Pembahasan Profil ibu Hamil dengan HIV dan AIDS yang Bersalin di RSUP H. Adam Malik Medan pada Periode Tahun 2012-2014

5.2. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah kejadian HIV dan AIDS pada kehamilan sepanjang tahun 2012 sampai 2014 dengan mengobservasi rekam medis pasien di RSUP Haji Adam Malik, Medan. Di dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah penderita HIV dan AIDS yang mengalami kehamilan dan berhasil bersalin di RSUP. Haji Adam Malik pada tahun 2012 – 2014. Pada tabel 5.1. terlihat bahwa fluktuasi kejadian HIV dan AIDS pada ibu hamil dengan HIV dan AIDS yang bersalin di RSUP Haji Adam Malik Medan pada tahun 2012-2014 walaupun terjadi penurunan pada tahun 2014..Pada tahun 2012, terjadi kasus sebanyak 16 kejadian 34.0 dan meningkat pada tahun 2013 dan merupakan tahun dengan kelompok sampel tertinggi yakni 18 kasus 38.3 walaupun pada tahun berikutnya kembali menurun menjadi 13 kasus 27.7. Pada referensi lain, menyatakan bahwa selama tahun 2008 – 2010 tingkat prevalensi ibu hamil yang bersalin dengan HIV dan AIDS diantara pengunjung Pusyansus VCT RSUP Haji Adam Malik Medan meningkat dari 8,8 menjadi 29,4 . Dan pada tahun 2011 prevalensi HIV dan AIDS diantara ibu hamil meningkat menjadi 38,2 . 10 Peningkatan pada jumlah kasus HIV dan AIDS ini sangat mungkin disebabkan oleh semakin gencarnya informasi tentang HIV dan AIDS diberbagai media sehingga menggugah para ibu untuk datang secara sukarela memeriksakan status HIV nya, sedangkan penurunan prevalensinya sendiri walaupun tidak terlalu signifikan dapat merupakan variasi normal akibat faktor sampling atau merupakan penurunan nyata dilapangan. 11 Untuk mengetahui secara akurat diperlukan kajian yang lebih mendalam dengan data yang lebih lengkap di tahun berikutnya dan sebaiknya pemerintah semakin gencar memberitakan secara luas mengenai HIV dan AIDS, pentingnya melakukan tes HIV serta edukasi cara pencegahan dan penularan. Dari tabel 5.2. diperoleh data ibu hamil dengan HIV dan AIDS yang bersalin di RSUP Haji Adam Malik Medan pada tahun 2012-2014 paling banyak dijumpai pada usia reproduktif, dengan kelompok usia 26 – 30 tahun sebanyak 24 orang 43 Universitas Sumatera Utara 51.1 dan terendah pada kelompok usia 36 – 40 tahun sebanyak 1 orang 2.1 dan kelompok usia 40 tahun sebanyak 1 orang 2,1. Data di Indonesia juga menegaskan bahwa sejak tahun 1987 – 2014 pola penularan HIV dan AIDS berdasarkan kelompok umur terjadi pada usia reproduktif dan seksual aktif. 1,5 Responden banyak berasal dari populasi ibu muda dengan rata – rata usia 27 tahun. 11 Di RSUP Haji Adam Malik Medan pada tahun 2008 – 2011 ditemukan proporsi tertinggi pada penderita HIV dan AIDS adalah penderita dengan kelompok usia 26 – 30 tahun sebesar 55,9 . 10 Hal ini dapat terkait dengan laju arus modernisasi tanpa dilandasi persiapan yang mapan dari kebanyakan rakyat Indonesia yang menyebabkan terjadinya perubahan gaya hidup termasuk perilaku seksual. Sehingga diperlukan penekanan kembali norma – norma sosial yang ada dimasyarakat dan penyuluhan kepada remaja tentang edukasi reproduksi dan edukasi seks yang aman kepada kelompok usia reproduktif dan seksual aktif. Dari tabel 5.2. data yang telah disajikan dapat terlihat bahwa proporsi ibu hamil dengan HIV dan AIDS yang bersalin di RSUP Haji Adam Malik Medan pada tahun 2012-2014 berdasarkan pekerjaan yang tertinggi sebagian besar tidak tercatat dalam rekam medis 48.9 diikuti oleh pekerjaan sebagai ibu rumah tangga 31.9. Analisis dari data di Indonesia juga menegaskan kelompok penderita HIV dan AIDS kebanyakan bekerja sebagai ibu rumah tangga, diikuti wiraswasta dan tenaga non professional karyawan. 1 Walaupun begitu tetap saja sebaiknya pencatatan yang baik diperlukan dalam rekam medis. Karena hal itu merupakan salah satu tantangan dan hambatan yang dapat mempengaruhi program PPIA di Indonesia. Dimana gambaran mengenai keberhasilan pelaksanaan program ini tidak dapat diketahui tanpa evaluasi dan monitoring serta pencatatan yang lengkap. 9 Dimana fungsi rekam medis sendiri sebagai penyimpanan informassi harus lebih ditekankan kepada tenaga medis. Dari tabel 5.2. data yang disajikan dapat terlihat bahwa proporsi pekerjaan suami dari ibu hamil dengan HIV dan AIDS yang bersalin di RSUP Haji Adam Malik Medan pada tahun 2012-2014 kebanyakan tidak tercatat 48.9 diikuti oleh 44 Universitas Sumatera Utara kelompok yang bekerja sebagai wiraswasta yaitu sebanyak 46,3. Walaupun wiraswasta termasuk kelompok pekerjaan dengan penderita HIV dan AIDS terbanyak di Indonesia, yang membuat orang mempunyai resiko tertinggi adalah perilakunya. 1,5 Dari tabel 5.2. data yang disajikan dapat terlihat bahwa proporsi ibu hamil dengan HIV dan AIDS yang bersalin di RSUP Haji Adam Malik Medan pada tahun 2012-2014 pada perkawinan berdasarkan status pernikahan tertinggi adalah dengan status menikah sebesar 51,1 dan 48,9 sisanya tidak tercatat. Di RSUP Haji Adam Malik Medan pada tahun 2008 – 2011 proporsi penderita HIV dan AIDS berdasarkan status perkawinan tertinggi adalah menikah sebesar 85,3 , bercerai sebesar 5,9 dan tidak tercatat sebesar 8,8 . 10 Hal ini menggambarkan tidak adanya pembatasan terhadap perilaku seksual sejauh tidak mengganggu kepentingan umum. 11 Dimana hubungan seksual ekstramarital dapat dilakukan lebih leluasa bahkan dalam hubungan intramarital dapat terjadi pasangan ganda. Dari tabel 5.2. data yang disajikan dapat terlihat bahwa proporsi ibu hamil dengan HIV dan AIDS yang bersalin di RSUP Haji Adam Malik Medan pada tahun 2012-2014 berdasarkan daerah tempat tinggal tertinggi adalah penderita yang bertempat tinggal di luar kota Medan yaitu sebesar 51,1 dan yang terendah adalah diluar kota Medan sebesar 48,9. Hal ini diakibatkan karena masih rendahnya pengetahuan masyarakat di daerah mengenai HIV dan AIDS terlebih kepada faktor resiko penularan dan cara pencegahannya. 12 Dan dapat juga terjadi karena RSUP Haji Adam Malik Medan sendiri merupakan rumah sakit rujukan starata III pusatprovinsi untuk kasus rujukan HIV dan AIDS di Sumatera Utara sehingga banyak kasus rujukan dari berbagai tempat di Sumatera Utara yang terdata di RSUP Haji Adam Malik Medan. 7 Pada tabel 5.3. dari penelitian ibu hamil dengan HIV dan AIDS yang bersalin di RSUP Haji Adam Malik Medan pada tahun 2012-2014, semua penderita sudah menerima ARV 100. Obat antiretroviral ARV sampai saat ini baru berfungsi menghambat multiplikasi virus, belum menghilangkan secara total keberadaan virus dalam tubuh ODHA. Tujuan pemberian ARV pada ibu hamil, disamping untuk 45 Universitas Sumatera Utara mengobati ibu, juga untukmengurangi resiko penularan perinatal kepada janin atau neonatus. Jumlah virus dalam plasma ibu masih merupakan faktor predisposisi bebas yang paling kuat terjadinya penularan perinatal karena itu, semua wanita hamil yang terinfeksi HIV dan AIDS harus diberikan pengobatan antiretrovirus ARV untuk mengurangi jumlah muatan virus. 8, 9, 19 Pada tabel 5.4. dari penelitian yang telah disajikan bahwa semua pasien ibu hamil dengan HIV dan AIDS yang bersalin di RSUP Haji Adam Malik Medan pada tahun 2012-2014 melakukan konseling VCT , yang meliputi testing HIV dan post – test HIV sebanyak 41 orang 100. Hal ini mungkin dapat terjadi karena pelayanan kesehatan tidak menawarkan ataupun pasien tidak mendapat informasi lebih banyak tentang HIV dan konseling HIV. Padahal VCT sendiri termasuk ke dalam fasilitas Antenatal Care dimana semua perempuan harus menerima informasi mengenainya. 19 Selain itu diantara perempuan yang datang ke pusat kesehatan untuk perawatan antenatal, hanya 64 yang datang kembali untuk mengambil hasil mereka. 10, 11 Padahal manfaat dari konseling ini adalah membantu perempuan, ibu hamil dan pasangannya penjelasan yang benar mengenai HIV dan AIDS, bagaimana cara mencegah penularan, penanganan dan dukungan moril bagi ODHA dan lingkungannya. 19 Pada tabel 5.5. dari penelitian ibu hamil dengan HIV dan AIDS yang bersalin di RSUP Haji Adam Malik Medan pada tahun 2012-2014, diketahui semua pasien HIV dan AIDS yang mengikuti program PPIA paling banyak tidak tercatat pada usia kehamilannya 51,1. Diikuti oleh kelompok usia kehamilan 28 – 30 minggu sebanyak 48,9. Data yang tersedia menunjukkan bahwa pemberian ARV kepada ibu selama hamil dan dilanjutkan selama menyusui adalah intervensi PPIA yang paling efektif untuk kesehatan ibu dan juga mampu mengurangi risiko penularan HIV dan kematian bayi. 7, 8 46 Universitas Sumatera Utara BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan