Ekstraksi Padat Cair Leaching

Struktur terkonjugasi membuat likopen antioksidan yang sangat efektif dan mungkin juga bertanggung jawab untuk perannya dalam pencegahan kanker jenis tertentu [34]. Namun, struktur terkonjugasi ini juga membuat likopen rentan terhadap degradasi oksidatif, dan seperti karotenoid lain, sensitif terhadap faktor- faktor seperti oksigen, paparan cahaya, dan pH ekstrim [35]. Aktivitas antioksidan likopen yang dianggap mekanisme utama aksi in vivo . Likopen memiliki aktivitas antioksidan tinggi dibandingkan dengan karotenoid lain. Likopen dapat menyerap energi dari oksigen tunggal, mengkonversi likopen ke keadaan triplet nya. Energi ini kemudian tersebar ke media sekitarnya melalui gerakan rotasi dan vibrasi [36].

2.3 EKSTRAKSI

Untuk memisahkan satu atau lebih komponen pada campuran, campuran dikontakkan dengan fasa lain. Dua pasangan fasa dapat berupa gas-cair, uap-cair, cair-cair, atau cair-padat. Pada distilasi, cairan secara parsial diuapkan untuk membuat fasa lain, yaitu uap. Pemisahan dari komponen-komponennya tergantung dari tekanan uap parsial substansi tersebut. Fasa uap dan cair sama secara kimia. Pada ekstraksi cair-cair, kedua fasa secara kimia cukup berbeda, yang menuntun kepada pemisahan komponen-komponennya berdasarkan sifat fisik dan kimia. Ekstraksi pelarut dapat digunakan sebagai alternatif dari pemisahan secara distilasi maupun evaporasi [37].

2.3.1 Ekstraksi Padat Cair Leaching

Ekstraksi padat cair atau leaching adalah proses pengambilan komponen dalam suatu padatan dengan menggunakan pelarut yang sesuai. Interaksi antara solute dengan padatan, solute dengan pelarut dan pelarut dengan padatan sangat berpengaruh pada proses ekstraksi. Pada proses ekstraksi ini, dengan adanya pemanasan solute yang terperangkap di dalam padatan mulai meleleh, bergerak melalui pori-pori padatan. Adanya penambahan pelarut menyebabkan pori-pori padatan mengembang dan pelarut yang masuk kemudian melarutkan solute Universitas Sumatera Utara dilanjutkan dengan berdifusi keluar permukaan partikel padatan dan bergerak ke lapisan film sekitar padatan, untuk selanjutnya ke badan cairan [38]. Misalnya ada campuran fasa padat A dan C yang akan diambil C-nya, maka ditambahkan solven B cair yang bisa melarutkan C tetapi tidak melarutkan A. Diperoleh ekstrak berupa larutan C dalam B. Selanjutnya B dipisahkan dari C, biasanya dengan penguapan, dan dipakai lagi untuk leaching. Proses ini juga bisa dipakai untuk pengambilan minyak atsiri dari hasil-hasil tanaman Indonesia. Industri rakyat umumnya masih belum bisa memanfaatkan teknologi ini karena kelayakan proses ini sangat ditentukan oleh keberhasilan pengambilan kembali recovery solven, yang membutuhkan peralatan yang relatif baik. Harga solven ini biasanya relatif mahal, sehingga kehilangan solven akan sangat merugikan. Kelemahan lain proses ini adalah adanya sedikit solven yang tertinggal dalam produk. Untuk produk-produk tertentu, terutama bahan makanan, adanya sedikit solven tersisa tersebut perlu dihindari. Proses leaching umumnya memerlukan suhu agak tinggi karena daya larut akan naik dengan naiknya suhu. Suhu agak tinggi ini sering menimbulkan kerusakan bahan, sehingga kualitas produk turun. Masalah lain yang timbul adalah bahwa solven pada umumnya tidak sempurna selektivitasnya sehingga ada zat-zat lain yang ikut terambil dalam ekstrak. Setelah solven diuapkan, masih diperoleh campuran sejumlah zat yang perlu dimurnikan lebih lanjut. Misalnya pada ekstraksi minyak atsiri dari bunga-bungaan, diperoleh produk yang disebut concrete , yang masih perlu dimurnikan [39]. Efisiensi ekstraksi umumnya fungsi dari proses kondisi. Ekstraksi kuantitatif konstituen aktif merupakan langkah penting sebelum analisis. Kuantitas analit yang diekstrak dari matriks yang berbeda tergantung pada jenis matriks, teknik dan kondisi ekstraksi [40]. Banyak faktor, seperti konsentrasi pelarut, waktu ekstraksi, suhu, pH, rasio cairanpadatan dan ukuran partikel, dapat mempengaruhi secara signifikan ekstraksi padat-cair [41,42]. Peran positif atau negatif dari masing-masing faktor dalam transfer massa pada proses ini tidak selalu jelas; karakteristik kimia pelarut dan struktur beragam dan komposisi Universitas Sumatera Utara produk alami memastikan bahwa setiap materi atau sistem pelarut menunjukkan perilaku yang berbeda, yang tidak dapat diprediksi [43].

2.3.2 Ekstraksi Cair-Cair