BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode kualitatif adalah prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati Moleong, 2006:4.
Dimana dalam penelitian ini, pendekatan kualitatif dimaksudkan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan hal-hal yang berkenaan dengan masalah
yang diteliti, yaitu bagaimana perubahan fungsi dan peranan keluarga pada aron wanita di Desa Ketaren Kecamatan Kabanjahe yang disebabkan oleh beban ganda
yang dipikul oleh wanita aron baik dari sektor domestik maupun dari sektor publik. Dari sektor domestik, wanita memiliki peran sebagai isteri, ibu rumah
tangga yang melaksanakan berbagai kegiatan rumah tangga berupa: memasak untuk keluarga, melayani suami, mengurus anak-anak, membersihkan rumah dan
sebagainya. Selain itu, wanita juga harus bekerja di sektor publik sebagai aron di lahan
pertanian masyarakat Karo untuk memenuhi kebutuhan dan perekonomian keluarga. Dari pendekatan kualitatif ini, akan diperoleh informasi atau data yang
lebih mendalam dari informan yang terkait dengan permasalahan pada aron wanita di Desa Ketaren Kecamatan Karo.
Universitas Sumatera Utara
3.2 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Ketaren, Kecamatan Kabanjahe, Kabupaten Karo. Alasan peneliti memilih lokasi penelitian tersebut karena
peneliti merasa tertarik terhadap banyaknya wanita yang bekerja sebagai aron buruh tani dibanding dengan jumlah aron pria. Dimana aron wanita tersebut
mampu menghidupi seluruh anggota keluarganya dengan bekerja di lahan pertanian milik orang lain di desa Ketaren, Kecamatan Kabanjahe. Selain itu,
peneliti juga memahami keadaan lokasi penelitian tersebut sehingga memudahkan peneliti mendapatkan data penelitian.
3.2.1 Sejarah Singkat Desa Ketaren Kecamatan Kabanjahe, Kabupaten Karo
Pada awalnya Desa Ketaren hanya merupakan kompleks perladangan dari merga Ketaren yang berasal dari Desa Raya. Namun dikarenakan semakin luasnya
lahan dan jumlah penduduk di Desa Raya yang semakin banyak maka kompleks perladangan ini berubah menjadi kompleks pemukiman. Orang- orang dari Desa
sekitar seperti Desa Raya dan Desa Rumah Kabanjahe yang berbatasan langsung dengan Desa Ketaren mulai berdatangan dan ikut membuka lahan serta menetap
di Desa Ketaren. Seperti hal nya desa- desa yang ada di Kabupaten Karo pada umumnya,
Desa Ketaren juga memiliki simantek kuta orang yang pertama membuka desa. Adapun simantek kuta Desa Ketaren berasal dari sub merga sub klan Ketaren
yang merupakan bagian dari merga klan Karo- Karo. Dari sub merga sub klan
Universitas Sumatera Utara
inilah kemudian dikenal nama Kuta Ketaren Kampung orang yang bermarga Ketaren atau Desa Ketaren.
Pada masa awal kemerdekaan Desa Ketaren pernah ditinggal oleh penduduk dikarenakan Agresi Militer Belanda I yang memaksa penduduk untuk
mengungsi ke tempat yang lebih aman. Pada masa tersebut Belanda membakar habis setiap desa yang dilaluinya di Tanah Karo tidak terkecuali Desa Ketaren
mengingat letaknya yang berada di jalur Medan- Kabanjahe – Siantar. Setelah berakhirnya Ageresi Militer Belanda I penduduk kembali ke Desa
Ketaren, tidak hanya penduduk desa mula- mula namun ada juga penduduk desa lain yang memilih untuk ikut menetap dan membuka lahan pemukiman baru di
Desa Ketaren tepatnya di sepanjang Jalan Jamin Ginting. Seiring dengan perkembangan jaman dan bertambahnya jumlah penduduk
maka luas wilayah Desa Ketaren juga semakin bertambah luas, dari yang pada awal terbentuknya hanya sebuah kompleks perladangan berhuma barung
menjadi sebuah desa kecil yang pada jaman kemerdekaan wilayahnya bertambah disepanjang Jalan Jamin Ginting kemudian pada masa sekarang bertambah luas
hingga menjadi salah satu desa yang merupakan pusat ekonomi, budaya, sosial dan politik di Kabupaten Karo
3.2.2 Kondisi geografi Desa Ketaren Kecamatan Kabanjahe, Kabupaten Karo
Secara keseluruhan Desa Ketaren merupakan wilayah dataran yang berada pada 1200 meter di atas permukaan laut. Desa Ketaren memiliki luas sebesar 250
Hektar yang membentang disepanjang Jalan Let. Jend Jamin Ginting dan memiliki batas- batas wilayah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Sebelah Utara : Desa Sumber Mufakat Kecamatan Kabanjahe
Sebelah Selatan : Kelurahan Kampung Dalam Kecamatan Kabanjahe
Sebelah Barat : Desa Rumah Kabanjahe Kecamatan Kabanjahe
Sebelah Timur : Desa Samura Kecamatan Kabanjahe
Letak Desa Ketaren ini cukup strategis dikarenakan berjarak 1 Km dari Ibukota Kabupaten Karo yaitu Kabanjahe. Sedangkan untuk jarak dari Desa
Ketaren ke Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara yaitu Medan adalah sejauh 76 Km, yang dapat ditempuh selama kurang lebih 2,5 jam dengan menggunakan
kendaraan roda empat. Wilayah Desa Ketaren yang merupakan wilayah yang subur dan memiliki
kekayaan alam yang melimpah, sehingga membuat sebagian besar penduduk disana bermata pencaharian sebagai petani. Selain penduduk asli yang bekerja
sebagai petani maupun buruh tani, penduduk pendatang pun banyak berdatangan dari berbagai daerah untuk mencari nafkah. Hal ini dilakukan karena, mencari
nafkah di wilayah Tanah Karo lebih mudah dibanding wilayah diluar Sumatera Utara.
Desa Ketaren juga memiliki kekayaan alam yang sangat luar biasa, mulai dari sektor alam sampai ke pertaniannya. Sektor pertanian yang paling menonjol
di daerah tersebut dan sangat bagus untuk dikembangkan. Hasil sayuran dan buah merupakan hasil pertanian yang sangat sering dihasilkan di Tanah Karo. Banyak
hasil pertanian ini dikirim ke berbagai daerah seperti ke Aceh, batam, jambi, lampung dan bahkan sampai ke Jakarta.
Akan tetapi, sektor pertanian di desa Ke ini masih memiliki banyak kendala, terutama para petani itu sendiri. Sebagai contoh banyak petani di desa
Ketaren yang belum mengerti cara penggunaan lahan secara efisien dan belum mampu bersaing dengan daerah, selain itu modal yang masih kurang membuat
Universitas Sumatera Utara
petani yang memiliki lahan pertanian mereka mengalami kendala untuk membuat lahan pertanian mereka bisa lebih maju.
Selain karena lahan di Desa Ketaren yang cocok untuk lahan pertanian, keadaan tanah yang ada di Desa Ketaren sendiri merupakan dataran yang rata
sehingga hal inilah yang mendorong penduduk desa lain pada masa lampau membuka komplek perladangan di desa ini. Desa Ketaren memiliki kekayaan
alam yang subur dan lahan memilki lahan pertanian untuk dijadikan sebagai mata pencaharian bagi masyarakat yang ada di sana. Sektor pertanian yang ada di Desa
Ketaren sangat bagus untuk dikembangkan, hasil sayuran dan buah merupakan hasil pertanian yang sangat sering dihasilkan di Tanah Karo termasuk juga di
Desa Ketaren. Banyak hasil pertanian ini dikirim ke berbagai daerah seperti ke Medan, Aceh dan bahkan sampai ke Jakarta.
Berikut ini adalah rata-rata produksi sayur-sayuran menurut jenis tanaman tahun 2011 di Tanah Karo:
Tabel 3.1 Rata-rata Produksi Sayur-sayuran
Jenis Tanaman Luas Panen
ha Produksi
ton Rata-rata
Produksi kwha
Bawang Merah 1 384
12 449 89,95
Bawang Putih 32
256 80,00
Bawang Daun 1 601
9 199 57,46
Kentang 7 203
123 078 170,87
Kubis 7 906
173 565 219,54
PetsaiSawi 6 092
60 471 99,26
Wortel 1 505
28 178 187,23
LobakChinese Radish 460
6 114 132,91
Kacang Merah 637
2 847 44,69
Kacang Panjang 4 584
47 610 103,86
Cabe 19 643
233 256 118,75
Tomat 4 142
93 387 225,46
Terung 3 721
67 831 182,29
Buncis 3 323
51 046 153,61
Ketimun 2 953
45 975 155,69
Labu Siam 211
15 207 720,71
Kangkung 2 554
22 936 89,80
Universitas Sumatera Utara
Bayam 3 170
13 700 43,22
Kol Bunga 1 381
19 584 141,81
Sumber: BPS Sumatera Utara
Berikut ini adalah rata-rata produksi buah-buahan menurut Jenis tanaman tahun di Tanah Karo:
Tabel 3.2 Rata-rata Produksi Buah-buahan
Tanaman 2007
2008 2009
2010 2011
Alpukat 6 808
9 093 7 481
7 644 8 083
Jeruk 864 778
679 073 728 796
788 747 579 471
Mangga 34 349
27 402 21 971
28 131 31 742
Rambutan 48 706
67 639 60 153
43 777 30 527
Duku 9 157
15 986 15 526
13 258 20 807
Durian 136 940
128 803 102 580
66 206 79 659
Jambu Biji 15 660
22 782 24 682
35 261 20 716
Sawo 11 894
10 721 13 833
6 710 7 543
Pepaya 22 154
23 287 27 659
29 040 36 057
Pisang 211 974
233 124 335 790
403 390 429 628
Nenas 123 776
144 266 134 077
102 437 183 213
Salak 247 406
229 911 259 103
328 877 360 813
Manggis 8 613
9 387 9 957
7 750 9 332
Nangka 22 485
24 008 19 401
15 054 14 241
Sirsak 1 257
1 323 1 080
1 163 916
Belimbing 4 915
6 816 4 799
4 732 5 091
Sumber: BPS Sumatera Utara Perkembangan desa Ketaren yang semakin pesat, menyebabkan Desa
Ketaren dipilih oleh Pemerintah Karo diubah menjadi tempat perluasan pemukiman dan komplek perkantoran yang dibutuhkan Pemerintah Kabupaten
Karo. Walaupun sudah banyak berdiri komplek perumahan bagi penduduk, perkantoran, swalayan untuk berbelanja, dan fasilitas lainnya, namun desa
Ketaren masih mencerminkan sebuah desa yang masih kental dengan kebudayaan. Hal ini terbukti dengan tetap terlaksananya kerja tahun pesta tahunan yang
dilakukan setahun sekali tepatnya pada bulan Agustus.
Universitas Sumatera Utara
3.2.3 Kondisi Demografi Desa Ketaren Kecamatan Kabanjahe, Kabupaten Karo
Tabel 3.3 Jumlah Penduduk di Desa Ketaren
berdasarkan jenis kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi
Persentase Laki- laki
2790 50,10
Perempuan 2779
49,90 Jumlah
5569 100,00
Sumber: Kantor Kepala Desa Ketaren tahun 2010 Bedasarkan perhitungan statistika yang dilakukan oleh Badan Pusat
Statistika di Kabupaten Karo, jumlah penduduk di Desa Ketaren adalah 5569 orang, yang terdiri dari 2790 orang laki- laki dan 2779 orang perempuan. Adapun
jumlah kepala keluarga yang ada di Desa Ketaren adalah sebanyak 1251 kepala keluarga.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.4 Jumlah Penduduk di Desa Ketaren
berdasarkan Usia
Umur Frekuensi
Persentase 0-5
441 7,92
6-11 886
15,91 12-17
498 8,94
18-23 577
10,36 24-29
545 9,79
30-35 532
9,55 36-41
652 11,71
42-47 370
6,64 48-53
365 6,55
54-59 368
6,61 60 ke atas
335 6,02
Jumlah 5569
100,00 Sumber: Kantor Kepala Desa Ketaren tahun 2010
Berdasarkan dari tabel di atas, jumlah penduduk yang terdapat di Desa Ketaren adalah 5569 orang. Pada umumnya, jumlah penduduk yang terdapat di
Desa Ketaren adalah remaja dengan usia 6- 11 tahun dengan kategori tidak produktif dan sedangkan jumlah penduduk dengan kategori produktif adalah
sebanyak 3907 orang yang terhitung dari usia 22-59 tahun. Data diatas diperoleh berdasarkan hasil perhitungan statistika Kabupaten Karo.
Tabel 3.5 Jumlah Penduduk di DesaKetaren
bedasarkan Tingkat Pendidikan
Pendidikan Frekuensi
Persentase Tidak Tamat SD
856 15,37
Tamat SD Sederajat 1041
18,69 Tamat SMP Sederajat
1106 19,86
Tamat SMA Sederajat 1178
21,15 Tamat D1 Sederajat
467 8,39
Tamat D3 Sederajat 552
9,91 Tamat S1, S2, S3
369 6,63
Jumlah 5569
100,00 Sumber: Kantor Desa Ketaren tahun 2010
Universitas Sumatera Utara
Dilihat dari tingkat pendidikan yang terdapat di Desa Ketaren, penduduk Desa Ketaren didominasi oleh penduduk tamatan SMASederajat yaitu sebanyak
1178 orang 21.15 dari jumlah keseluruhan penduduk di Desa Ketaren yakni 5569 orang, selanjutnya disusul oleh penduduk yang tamatan SDSederajat yaitu
sebanyak 1041 0rang 18,69, dan yang terakhir tingkat pendidikan S1, S2, S3 yaitu 369 orang 6,63.
Dari hasil tabel di atas dapat terlihat bahwa tingkat pendidikan di Desa Ketaren masih rendah yaitu sekitar 53,92 penduduk tidak tamat SD, Tamat SD
dan Tamat SLTP. Sedangkan untuk penduduk berpendidikan tinggi penduduk tamat D1, D3 dan S1 ke atas ada sebanyak 24,92.
Tabel 3.6 Jumlah Penduduk Desa Ketaren
berdasarkan Etnis
Komposisi Etnis Frekuensi
Persentase Jawa
897 16,11
Batak 4492
80,66 Cina
15 0,27
Melayu 145
2,60 Ambon
4 0,07
Nias 16
0,29 Jumlah
5569 100,00
Sumber: Kantor Kepala Desa Ketaren Tahun 2010 Bedasarkan dari data yang diperoleh dari Sekretaris Desa Ketaren
komposisi penduduk Desa Ketaren Berdasarkan Etnis didominasi oleh Etnis Batak, baik Batak Toba, Batak Karo, Batak Simalungun, Batak Pak pak maupun
Mandailing yaitu 4492 orang 80.66, dari jumlah keseluruhan Etnis Batak tersebut, 80 diantaranya merupakan penduduk asli Desa Ketaren dengan latar
belakang Etnis Karo. Penduduk Desa Ketaren berlatar belakang Etnis Jawa ada sebanyak 16.11 yang pada umumnya tersebar di Perumahan Veteran dan
Perumahan Telkom.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.7 Jumlah Penduduk Desa Ketaren
berdasarkan Agama
Agama Frekuensi
Persentase Islam
789 14,17
Protestan 4224
75,85 Katolik
549 9,86
Hindu 0,00
Budha 7
0,13 Jumlah
5569 100,00
Sumber:Kantor Kepala Desa Ketaren Tahun 2010 Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa penduduk Desa Ketaren
didominasi oleh penduduk dengan latar belakang agama Kristen Protestan yaitu dengan jumlah 4224 orang 75.85, pada umumnya penduduk tersebut
merupakan jemaat dari Gereja Batak Karo Protestan GBKP mengingat Desa Ketaren merupakan salah satu basis dari gereja tersebut dan letak Gereja GBKP
tersebut juga tidak jauh dari Desa Ketaren. Sedangkan untuk penduduk dengan latar belakang agama Islam ada
sebanyak 789 orang 14.17 yang pada umumnya adalah warga pendatang. Penduduk yang berlatar belakang agama Katolik adalah sebanyak 549 orang 9.86
, sedangkan penduduk ketaren yang berlatang belakang agama Budha adalah sebanyak 7 orang 0.13.
3.2.4 Sarana dan Prasarana
Sarana dan Prasarana merupakan hal yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk mendukung semua kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat. Dengan
terpenuhinya semua sarana dan prasarana pokok seperti; pendidikan, kesehatan, ibadah dan komunikasi informasi maka masyarakat akan semakin mudah untuk
mencapai tujuan hidup manusia dalam bermasyarakat.
Universitas Sumatera Utara
Di desa Ketaren sendiri menyediakan sarana dan prasaran ataupun fasilitas yang terdapat di Desa Ketaren tersebut, adapun sarana dan prasaran yang tersedia
di Desa Ketaren adalah sebagai berikut:
Tabel 3.8 Sarana dan Prasarana Pendidikan
Sarana dan Prasarana Keterangan
Jumlah Taman Kanak- Kanak
Ada 2
Sekolah Dasar Sederajat Ada
4 Sekolah Menengah Pertama
Sederajat Ada
3 Sekolah Menengah Atas
Sederajat Ada
2 Perguruan Tinggi
Ada 1
Sumber: Sekretaris Desa Ketaren Pendidikan merupakan salah satu aspek yang penting dan dibutuhkan oleh
masyarakat selama hidupnya. Dengan adanya pendidikan maka masyarakan dapat meningkatkan taraf hidupnya. Pendidikan yang baik haruslah didukung oleh
sarana dan prasarana yang baik pula. Adapun sarana dan prasarana pendidikan yang ada di Desa Ketaren dapat dikatakan sudah cukup lengkap karena adanya
sarana dan prasarana mulai dari Taman Kanak- kanak sampai dengan Perguruan Tinggi.
Tabel 3.9 Sarana dan Prasarana Kesehatan
Sarana dan Prasarana Keterangan
Jumlah Posyandu
Ada 8
Rumah Sakit Ada
3 Apotik Toko Obat
Tidak ada -
Puskesmas Ada
5 Sumber: Sekretaris Desa Ketaren
Selain pendidikan, kesehatan juga merupakan sesuatu yang penting bagi
masyarakat. Adapun sarana dan prasarana kesehatan yang ada di Desa Ketaren ialah rumah sakit sebanyak tiga buah, puskesmas lima buah dan posyandu
sebanyak delapan buah. Rumah sakit yang ada di Desa Ketaren salah satunya merupakan rumah sakit yang terbesar dan terlengkap yang ada di Kabupaten
Universitas Sumatera Utara
Karo, baik dari segi tenaga medis maupun peralatan medis. Untuk puskesmas dan posyandu penyebarannya cukup merata disetiap lingkungan dan perumahan
warga, oleh karena itu dapat dikatakan sarana dan prasarana yang ada di Desa Ketaren sudah cukup lengkap.
Tabel 3.10 Sarana dan Prasarana Ibadah
Sarana dan Prasarana Keterangan
Jumlah Mesjid
Ada 3
Gereja Ada
6 Pura
Tidak ada -
Wihara Tidak ada
- Sumber Sekretaris Desa Ketaren
Dilihat dari sarana dan prasarana ibadah Desa Ketaren hanya memiliki dua
jenis sarana dan prasarana ibadah yaitu Mesjid dan Gereja. Mesjid yang ada di Desa Ketaren ada sebanyak tiga buah dan tersebar di beberapa perumahan.
Sedangkan untuk Gereja ada sebanyak enam buah diantaranya; Gereja Batak Karo Protestan GBKP, Gereja Bethany, Gereja Advent, Gereja Pentakosta di
Indonesia GPdI, Gereja Batak Pak- Pak dan Gereja Katolik.
Tabel 3.11 Sarana dan Prasarana Komunikasi Informasi
Sarana dan Prasarana Keterangan
Jumlah Wartel
Ada 5
Telepon Umum Tidak ada
- Warnet
Ada 5
Kantor pos Tidak ada
- Sumber: Sekretaris Desa Ketaren
Di era globalisasi seperti saat ini sarana dan prasarana komunikasi dan
informasi merupakan hal yang penting. Adapun sarana dan prasarana komunikasi yang ada di Desa Ketaren ialah warung telepon ada sebanyak lima buah dan
warung internet sebanyak lima buah.
Universitas Sumatera Utara
3.3 Unit Analisis dan Informan
3.3.1 Unit Analisis
Unit analisis adalah satuan tertentu yang diperhitungkan sebagai subjek penelitian. Salah satu ciri atau karateristik dari penelitian sosial adalah
menggunakan apa yang disebut dengan “unit of analysis”. Ada dua unit analisis yang lazim digunakan pada kebanyakan penelitian sosial yaitu individu maupun
kelompok sosial didalam masyarakat. Adapun yang menjadi unit analisis dalam penelitian ini adalah aron wanita, suami aron wanita dan juga anak-anak aron
wanita.
3.3.2 Informan
Informan adalah orang-orang yang menjadi sumber informasi dalam penelitian yang aktual selama menjelaskan tentang masalah penelitian. Adapun
yang menjadi informan yang menjadi subjek penelitian adalah: 1.
Wanita aron yang sudah berumah tangga, kriteria umur berkisar 18-50 tahun, masih terikat dalam ikatan perkawinan tidak
bercerai, mempunyai suami yang masih hidup sampai saat ini, mempunyai anak, melaksanakan dua peranan sekaligus yaitu
sebagai isteri dan ibu dalam rumah tangganya yang melaksanakan berbagai tugas-tugas rumah tangganya. Selain itu, wanita tersebut
juga harus bekerja di luar rumah tangganya sebagai buruh tani aron pada lahan pertanian di Tanah Karo, sehingga memberi
beban ganda pada diri wanita tersebut. Dari informan tersebut, peneliti berharap akan memperoleh
informasi-informasi yang jelas dan akurat, sehingga dapat
Universitas Sumatera Utara
menjawab permasalahan dalam penelitian ini, yaitu bagaimana perubahan fungsi maupun peranan keluarga pada wanita aron di
Desa Ketaren, Kecamatan Kabanjahe serta bagaimana keluarga menyikapi perubahan fungsi dan peranan keluarga yang terdapat
pada wanita aron di desa Ketaren. 2.
Suami yang masih hidup, masih terikat dalam perkawinan tidak bercerai, mempunyai pekerjaan dan memperoleh penghasilan
uang sampai saat ini. Dari informan tersebut, peneliti berharap dapat memperoleh informasi-informasi yang jelas dan akurat
mengenai fungsi maupun peran yang dijalankan mereka sebagai kepala rumah tangga, yang isterinya menjalankan peran ataupun
beban ganda dalam kehidupan rumah tangga dan bagaimana suami menyikapi perubahan fungsi maupun peran keluarga yang terdapat
pada wanita aron yang menjalankan beban ganda pada sektor domestik maupun publik.
3.4 Populasi dan Sampel
3.4.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan ditetapkan kesimpulannya Sugiyono, 2005. Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah aron wanita pada tahun 2011 di Desa Ketaren
Kecamatan Kabanjahe yaitu berjumlah 1.365 jiwa.
Universitas Sumatera Utara
3.4.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi sumber data yang sebenarnya, merupakan wakil polulasi yang diteliti Arikunto, 2006.
Pengambilan sampel dimakasudkan sebagai representase dari seluruh populasi sehingga kesimpulan berlaku bagi keseluruhan populasi. Berhubung populasi
dalam penelitian ini cenderung homogen maka sampel dalam penelitian ini dipilih secara Purposive Sampling yaitu sampel yang dipilih secara sengaja dengan
tujuan tertentu. Untuk itu peneliti memilih sampel berdasarkan pekerjaan wanita yang bekerja sebagai aron di Desa Ketaren Kecamatan Kabanjahe.
Sehingga, jumlah sampel yang akan diteliti dihitung berdasarkan 10 dari besar populasi jumlah aron wanita yang terdapat di Desa Ketaren Kecamatan
Kabanjahe yaitu sebagai berikut: Besarnya populasi aron wanita di Desa Ketaren Kecamatan Kabanjahe
adalah 1.365 jiwa, diambil jumlah 10 dari jumlah populasi aron wanita di Desa Ketaren sehingga: 10 x 1.365 = 136, 5 orang 137 orang
3.5 Tehnik Pengumpulan Data
Tehnik pengumpulan data dilakukan berdasarkan dengan jenis data yang diperlukan untuk mendapatkan informasi. Adapun tehnik pengumpulan data yang
diperlukan dalam penelitian ini adalah:
3.5.1 Tehnik Pengumpulan Data Primer
Data primer yaitu data yang diambil dari sumber data lapangan atau dari obyek yang akan diteliti. Pengumpulan data dengan langsung terjun ke lokasi penelitian
yang di dapat, digunakan melalui:
Universitas Sumatera Utara
3.5.1.1 Observasi
Metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan Bungin, 2007:115. Dalam
penelitian ini, peneliti mengamati bagaimana keseharian hidup informan dalam kehidupan rumah tangga domestik, dan juga kesehariannya dalam pekerjaan
sebagai aron di lahan pertanian masyarakat Karo untuk membantu perekonomian keluarga.
3.5.1.2 Wawancara Mendalam
Metode pengumpulan data dengan wawancara yang dilakukan berkali-kali dan membutuhkan waktu yang cukup lama bersama informan dilokasi penelitian
Bungin, 2007:108. Dalam penelitian ini yang diwawancarai adalah istri aron, suami dan anak-anak di dalam keluarga. Untuk memperjelas wawancara ini, maka
peneliti menggunakan daftar pertanyaan interview Guide yang telah disusun oleh si peneliti sebelum melakukan wawancara mendalam kepada informan.
3.5.1.3 Kuesioner
Metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara pengumpulan data secara tidak langsung peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden.
Instrumen atau alat pengumpulan datanya juga disebut angket berisi sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau direspon oleh responden. Dalam
daftar kuesioner yang akan dibuat oleh peneliti seperti kontribusi waktu bekerja wanita di sektor publik maupun di sektor domestik, pendapatan wanita aron,
pendapatan suami, peran apa saja yang dijalankan dan sebagainya. Hasil dari pertanyaan kuesioner tersebut, nantinya akan ditabulasi ke dalam bentuk tabel
sehingga akan terlihat bentuk perbandingannya.
Universitas Sumatera Utara
3.5.2 Tehnik Pengumpulan Data sekunder
Data sekunder adalah data atau informasi yang diperoleh secara tidak langsung ke lapangan penelitian, melainkan melalui studi kepustakaan. Maksud
studi kepustakaan adalah data yang didapat dari buku-buku, jurnal-jurnal ilmiah, dan majalah yang dianggap relevan dengan penelitian ini.
3.6 Interpretasi Data
Interpretasi data yang dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia, yaitu pengamatan dan wawancara mendalam yang sudah ada dalam
catatan lapangan. Data tersebut akan dipelajari dan ditelaah untuk mencari apa yang ingin diteliti. Setelah itu, data direduksi dengan cara membuat abstraksi.
Abstraksi merupakan usaha untuk membuat rangkuman secara inti, proses sehingga tetap berada di dalam fokus penelitian. Setelah semua terkumpul, data
dianalisis kemudian diinterpretasikan berdasarkan dukungan teori dan kajian pustaka yang telah disusun, hingga pada akhirnya menjadi laporan penelitian.
3.7 Jadwal Kegiatan
No Jenis Kegiatan
Bulan Ke 1
2 3
4 5
6 7
8 9
1 Pra Survei
√ 2
Acc Judul √
3 Penyusunan Proposal
√ √ √ 4
Seminar Proposal √
5 Revisi Proposal
√ 6
Penelitian Lapangan √ √ √
7 Pengumpulan dan Analisis Data
√ √ √ √ 8
Bimbingan Skripsi √ √ √ √ √
9 Penulisan Laporan
√ √ √ √ √ √ 10
Sidang Meja Hijau √
Universitas Sumatera Utara
3.8 Keterbatasan Penelitian