Faktor Risiko Diabetes Mellitus

15 glukosa darah puasa normal: 100 mgdl, atau Impaired Glucose Tolerance IGT atau Toleransi Glukosa Terganggu TGT, yaitu keadaan dimana kadar glukosa darah seseorang pada uji toleransi glukosa berada di atas normal tetapi tidak cukup tinggi untuk dikatagorikan ke dalam kondisi diabetes. Diagnosa IGT ditetapkan apabila kadar glukosa darah seseorang dalam masa 2 jam setelah mengkonsumsi 75 gram glukosa per oral yang berada diantara 140-199 mgdl. Winter dan Signorino,2002.

2.5 Faktor Risiko Diabetes Mellitus

Setiap orang yang memiliki satu atau lebih faktor risiko diabetes selayaknya waspada akan kemungkinan dirinya mengidap diabetes. Para petugas kesehatan, dokter, apoteker dan petugas kesehatan lainnya pun sepatutnya memberi perhatian kepada orang-orang seperti ini, dan menyarankan untuk melakukan beberapa pemeriksaan untuk mengetahui kadar glukosa darahnya agar tidak terlambat memberikan bantuan penanganan. Karena makin cepat kondisi DM diketahui dan ditangani, makin mudah untuk mengendalikan kadar glukosa darah dan mencegah komplikasi-komplikasi yang mungkin terjadi. Faktor risiko tersebut dapat diklasifikasikan menjadi faktor risiko yang dapat dimodifikasi dan yang tidak dapat dimodifikasi. Faktor yang penting adalah obesitas terutama perut dan kurangnya aktifitas jasmani. Perkeni,2009

1. Faktor risiko yang tidak bisa dimodifikasi

a. Faktor genetik Sampai sekarang gen yang berhubungan dengan risiko terjadinya DM belum bisa diidentifikasi secara pasti. Adanya perbedaan yang nyata kejadian DM antara grup etnik yang berbeda meskipun hidup di lingkungan yang sama menunjukkan adanya kontribusi gen yang bermakna dalam terjadinya DM Alberti et al,2008 b. Usia Prevalensi DM meningkat sesuai dengan bertambahnya usia. Dalam dekade terakhir ini, usia terjadinya DM semakin muda terutama di negara-negara di mana telah terjadinya ketidakseimbangan antara asupan dan luaran energi. Universitas Sumatera Utara 16 c. Diabetes Gestasional Pada diabetes gestasional, tolenransi glukosa biasanya kembali normal setelah melahirkan akan tetapi wanita tersebut memiliki risiko untuk menderita DM di kemudian hari.

2. Faktor risiko yang bisa dimodikasi

a. Obesitas Obesitas adalah faktor risiko yang paling penting. Beberapa penelitian longitudinal menunjukkan bahwa obesitas merupakan prediktor yang kuat untuk timbulnya Diabetes Mellitus Tipe 2 DMT2. Lebih lanjut, intervensi yang bertujuan mengurangi obesitas juga mengurangi insidensi DMT2. Berbagai studi longitudinal juga menunjukkan bahwa ukur lingkar pinggang atau rasio pinggang-pinggul waist to hip ratio yang mencerminkan keadaan lemak viseral abdominal, merupakan indikator yang lebih baik dibandingkan indeks masa tubuh sebagai faktor risiko DM. Data tersebut memastikan bahwa distribusi lemak lebih penting dibanding dengan jumlah total lemak. b. Aktifitas jasmani Dalam dekade-dekade akhir ini, berkurangnya intensitas aktivitas jasmani di berbagai populasi memberikan kontributor yang besar terhadap peningkatan obesitas di dunia. Berbagai penelitian potong lintang maupun longitudinal menunjukkan bahwa kurangnya aktifitas fisik maupun prediktor bebas terjadinya DMT2 pada pria atau wanita. c. Nutrisi Kalori total yang tinggi, diit rendah serat , beban glikemik yang tinggi dan rasio poly unssaturated fatty acid PUFA dibanding lemak jenuh yang rendah, merupakan faktor risiko terjadinya DM. d. Faktor risiko lain Meskipun faktor genetik dan gaya hidup menjadi faktor risiko yang paling besar untuk terjadinya DM, beberapa faktor risiko yang mungkin masih bisa diubah adalah berat badan lahir rendah, paparan terhadap lingkungan diabetes saat di dalam rahim, dan beberapa komponen inflamasi. Universitas Sumatera Utara 17

2.6 Diagnosis