Latar Belakang PROSES AKLIMATISASI PADA KULTUR JARINGAN ANGGREK DI LABORATORIUM KULTUR JARINGAN UNIT WONOCATUR, BANGUNTAPAN, BANTUL, YOGYAKARTA

commit to user 1 I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanaman anggrek merupakan salah satu jenis tanaman hias yang banyak disukai karena keindahan dan keanekaragamannya sehingga tanaman ini banyak dibudidayakan dan mempunyai nilai jual yang tinggi. Bunga anggrek banyak menarik perhatian karena memiliki karakteristik tersendiri jika dibandingkan bunga yang lain. Karakteristik tersebut antara lain dilihat dari bunganya yang memiliki kekhasan dalam bentuk, ukuran, aroma yang spesifik, warna bunga yang beranekaragam dan memiliki ketahanan yang lebih lama bila dibandingkan dengan bunga yang lain. Anggrek yang termasuk dalam family Orchidaceae, merupakan salah satu suku tumbuh-tumbuhan dengan anggota paling besar dibanding jenis lain, sehingga anggrek juga mempunyai jenis bunga yang beragam, baik ukuran, bentuk, warna serta aromanya. Selain itu anggrek merupakan tumbuhan yang dapat melakukan persilangan antar genus, yang menyebabkan jenis spesies dari tumbuhan ini senantiasa berkembang setiap saat, dan menambah keragaman dari anggrek Soeryowinoto, 1993 Saat ini dan dimasa yang akan datang anggrek mempunyai prospek yang sangat cerah dan semakin banyak diminati untuk dibudidayakan sebagai bunga potong, bibit maupun bunga pot. Peminatnya bukan hanya dari dalam negeri tetapi juga dari luar negeri sehingga terbuka peluang pasar untuk ekspor anggrek. Untuk ekspor, prospeknya cukup cerah karena saat ini anggrek tropis secara umum mulai digemari di Negara-negara 4 musim. Namun dibandingkan dengan Negara-negara pengekspor anggrek seperti Thailand dan Singapura, nilai ekspor anggrek Indonesia masih rendah. Guna menghasilkan tanaman anggrek yang baik dan berkualitas diperlukan bibit yang bermutu. Perbanyakan bibit anggrek dapat dilakukan secara konvensional maupun modern. Perbanyakan secara konvensional memerlukan waktu yang cukup lama untuk menghasilkan bibit anggrek dalam jumlah banyak. Perbanyakan secara modern dengan teknologi baru 1 commit to user 2 dilaksanakan secara in vitro di dalam laboratorium yaitu teknik kultur jaringan. Manfaat utama teknik in vitro adalah menghasilkan tanaman baru dalam jumlah besar dalam jangka waktu yang relativ singkat, dengan sifat dan kualitas yang diharapkan sama sehingga perbanyakan in vitro memberikan harapan untuk dikembangkan jika menginginkan hasil bibit yang berkualitas secara tepat Rahardjo, 1995. Salah satu tahap dan sebagai tahap terakhir dari teknik kultur jaringan adalah aklimatisasi. Menurut Yusnita 2003 aklimatisasi berarti melatih tanaman yang sebelumnya ditumbuhkan dalam botol kultur dengan suplay media yang lengkap untuk dapat hidup secara mandiri dan berfotosintesis pada kondisi eksternal. Aklimatisasi sangat penting dan mutlak dilaksanakan karena bibit hasil kultur jaringan masih lemah dan peka terhadap lingkungan luar, Sehubungan dengan hal tersebut, maka pada magang ini kami mengambil permasalahan mengenai tahap aklimatisasi pada tanaman anggrek sebagai bagian dari teknik kultur jaringan. Mahasiswa sebagai intelektual society diharap dapat mengatasi masalah-masalah yang sudah ada serta dapat mengantisipasi permasalah baru yang terjadi di pasaran nanti sehingga bisnis anggrek terus dapat berkembang di Indonesia. Maka dari itu, untuk menambah pengetahuan dan pengalaman serta menyelaraskan antara teori yang telah didapat dengan kenyataan yang ada di lapangan, Mahasiswa Program Diploma Tiga sebagai calon Ahli Madya Pertanian perlu melaksanakan Magang ke suatu instansi yang bergerak dibidang yang sesuai dengan jurusannya. Diharapkan setelah melaksanakan magang tersebut, mahasiswa yang bersangkutan memperoleh pengetahuan baru sehingga dapat mengatasi permasalahan tentang anggrek yang ada dipasar saat ini. commit to user 3

B. Tujuan