Molase PENGARUH LAMA HIDROLISIS H2SO4 DAN KONSENTRASI MOLASE TERHADAP FERMENTASI TEPUNG ONGGOK UNTUK MENGHASILKAN BIOETANOL
sangat baik untuk industri pembuatan etanol. Bahan ini merupakan produk sampingan yang dihasilkan selama proses pemutihan gula. Kandungan gula dari
molase terutama sukrosa berkisar 40-55 Riswan, 2004. Molase masih mengandung kadar gula yang cukup untuk dapat
menghasilkan etanol dengan proses fermentasi, biasanya pH molase berkisar antara 5,5-6,5. Molase yang masih mengandung kadar gula sekitar 10-18 telah
memberikan hasil
yang memuaskan
untuk pembuatan
etanol. Jenis
mikroorganisme yang berperan dalam proses ini adalah golongan khamir Saccharomyces cerevisiae Riswan, 2004.
Molase dari tebu dapat dibedakan menjadi 3 jenis. Molase kelas 1, kelas 2, dan “black strap” .Molase kelas 1 didapatkan saat pertama kali jus tebu
dikristalisasi. Saat dikristalisasi terdapat sisa jus yang tidak mengkristal dan berwarna bening. Sisa jus ini langsung diambil sebagai molase kelas 1. Molase
kelas 2 atau biasa disebut dengan “Dark” diperoleh saat proses kritalisasi kedua. Warnanya agak kecoklatan sehingga sering disebut juga dengan istilah
“Dark”. Molase kelas terakhir, “Black Strap” diperoleh dari kristalisasi terakhir. Warna
“Black Strap” ini memang mendekati hitam coklat tua sehingga tidak salah jika diberi nama “Black Strap” sesuai dengan warnanya. “Black Strap” ternyata
memiliki kandungan zat yang berguna. Zat-zat tersebut antara lain kalsium, magnesium, potasium, dan besi. “Black Strap” memiliki kandungan kalori yang
cukup tinggi karena terdiri dari glukosa dan fruktosa Riswan, 2004. Komposisi kimia dari molase menurut Riswan 2004 adalah bahan kering
77-84, total gula sebagai invert 52-67, N 0,4-1,5, P
2
O
5
0,6-2, CaO 0,1-
1,1, MgO 0,03-0,1, K
2
O 2,6-5,0, total abu 7-11. Berdasarkan penelitian Agustin dan Pertiwi 2013 Saccharomyces cerevisiae sebanyak 5, 10, dan
15 vv diinokulasikan pada medium tetes tebu hasil pretreatment dengan kandungan gula 15, 20, dan 25 bv pada pH 5 memberikan hasil etanol
tertinggi pada konsentrasi inokulum 10 vv dengan konsentrasi sumber gula 15 bv yaitu 8,792 bv dengan yield etanol 65. Merujuk pada penelitian
Agustin dan Pertiwi 2013, maka pada kesempatan penelitian ini penulis akan meneliti bagaimana reaksi dan pengaruh penambahan molase terhadap kadar
etanol yang dihasilkan sebagai perlakuan pendukung pada penelitian ini, jika konsentrasi etanol diturunkan menjadi 10, dan 15, dengan memperhatikan
konsentrasi 15 pada penelitian Agustin dan Pertiwi 2013 merupakan perlakuan konsentrasi paling kecil dan memberikan hasil kadar etanol tertinggi dari
konsentrasi gula 20 dan 25. Disamping itu juga, penambahan molase dengan konsentrasi tertinggi 15 dari 10 maka artinya jumlah total gula yang akan
didapatkan akan lebih banyak. Semakin tinggi kadar gula yang didapat sebagai bahan fermentasi maka semakin tinggi juga kadar etanol yang akan didapatkan.