Diagnostik Infeksi HIVAIDS Algoritma standar tahapan prosedur dalam pemeriksaan HIV mencakup:

2.2.5 Diagnostik Infeksi HIVAIDS Algoritma standar tahapan prosedur dalam pemeriksaan HIV mencakup:

1. Skrining awal menggunakan enzyme immunoabsorbent assay EIA berlisensi FDA yang sensitif, dilanjutkan dengan 2. Konfirmasi dengan uji Western blot berlisensi FDA yang spesifik. Pemeriksaan awal untuk skrining status antibodiHIVpada orang dewasa adalah EIA.EIA mendeteksi antibodi yang diproduksi sebagai respons terhadap HIV.Infeksi HIVmenimbulkan reaksi dalam EIA; oleh sebab itu, hasil positif disebut reaktif.EIA sensitif karena mendeteksi hampir semua darah yang mengandung antibodiHIVuji positif sejati, namun EIA tidak spesifik.EIA terkadang memberikan hasil positif-palsu. Hasil positif palsu pada EIA dapat disebabkan oleh kondisi berikut:  Kontaminasi dalam laboratorium  Kehamilan kembar  Reaktivitas silang dengan retrovirus lain  Riwayat penggunaan obat suntik  Hemofilia  Alkoholisme disertai hepatitis  Hemodialisis Hasil negatif palsu jarang dihasilkan oleh EIA.Hasil negatif palsu dapat terjadi pada fase awal infeksi HIVatau pada fase akhir infeksi HIV.Pada fase awal, terdapat interval ketika pemeriksaan dapat menjadi negatif karena pasien belum memproduksi antibodimelawan HIV.Walaupun EIA awal mungkin reaktif, hasil ini tidak boleh dianggap sebagai uji positif sampai EIA lain diulang pada sampel darah yang sama. Jika dua kali pemeriksaan adalah reaktif, pemeriksaan dilaporkan sebagai reaktif berulang dan hasil ditegaskan dengan menggunakan pemeriksaan antibodi kedua yang lebih spesifik disebut Western blot.Western blot tidak digunakan sebagai pemeriksaan skrining awal karena mahal dan lama.Western blot adalah prosedur 15 Universitas Sumatera Utara imunoelektroforesis yang mengidentifikasikan antibodi hingga sembilan protein virus yang spesifik. Hasil uji Western blot dilaporkan sebagai positif sejati atau samar.  Hasil positif sejati menunjukkan bahwa serum antibodiHIVpositif bereaksi dengan sembilan antigen virus. Hal ini berarti bahwa pasien terinfeksi HIV.  Hasil samar menunjukkan bahwa antibodi yang melawan antigen virus tidak cukup untuk dapat dideteksi. Pemeriksaan sebaiknya diulang dalam 1 bulan.  Jika hasil pemeriksaan samar, dapat berarti bahwa pemeriksaan terlalu cepat dilakukan untuk dapat mendeteksi antibodiHIVatau darah telah memproduksi sesuatu yang menimbulkan reaksi terhadap pemeriksaan.  Apabila hasil pemeriksaan tetap samar selama 6 bulan atau lebih, kondisi ini disebut samar yang stabil. Jika hasil tetap samar yang stabil selama 6 bulan atau lebih, pasien dianggap tidak terinfeksi kecuali kondisi klinis HIV muncul. Pemeriksaan tambahan lain yang tidak lazim digunakan meliputi :  P24 antigen assay HIV-1  Viral load assay  Kultur virus  Polymerase chain reaction PCR Infeksi HIVselama kehamilan biasanya dapat didiagnosis menggunakan algoritma standar yang terdiri atas EIA dan Western blot.Karena beberapa keluhan dan masalah umum yang terkait kehamilan serupa dengan keluhan dan masalah umum yang timbul pada fase awal infeksi HIV, diagnosis banding yang akurat mungkin sulit untuk didapatkan sehingga, diagnosis HIVtertunda. 8

2.2.6. Penularan HIVSecara Vertikal