69
Hasil analisis diperoleh nilai Durbin-Watson sebesar 1,993 sehingga terletak di daerah No autocorrelation sehingga model ini terbebas dari
autokorelasi.
3. Uji Hipotesis
Setelah uji asumsi terpenuhi, maka selanjutnya dilakukan uji hipotesis dengan teknik analisis regresi ganda. Analisis regresi ganda digunakan untuk
mengetahui nilai F, dengan nilai F dapat diketahui apakah varaibel adversity quotient dan self efficacy secara bersama-sama berkorelasi secara signifikan
terhadap variable toleransi terhadap stres. Berdasarkan uji anova menunjukkan p-value 0,000 0,01 artinya signifikan,
sedangkan F hitung 45,161 F tabel 5,01 artinya signifikan. Maka hipotesis yang menyatakan terdapat hubungan adversity quotient dan self efficacy secara
bersama-sama berkorelasi secara signifikan terhadap toleransi terhadap stres dapat diterima. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 14 di bawah ini dan
perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
Tabel 14. Uji Anova
Model Sum of
Squares Df
Mean Square F
Sig. 1
Regression ,403
2 ,201
45,161 ,000
a
Residual ,254
57 ,004
Total ,657
59 a. Predictors: Constant, Self Efficacy, Adversity Quotient
b. Dependent Variable: InT_Stres
70
Hubungan antara adversity quotient dan self efficacy dengan toleransi terhadap stres pada mahasiswa Psikologi UNS dapat digambarkan dalam
persamaan regresi. Sesuai dengan hasil analisis, dapat dilihat nilai konstanta dan variable bebas adversity quotient dan self efficacy yang dapat memprediksi yang
terjadi pada variabel tergantung toleransi terhadap stres melalui persamaan regresi yang diperoleh dari tabel hasil analisis regresi linear berganda. Hasil
analisis regresi linear berganda dapat dilihat pada tabel 15.
Tabel 15. Hasil Analisis regresi Linear Berganda
Model Unstandardize
d Coefficients Standardized
Coefficients T
Sig. Collinearity
Statistics B
Std. Error
Beta Tolera
nce VIF
1 Constant
3,91 9
,079 49,550
,000 Adversity Quotient
,005 ,001
,579 4,601
,000 ,429
2,330 Self Efficacy
,002 ,001
,248 1,971
,054 ,429
2,330 a. Dependent Variable: InT_Stres
Persamaan regresi pada hubungan ketiga variabel tersebut adalah Y = a + bX
1
+ cX
2
Y = 3,919 + 0,005 X
1
+ 0,002 X
2
Persamaan garis tersebut mengandung arti bahwa konstanta adalah 3,919 mempunyai arti jika tidak ada adversity quotient dan self efficacy, maka toleransi
terhadap stres adalah sebesar 3,919. Rata-rata skor toleransi terhadap stres pada mahasiswa kriterium Y akan mengalami perubahan sebesar 0,005 untuk setiap
unit perubahan yang terjadi pada variabel adversity quotient prediktor X
1
dan juga diperkirakan akan mengalami perubahan sebesar 0,002 untuk setiap unit
perubahan yang terjadi pada variabel self efficacy X
2
. Persamaan garis tersebut dapat dilihat pada lampiran.
71
Berdasarkan hasil output SPSS diketahui pula hubungan antara masing- masing variabel bebas adversity quotient dan self efficacy dengan variabel
tergantung yaitu toleransi terhadap stres yang dapat dilihat dalam tabel 16 berikut:
Tabel 16. Korelasi Masing-masing Variabel Bebas dengan Variabel Tergantung
Adversity Quotient
Self Efficacy Toleransi thd Stres
Adversity Quotient
Pearson Correlation
1 ,756
,769 Sig. 2-tailed
,000 ,000
N 60
60 60
Self Efficacy Pearson
Correlation ,756
1 ,687
Sig. 2-tailed ,000
,000 N
60 60
60 Toleransi thd
Stres Pearson
Correlation ,769
,687 1
Sig. 2-tailed ,000
,000 N
60 60
60 . Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed.
Besar perhitungan korelasi antara variabel adversity quotient dengan toleransi terhadap stres yang dihitung dengan koefisien korelasi rx
1
y adalah 0,769 dan p 0,01. Ini berarti terdapat hubungan positif yang signifikan antara adversity
quotient dengan toleransi terhadap stres. Besar perhitungan korelasi antara variabel self efficacy dengan toleransi
terhadap stres yang dihitung dengan koefisien korelasi rx
2
y adalah 0,687 dan p 0,01. Ini berarti terdapat hubungan positif yang signifikan antara self efficacy
dengan toleransi terhadap stres.
72
4. Data Deskriptif