrek yang baik terbuat dari batu bata dengan lubang-lubang di bagian dasar pot. Banyak pengusaha anggrek yang justru menanam anggrek dalam pot plastik seperti keranjang kecil, dimana semua bagiannya berlubang kecil-kecil seperti saringan. Dengan pot plastik ini anggrek mampu tumbuh subur Hendaryono, 1998 : 23 Pilihan jenis media yang akan digunakan harus mempertimbangkan beberapa faktor misalnya lingkungan, pertumbuhan tanaman dan susunan unsur haranya. Didaerah bercurah hujan tinggi, hindari penggunaan media moss atau pakis karena kemampuan menahan airnya cukup tinggi. Akibat air yang berlebihan, tanaman mudah menggugurkan daun dan busuk karena akar napas anggrek yang menyukai kondisi terbuka tidak mampu bernapas akibat commit to user 8 tergenang air. Selain itu media moss atau pakis dipilih pada usia semai karena pada saat itu, tanaman menjadi sangat peka terhadap perubahan kondisi lingkungan sehingga bila ingin bertahan hidup kesediaan air dan makanan harus tercukupi. Sebaliknya, media berupa potongan bata atau genting tidak digunakan didaerah panas atau didaerah dengan curah hujan kecil karena daya menahan airnya kurang baik. Akibatnya tanaman anggrek mengalami kekurangan cairan atau dehidrasi, kemudian mengering dan mati Edhi Sandra, 2001 : 18 Dalam proses aklimatisasi sebaiknya digunakan media tanam yang halus dan lunak, sehingga akar bisa tumbuh optimal. Media aklimatisasi berupa sekam bakar, serbuk pakis, moss atau akar pakis. Prinsipnya, media tersebut harus cukup halus, dapat memegang air dengan baik, serta bebas dari jamur dan penyakit. Media aklimatisasi sebaiknya disterilisasikan dengan cara merebus atau menggunakan autoklaf. Bisa juga media tersebut disemprot fungisida dan dicampur dengan furadan Edhi Sandra, 2003: 49. Selama masa aklimatisasi, kultur anggrek dibiasakan untuk beradaptasi dengan lingkungan luar dengan menggunakan penyungkup. Caranya dengan membuka sungkup secara bertahap, interval dan lamanya pembukaan semakin lama. Setelah sungkup dapat dibuka sepenuhnya, anggrek dibiarkan menjadi agak besar, kemudian dipindahkan kealam pot pembesaran. Bisanya pemindahan dilakukan setelah berumur 3 bulan sejak tanaman tersebut dibuka sepenuhnya Edhi Sandra, 2003 : 51 Pemupukan, Penyiraman, dan pengendalian hama dan penyakit merupakan cara pemeliharaan yang sangat penting dilakukan. Dan agar tanaman anggrek ini bisa tumbuh dan berbunga memuaskan. Pemupukan merupakan pemberian unsur hara bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman, baik melalui akar maupun melalui daun. Pertumbuhan tanaman tidak akan dapat optimal bila hanya mengandalkan tersedianya unsur hara didalam tanah. Terutama bagi tanaman anggrek yang menggunakan media non-tanah, tanpa pemberian pupuk mutlak diperlukan agar tanaman tidak menderita defisiensi, yaitu terserang berbagai penyakit akibat kekurangan commit to user 9 unsure hara, sehingga tanaman jadi merana dan mati. Tanaman anggrek tanah juga perlu dipupuk seperti tanaman hortikultura lainnya, karena unsur hara didalam akan habis dalam waktu tertentu, apalagi bila tanahnya tersebut ditanami secara terus menerus Hendaryono, 1998. Kebutuhan air sangat tergantung dari jenis tanaman, ukuran tanaman, jenis media, jenis pot. Pemberian air yang berlebihan seringkali merugikan anggrek terutama didaerah yang lembab, air yang berlebihan merupakan penyebab utama kematian tanaman anggrek. Kelembaban yang berlebihan dengan temperatur yang tinggi merupakan keadaan yang sangat cocok untuk pertumbuhan bakteri dan cendawan yang merugikan. Cendawan dan bakteri dapat menyerang akar tanaman, sehingga menyebabkan kebusukan tanaman. Untuk mendapatkan hasil pertanaman yang baik, pengendalian hama dan penyakit merupakan aspek budidaya anggrek yang tidak kalah pentingnya Gunawan, 2004 : 36 commit to user III. TATALAKSANA PELAKSANAAN

A. Tempat Dan Waktu Pelaksanaan