Dana Bagi Hasil KabupatenKota di Jawa Timur Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran KabupatenKota di Jawa Timur

pembangunan dan memenuhi belanja daerah yang bukan berasal dari PAD selain DAU dan DAK. Pola bagi hasil penerimaan tersebut dilakukan dengan persentase tertentu yang didasarkan atas daerah penghasil. Jadi dapat disimpulkan jika anggaran DBH meningkat maka alokasi belanja modal juga ikut meningkat.

4. Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran KabupatenKota di Jawa Timur

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sisa lebih pembiayaan anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap alokasi belanja modal Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Timur dengan nilai koefisien sebesar 0.289625 pada tingkat kepercayaan 99 persen. Ini berarti jika terjadi kenaikan sisa lebih pembiayaan anggaran SILPA 1 persen maka akan menyebabkan kenaikan belanja modal sebesar 0.289625 persen. Ini mengindikasikan bahwa SILPA tahun sebelumnya sangat berpengaruh terhadap belanja modal tahun berikutnya atau bisa dikatakan apabila semakin tinggi sisa lebih pembiayaan anggaran maka semakin besar pula belanja modal. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kusnandar dan Siswantoro 2012 bahwa secara parsial sisa lebih pembiayaan anggaran berpengaruh positif terhadap belanja modal. Hal ini menunjukan bahwa Pemda telah berhasil menggunakan SiLPA untuk pelaksanaan programkegiatan pemerintah daerah termasuk kepada pelayanan publik. Dengan bertambahnya anggaran pembiayaan pada tahun berikutnya dengan adanya SiLPA, maka pemerintah dapat menggunakannya untuk belanja infrastruktur. SiLPA dari kegiatan lain juga dapat digunakan untuk mempercepat selesainya suatu kegiatan atau proyek untuk pelayanan publik. Sehingga waktu yang digunakan akan lebih cepat bila ada pertambahan anggaran. Hasil ini sesuai dengan hipotesis yang telah diajukan, maka hipotesis dalam penelitian ini diterima. 93

BAB VI SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disajikan beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Pendapatan Asli Daerah PAD berpengaruh positif dan signifikan terhadap alokasi belanja modal Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Timur. Pendapatan asli daerah Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Timur mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Dengan meningkatnya PAD setiap Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Timur sehingga alokasi anggaran untuk belanja modal juga mengalami peningkatan. 2. Dana Alokasi Umum DAU berpengaruh positif dan signifikan terhadap alokasi belanja modal Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Timur. Dana alokasi umum mempengaruhi secara nyata terhadap alokasi belanja modal dengan nilai koefiisien yang cukup tinggi. Hal ini menandakan bahwa dana yang cukup besar yang berasal dari pemerintah pusat secara leluasa digunakan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat terutama peningkatan alokasi belanja modal sehingga meningkatkan pembangunan daerah. 3. Dana Bagi Hasil DBH berpengaruh positif dan signifikan terhadap alokasi belanja modal Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Timur. Dana yang berasal dari pemerintah pusat berupa DBH masih diperlukan untuk meningkat alokasi belanja modal guna pembangunan infrastruktur setiap daerah Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Timur. 4. Sisa lebih pembiayaan anggaran SILPA berpengaruh positif dan signifikan terhadap alokasi belanja modal Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Timur. Bahwa SiLPA tahun sebelumnya mampu menyumbang pemasukkan terhadap alokasi belanja modal guna meningkatkan pelayanan kepada masyarakat terutama pembangunan infrastruktur.

B. Saran

Adapun saran-saran yang dapat penulis berikan sehubungan dengan hasil penelitian ini sebagai berikut : 1. Pemerintah daerah Kabupaten dan Kota diharapkan dapat meningkatkan kemampuan merealisasikan pendapatan asli daerah dengan cara lebih intensifikasi pajak daerah dapat dilakukan dengan meningkatkan efisiensi pemungutan dan efisiensi administrasi pajak, serta perbaikan kontrol terhadap petugas untuk meminimalkan kebocoran. PAD dapat pula ditingkatkan dengan jalan meningkatkan peran perusahaan daerah melalui peningkatan laba usaha.

Dokumen yang terkait

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBENTUKAN UPAH MINIMUM KABUPATEN KOTA DI PROVINSI JAWA TIMUR SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PENGANGGURAN DAN KEMISKINAN KABUPATEN KOTA DI PROVINSI JAWA TIMUR

0 6 23

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP ALOKASI BELANJA MODAL Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Alokasi Belanja Modal (Studi Empiris pada Pemerintah Kabupaten dan Kota di Jawa Timur Periode Tahun 2010-2014).

0 4 14

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP ALOKASI BELANJA MODAL Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Alokasi Belanja Modal (Studi Empiris pada Pemerintah Kabupaten dan Kota di Jawa Timur Periode Tahun 2010-2014).

0 3 24

PENDAHULUAN Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Alokasi Belanja Modal (Studi Empiris pada Pemerintah Kabupaten dan Kota di Jawa Timur Periode Tahun 2010-2014).

0 3 10

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALOKASI BELANJA MODAL (STUDI EMPIRIS PADA Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi alokasi belanja modal (Studi empiris pada pemerintah kabupaten / kota di provinsi Jawa Tengah).

0 3 16

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALOKASI BELANJA MODAL (STUDI EMPIRIS Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi alokasi belanja modal (Studi empiris pada pemerintah kabupaten / kota di provinsi Jawa Tengah).

0 2 13

PENDAHULUAN Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi alokasi belanja modal (Studi empiris pada pemerintah kabupaten / kota di provinsi Jawa Tengah).

0 3 9

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Alokasi Belanja Modal Dan Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah (Studi Empiris pada Kabupaten/Kota di Indonesia).

0 0 18

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pengangguran di provinsi Jawa Timur tahun 2011-2014 COVER

0 0 14

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Alokasi Belanja Modal Dengan Pertumbuhan Ekonomi Sebagaivariabel Moderasi

0 0 18