Tujuan PENGARUH LAMA HIDROLISIS H2SO4 DAN KONSENTRASI MOLASE TERHADAP FERMENTASI TEPUNG ONGGOK UNTUK MENGHASILKAN BIOETANOL

6 II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Bioetanol

Etanol atau etil alkohol menurut Bambang dan Ega 2009 adalah salah satu turunan dari senyawa hidroksil atau gugus OH yang terdiri dari karbon, hidrogen, dan oksigen dengan rumus kimia C 2 H 5 OH. Istilah umum yang sering dipakai untuk senyawa tersebut adalah alkohol. Etanol merupakan zat cair, berbau spesifik, mudah terbakar, tidak berwarna, mudah menguap, mudah larut dalam air, berat molekul 46,1, titik didih 78,3 ⁰C, membeku pada suhu -117,3⁰C, kerapatannya 0,789 pada suhu 20 ⁰C, nilai kalor 7077 kalg panas laten penguapan 204 kalg dan memiliki angka oktan 91-105. Etanol atau etil alkohol atau alkohol menurut Bambang 1992 merupakan bahan alami yang dihasilkan dari proses fermentasi yang banyak ditemui dalam produk bir, anggur, spiritus, dan sebagainya. Sebutan alkohol biasanya diartikan sebagai etil alkohol CH 3 CH 2 OH, mempunyai densitas 0,78506 gml pada 25ºC, titik didih 78,4ºC, tidak berwarna, dan mempunyai bau serta rasa yang spesifik. Arif dan Djuma’ali 2011 bioetanol merupakan bahan bakar dari minyak nabati yang memiliki sifat seperti minyak premium. Di pasaran dikenal gasohol yang merupakan campuran antara bensin dan bioetanol. Pencampuran bioetanol absolut sebanyak 10 dengan bensin 90 sering disebut Gasohol E-10. Gasohol singkatan dari gasoline bensin dan alkohol bioetanol. Etanol absolut memilki angka oktan ON 117, sementara premium hanya 87-88. Gasohol E-10 secara proporsional memiliki angka oktan 92 atau setara dengan Pertamax. Widayatnim 2015 etanol banyak digunakan sebagai pelarut, germisida, minuman bahan anti beku, bahan bakar, dan senyawa untuk sintesis senyawa- senyawa organik lainnya. Etanol sebagai pelarut banyak digunakan dalam industri farmasi, kosmetika, dan resin maupun laboratorium. Di Indonesia, industri minuman merupakan pengguna terbesar etanol, disusul berturut-turut oleh industri asam asetat, industri farmasi, kosmetika, rumah sakit, dan industri lainnya. Etanol juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan senyawa asetaldehid, butadiena, dietel eter, etil asetat, asam asetat, dan sebagainya. Pada industri minuman, etanol merupakan salah satu barang yang diawasi atau dikenal dengan istilah Barang Kena Cukai BKC. Barang Kena Cukai BKC terdiri dari tiga jenis, yaitu etil alkohol, minuman yang mengandung etil alkohol dalam kadar berapapun dan konsentrat yang mengandung etil alkohol, serta hasil tembakau. Minuman yang mengandung alkohol contohnya bir, shandy, anggur, dan lain-lain. Konsentrat yang mengandung alkohol adalah bahan yang mengandung etil alkohol yang digunakan sebagai bahan baku atau bahan penolong dalam pembuatan minum. Pelunasan cukai dilaksanakan dengan cara pembayaran dan pelekatan pita cukai. Menurut Bambang 1992 beberapa macam minuman yang mengandung alkohol banyak digunakan untuk penyegar, penambah nafsu makan, pencuci mulut, dan sebagainya. Proses terbentuknya alkohol melalui proses fermentasi, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam fermentasi tersebut, diantaranya jenis bahan dasar, cara dan alam fermentasi, ada tidaknya perlakuan destilasi, ada tidaknya aging pemeraman, dan adanya bahan tambahan tertentu dalam produk. Minuman beralkohol dapat digolongkan menjadi 2 bagian yaitu