2.4.1 Sifat Fisika dan Kimia N-Hekasna 2.4.1.1 Sifat Fisika N-Heksana
Berat Molekul : 86,18 gmol
Warna : Tidak berwarna
Bentuk fisik : Cairan
Titik leleh : -95
o
C Titik didih
: 69
o
C Densitas
: 0,6603 gcm
3
2.4.1.2 Sifat Kimia N-Heksana
Larut dalam alkohol, kloroform, dan eter [53].
2.4.2 Sifat Fisika dan Kimia Etil Asetat 2.4.2.1 Sifat Fisika Etil Asetat
Nama lain : Ethyl ethanoate, Ethyl ester, Acetic ester, Ester of
ethanol
Rumus molekul : C
4
H
8
O
2
Berat molekul : 88,105 gmol
Wujud : Cairan tidak berwarna
Densitas : 0,897 gcm³
Titik beku : -83,6 °C; 190 K; -118 °F
Titik didih : 77,1 °C; 350 K; 171 °F
Kelarutan dalam air : 8,3 g100 mL 20 °C
Viskositas : 0,426 cp 25 °C
Momen dipole : 1,78 D
2.4.2.2 Sifat Kimia Etil Asetat
Etil asetat dapat terhidrolisa oleh NaOH membentuk natrium asetat dan etanol, berdasarkan reaksi [54].
CH
3
CO
2
C
2
H
5
+ NaOH → C
2
H
5
OH + CH
3
CO
2
Na
Universitas Sumatera Utara
2.5 METODE KRISTALISASI
Kristalisasi adalah teknik pemisahan dan pemurnian digunakan untuk menghasilkan berbagai macam bahan. Kristalisasi dapat didefinisikan sebagai
perubahan fasa di mana produk kristal diperoleh dari larutan. Sebuah larutan adalah campuran dari dua atau lebih spesies yang membentuk satu fasa homogen.
Larutan biasanya diasumsikan dalam cairan, meskipun larutan dapat termasuk padatan tersuspensi. Sebuah larutan untuk dapat dikristalisasi harus berada pada
kondisi sangat jenuh. Sebuah larutan di mana konsentrasi zat terlarut melebihi keseimbangan jenuh, konsentrasi zat terlarut pada temperatur tertentu dikenal
sebagai larutan jenuh. Ada empat metode utama untuk menghasilkan larutan sangat jenuh adalah sebagai berikut :
Perubahan suhu terutama pendinginan Penguapan pelarut
Reaksi kimia, dan Mengubah komposisi pelarut misalnya dengan penggaraman
Kristalisasi dari larutan dapat dianggap sebagai proses dua langkah. Langkah pertama adalah pemisahan fasa pembentukan dari kristal baru. Yang
kedua adalah pertumbuhan kristal ini menjadi ukuran yang lebih besar. Kedua proses dikenal sebagai nukleasi dan pertumbuhan kristal. Analisis proses
kristalisasi industri membutuhkan pengetahuan baik nukleasi maupun pertumbuhan kristal.
Pembentukan kristal baru, yang disebut nukleasi, mengacu pada awal proses pemisahan fasa. Molekul-molekul zat terlarut telah membentuk partikel
berukuran sekecil mungkin pada kondisi saat ini. Tahap selanjutnya dari proses kristalisasi ialah inti tumbuh lebih besar dengan penambahan molekul zat terlarut
dari larutan yang sangat jenuh. Bagian dari proses kristalisasi ini dikenal sebagai pertumbuhan kristal. Pertumbuhan kristal, bersama dengan nukleasi, mengontrol
distribusi ukuran partikel akhir yang diperoleh pada sistem. Selain itu, kondisi dan laju pertumbuhan kristal memiliki dampak yang signifikan terhadap kemurnian
produk dan sifat kristal [55].
Universitas Sumatera Utara