Faktor-faktor yang Mempengaruhi Toleransi terhadap Stres

20

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Toleransi terhadap Stres

Toleransi terhadap stres bersifat individual. Setiap individu memiliki status toleransi yang bervariasi, dari yang rendah hingga yang tinggi. Hal ini dikarenakan faktor yang menentukan tinggi rendahnya toleransi berbeda kondisinya pada setiap individu. Menurut Meichati 1983 faktor-faktor yang dapat mempengaruhi toleransi terhadap stres adalah: a. Maturitas Individu yang matang mature akan mempunyai daya tahan terhadap stres yang tinggi sehingga dapat bertanggung jawab pada diri sendiri, orang lain, dan lingkungan. b. Pendidikan dan status ekonomi Individu dengan pendidikan yang tinggi akan mempunyai cara berpikir dan wawasan yang luas dalam menghadapi setiap permasalahan. Demikian pula dengan status ekonomi akan dapat mempengaruhi daya tahan seseorang terhadap stres dengan tercukupi atau tidaknya kebutuhan hidup. c. Sosial budaya Orang yang mempunyai cara hidup teratur dan falsafah yang jelas, pada umumnya tidak mudah mengalami stres karena hidupnya relatif terarah menuju sasarannya. d. Keadaan fisik Orang yang memiliki kelainan fisik atau cacat akan lebih rentan terhadap stres, namun jika individu menyadari bahwa setiap manusia mempunyai 21 kelebihan dan kekurangan maka akan lebih mempunyai daya tahan terhadap stres. e. Lingkungan Lingkungan penyesuaian diri yang baik antara individu terhadap lingkungannya akan menimbulkan atau mendapatkan imbalan yang sepadan, yaitu adanya penerimaan dan penghargaan dari orang lain maupun lingkungan, rasa aman dan kenyamanan dalam berhubungan dengan orang lain akan mendorong tumbuhnya rasa percaya diri. Maramis 1980 mengatakan tiap orang berlainan dalam penyesuaian dirinya terhadap stres karena penilaian terhadap stres itu berbeda-beda, hal itu dapat dipengaruhi oleh: a. Umur Bertambahnya umur seseorang akan berkembang pula fisik dan psikisnya, sehingga mempengaruhi dalam menghadapi tuntutan hidup. b. Seks Seks jenis kelamin juga mempengaruhi individu dalam menyelesaikan permasalahan. Pria cenderung menggunakan akal sedang wanita lebih menggunakan perasaannya dalam menyelesaikan setiap masalah. c. Intelegensi Kemampuan individu dalam melihat permasalahan dari berbagai sudut pandang akan membantu individu dalam penyelesaian masalah. 22 d. Kepribadian Kepribadian mempengaruhi individu dalam menjalani hidup, termasuk dalam merespon setiap stimulus yang datang padanya agar tidak terjadi gangguan. e. Emosi Kemampuan individu dalam mengontrol emosi akan membuat individu menjadi tenang dalam menjalani hidup. Individu harus memiliki kestabilan emosi sehingga tidak mudah terkena stres. f. Status sosial atau pekerjaan Berdasarkan pemenuhan kebutuhan individu atau tingkat resiko dari pekerjaan yang dilakukan akan mempengaruhi ketangguhan menghadapi stres. Berdasarkan uraian di atas, faktor yang mempengaruhi toleransi stres individu dapat dikelompokkan menjadi dua garis besar, yaitu faktor internal dan faktor eksterneal. Faktor internal yang mempengaruhi toleransi terhadap stres antara lain: maturitas, keadaan fisik, pendidikan dan status ekonomi, umur, sex jenis kelamin, intelegensi, kepribadian, emosi. Adapun faktor eksternal yang mempengaruhi toleransi terhadap stres yaitu, lingkungan penyesuaian diri, sosial budaya, dan status sosial. 23

B. Adversity Quotient

1. Pengertian Adversity Quotient