Data Penelitian Pembahasan Hasil Penelitian

BAB IV ANALISIS HASIL PENELTIAN

A. Data Penelitian

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik dengan menggunakan model persamaan regresi berganda yang bertujuan untuk mengetahui hubungan dan pengaruh dari beberapa variabel bebas atau independen terhadap variabel tidak bebas atau dependen. Analisis data dimulai dengan mengolah data menggunakan Microsoft Excel, selanjutnya dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan regresi berganda. Pengujian asumsi klasik dan regresi berganda dilakukan dengan menggunakan software SPSS. prosedur dimulai dengan memasukkan semua variabel independen dan variabel dependen ke program SPSS tersebut dan menghasilkan output-output sesuai dengan metode analisis data yang telah ditentukan. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, terdapat sejumlah 20 perusahaan manufaktur yang memenuhi kriteria untuk dijadikan sampel dan diamati selama periode 2007 sampai dengan 2009. Tabel 4.1 Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur No Kode Nama Perusahaan 1 ARNA Arwana Citramulia Tbk 2 AUTO Astra Otoparts Tbk 3 BRNA Berlina Tbk 4 BTON Beton Jaya Manunggal Tbk 5 BUDI Budi Acid Jaya Tbk 6 CTBN Citra Tubindo Tbk 7 DPNS Duta Pertiwi Nusantara Tbk Universitas Sumatera Utara 8 GGRM Gudang Garam Tbk 9 GJTL Gajah Tunggal Tbk 10 IKBI Sumi Indo Kabel Tbk 11 INAI Indal Aluminium Industry Tbk 12 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 13 JKSW Jakarta Kyoei Steel Work Tbk 14 JPRS Jaya Pari Steel Tbk 15 LION Lion Metal Tbk 16 MTDL Metrodata Electronics Tbk 17 PTBA Bukit Asam Tbk 18 SRSN Indo Acidatama Tbk 19 TPIA Tri Polyta Indonesia Tbk 20 YPAS PT Yanaprima Hastapersada Tbk

B. Analisis Hasil Penelitian 1. Uji Statistik Deskriptif

Informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari www.idx.co.id dan Indonesian Capital Market Directory berupa data keuangan sampel perusahaan manufaktur dari tahun 2007 sampai tahun 2009 yang dijabarkan dalam bentuk statistik. Variabel dari penelitian ini terdiri dari good corporate governance yang diproksikan kedalam kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris dan komite audit sebagai variabel bebas independent variable dan manajemen laba sebagai variabel terikat dependent variable. Statistik deskriptif dari variabel tersebut dari sampel perusahaan manufaktur selama periode 2007 sampai dengan tahun 2009 disajikan dalam tabel 4.2 berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Descriptive Statistics N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Kepemilikan Manajerial 60 15.5300 .0000 15.5300 2.298667 3.9139180 Proporsi dewan komiaris 60 .6000 .2000 .8000 .378500 .1097428 Komite audit 60 .5000 .0000 .5000 .320000 .1433261 Manjemen laba 60 6.7030 -4.4990 2.2040 -.058817 .7256633 Valid N listwise 60 Sumber: Data yang diolah peneliti, 2011 Tabel 4.1 menunjukkan bahwa variabel good corporate governance yang diproksikan kedalam kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris dan komite audit memiliki nilai minimum yang negatif dan manajemen laba juga negatif. Nilai maksimum komisaris independen, komite audit dan manajemen laba memiliki nilai yang negatif, sedangkan kepemilikan manajerial memiliki nilai positif. Akan tetapi, ini bukan berarti kepemilikan manajerial memiliki pengaruh yang positif karena nilai diatas merupakan hasil pengolahan data yang telah diproksikan dengan menggunakan log natural. Berikut ini perincian data deskriptif yang telah diolah: a. Variabel kepemilikan manajerial memiliki nilai minimum 0,0000 dan maksimum 15,5300 dengan rata-rata kepemilikan manajerial sebesar 2,298667 dengan jumlah sampel sebanyak 60, b. Variabel proporsi dewan komisaris memiliki nilai minimum 0,2000 dan nilai maksimum 0,8000 dengan rata-rata proporsi dewan komisaris sebesar 0,378667 dengan jumlah sampel sebanyak 60, Universitas Sumatera Utara c. Variabel komite audit memiliki nilai minimum 0,000 dan nilai maksimum 0,5000 dengan rata-rata komite audit sebesar 0,320000 dengan jumlah sampel sebanyak 60, d. variabel manajemen laba memiliki nilai minimum -4,4990 dan nilai maksimum 2,2040 dengan rata-rata manajemen laba sebesar -0,58817 dengan jumlah sampel sebanyak 60.

2. Pengujian Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Uji data statistik dengan model kolmogorov-Smirnov dilakukan untuk mengetahui apakah data sudah terdistribusi secara normal atau tidak. Ghozali 2005:115, memberikan pedoman pengambilan keputusan tentang data mendekati atau merupakan distribusi normal berdasarkan uji Kolmogorov Smirnov yang dapat dilihat dari : 1. nilai signifikan atau probabilitas 0,05, maka distribusi data adalah tidak normal. 2. nilai signifikan atau probabilitas 0,05, maka distribusi data adalah normal. Universitas Sumatera Utara 1 Uji Normalitas Sebelum Data Ditransformasi Tabel 4.3 Uji Normalitas Sebelum Transformasi One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 60 Normal Parameters a,,b Mean .0000000 Std. Deviation .71639687 Most Extreme Differences Absolute .340 Positive .263 Negative -.340 Kolmogorov-Smirnov Z 2.636 Asymp. Sig. 2-tailed .000 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: Hasil pengolahan SPSS 17, 2011 Dari hasil pengolahan data tersebut, besarnya nilai Kolmograv-Smirnov adalah 2,636 dan signifikansi pada 0.00, maka dapat disimpulkan data tidak terdistribusi secara normal karena 0,00 0,05. Data yang tidak terdistribusi secara normal dapa dilihat melalui grafik histogram dan grafik normal plot data secara normal. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.1 Grafik Histogram sebelum transformasi Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 17, 2011 Dengan cara membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi secara normal, grafik di atas dapa disimpulkan bahwa distribusi data tidak normal karena grafik histogram menunjukkan distribusi data tidak mengikuti garis diagonal. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.2 Grafik Normal P-Plot of Regression Standardized Residual sebelum transformasi Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 17, 2011 Demikian pula dengan hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik plot terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya agak menjauh dari garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data dala model regresi tidak terdistribusi secara normal. Dari hasil uji normalitas dengan Kolmograv-Smirnov K-S, grafik histogram dan grafik normal plot menunjukkan data tidak terdistribusi secara normal. Universitas Sumatera Utara 2 Uji Normalitas Setelah Data Ditransformasi Ada beberapa cara mengubah model regresi menjadi normal menurut Jogiyanto 2004: 172, yaitu: 1 Dengan melakukan transformasi data, 2 Lakukan trimming, 3 Lakukan winsorizing. Untuk mengubah nilai residual agar berdistribusi normal, peneliti melakukan transformasi data ke model LN dari persamaan manj.laba = fkep.manjerial,prop.dewankomisaris, komiteaudit menjadi LN_ manj.laba = fkep.manjerial,prop.dewankomisaris, komiteaudit. Transformasi data ke dalam bentuk LN menyebabkan data yang bernilai negative tidak ditransformasi sehingga menghasilkan missing values. Setiap data yang terdapat missing values akan diganti dengan data mean rata- rata. Kemudian, data diuji ulang berdasarkan asumsi normalitas. Berikut ini hasil pengujian Kolmogorov-Smirnov K-S: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.4 Uji Normalitas Setelah Transformasi One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 30 Normal Parameters a,,b Mean .0000000 Std. Deviation 1.01702273 Most Extreme Differences Absolute .098 Positive .098 Negative -.092 Kolmogorov-Smirnov Z .534 Asymp. Sig. 2-tailed .938 a. Test distribution is Normal. Sumber: Hasil Olah Data SPSS oleh Peneliti, 2011 Berdasarkan hasil uji statistik dengan model Kolmogorov-Smirnov seperti yang terdapat dalam tabel 4-3 dapat dilihat dari signifikan 2-tailed Kolmogorov- Smirnov dari variabel kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris, komite audit dan manajemen lebih besar dari 0,05 atau telah terdistribusi dengan normal. Dengan demikian, secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai observasi data telah terdistribusi secara normal dan dapat dilanjutkan dengan uji asumsi klasik lainnya. Untuk lebih jelas, berikut ini dilampirkan grafik histogram dan plot data yang terdistribusi normal. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.1 Grafik Histogram Sumber: Hasil olah Data SPSS oleh Peneliti Gambar 4.3 Grafik Histogram setelah transformasi Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 17, 2011 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.4 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Setelah Data Ditransformasi Sumber: Hasil olah data oleh peneliti Dengan cara membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal, dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa distribusi data normal karena grafik histogram menunjukkan distribusi data mengikuti garis diagonal yang tidak menceng skewness ke kiri maupun ke kanan atau normal. Universitas Sumatera Utara Demikian pula dengan hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik plot. Pada grafik normal plot, terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya agak mendekati dengan garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi terdistribusi secara normal.

b. Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Hal ini sering ditemukan pada time series. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi adalah dengan menggunakan nilai uji Durbin Watson. Hasil pengujian autokorelasi terhadap variabel dependen Manajemen Laba akan disajikan pada tabel 4.3 berikut ini: Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1 .560 a .313 .234 1.07410 2.254 a. Predictors: Constant, Komite Audit, Kepemilikan manajerial, Proporsi Dewan Komisaris b. Dependent Variable: manajemen laba Berdasarkan tabel 4.3, dapat dilihat bahwa nilai DW sebesar 2,254. Nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan nilai signifikansi 5, Universitas Sumatera Utara jumlah sampel sebanyak 30 n = 30 dan jumlah variabel independen sebanyak 3 k = 3, maka dari tabel statistik Durbin-Watson didapatkan nilai batas bawah DL sebesar 1,006 dan nilai batas atas DU sebesar 1,421. oleh karena itu, nilai DW berada di antara DL dan DU 1,006 ≤ 2,254 ≤ 1,421, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi positif.

c. Uji Multikolinearitas

Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya gejala multikolonieritas adalah dengan melihat besaran korelasi antar variabel independen dan besarnya tingkat kolonieritas yang masih dapat ditolerir, yaitu: Tolerance 0.10 dan Variance Inflation Factor VIF 10. Berikut disajikan tabel hasil pengujian: Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Collinearity Statistics Std. Error Tolerance VIF 1 Constant 1.376 LN_kepemilikan manajerial .099 .906 1.104 LN_proporsi dewan komisaris .796 .987 1.013 LN_komite audit 1.140 .912 1.096 a. Dependent Variable: LNmanj.laba Hasil perhitungan nilai tolerance menunjukkan variabel independen memiliki nilai tolerance 0,10 yaitu 0, 988 untuk variabel kpemilikan manjerial, 0,987 untuk variabel proporsi dewan komisaris, dan 0,996 untuk variabel komite audit Universitas Sumatera Utara yang berarti tidak terjadi korelasi antar variabel indepeden. Hasil perhitungan VIF juga menunjukkan hal yang sama dimana variabel independen memiliki nilai VIF kurang dari 10 yaitu 1,013 untuk variabel kepemilikan manajerial, 1,014 untuk variabel proporsi dewan komisaris, dan 1,004 untuk variabel komite audit. Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen model ini. Tabel 4.7 Koefisien Korelasi Coefficient Correlations a Model LN_komite audit LN_proporsi dewan komisaris LN_kepemilikan manajerial 1 Correlations LN_komite audit 1.000 .037 .289 LN_proporsi dewan komisaris .037 1.000 -.091 LN_kepemilikan manejerial .289 -.091 1.000 Covariances LN_komite audit 1.300 .034 .032 LN_proprsi dewan komisaris .034 .634 -.007 LN_kepemilikan manajerial .032 -.007 .010 a. Dependent Variable: LNmanj.laba Hasil besaran korelasi antar variabel memperlihatkan bahwa antara variabel independen yang diuji variabel kepemilikan manajerial mempunyai korelasi paling tinggi yaitu sebesar 0,289 atau 28,9. Hal ini tidak menunjukkan gejala korelasi karena masih di bawah 0,95 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada gejala multikolinearitas antar variabel independen dalam penelitian. Universitas Sumatera Utara

d. Uji Heterokedastisitas

Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat plot grafik yang dihasilkan dari pengolahan data dengan menggunakan program SPSS. Dasar pengambilan keputusannya adalah: 1 Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas, 2 Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas atau terjadi homoskedastisitas. Berikut ini dilampirkan grafik scatterplot untuk menganalisis apakah terjadi heteroskedastisitas atau terjadi homoskedastisitas dengan mengamati penyebaran titik-titik pada gambar. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.5 Scatterplot Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Adanya titik-titik yang menyebar menjauh dari titik-titik yang lain dikarenakan adanya data observasi yang sangat berbeda dengan data observasi yang lain. Hasil output menunjukkan SPSS ini dengan jelas menunjukkan tidak ada indikasi terjadi heteroskedastisitas Universitas Sumatera Utara

3. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengethui apakah variabel independen dalam model regresi berpengaruh terhadap variabel dependen. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda. Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak, digunakan uji t t-test dan uji F F-test. Dari hasil pengujian asumsi klasik disimpulkan bahwa model regresi yang dipakai dalam penelitian ini telah memenuhi model estimasi yang Best Linear Unbiased Estimator BLUE dan layak dilakukan analisis regresi berganda. Berdasarkan hasil pengolahan data program SPSS 17, maka diporeleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.8 Analisis Hasil Regresi Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant -5.172 1.292 -4.002 .000 Kepemilikan Manajerial -.147 .065 -.368 -2.250 .033 Proporsi Dewan Komisaris -1.789 .761 -.385 -2.352 .027 KomiteAudit -.167 1.057 -.026 -.158 .876 a. Dependent Variable: manajemen laba Dari tabel 4.7 diatas maka dapat disusun persmaan regresi sebagai berikut: Y= -5,172 − 0,147 X 1 −1,789 X 2 − 0,167 X 3 + e Universitas Sumatera Utara Model persamaan regresi berganda tersebut bermakna: 1 Konstanta sebesar -5,172 menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel independen X 1 = 0, X 2 = 0, X 3 = 0 maka manajemen laba sebesar -5,172. 2 b 1 sebesar -0,147 menunjukkan bahwa setiap kenaikan dari laba akuntansi sebsar 1 akan diikuti oleh kenaikan manajemen laba sebesar -0,147. 3 b 2 sebesar -1,789 menunjukkan bahwa setiap kenaikan dari laba akuntansi sebsar 1 akan diikuti oleh kenaikan manajemen laba sebesar -1,789. 4 b 3 sebesar -0,167 menunjukkan bahwa setiap kenaikan dari laba akuntansi sebsar 1 akan diikuti oleh kenaikan manajemen laba sebesar -0,167.

a. Koefisien determinasi

Dalam uji ini regresi dianalisis pula besarnya koefisien determinasi R2. Koefisien determinasi R2 ini digunakan untuk mengukur dan mengetahui persentase pengaruh variabel independen terhadap perubahan variabel dependen. Jika nilai R2 mendekati 1 maka dapat dikatakan semakin kuat kemampuan variabel bebas dalam model regresi tersebut dalam menerangkan variasi variabel terikatnya. Sebaliknya, semakin kecil nilai R2, maka kemampuan variabel- variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen semakin terbatas. Nilai R square memiliki kelemahan yaitu nilai R square akan meningkat setiap ada penambahan satu variabel Universitas Sumatera Utara independen meskipun variabel independen tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Tabel 4.9 Model Summary Nilai Adjusted R Square pada tabel 4.7 diatas sebesar 0,234. Hal ini menunjukkan bahwa 2,34 variabel manajemen laba dapat dijelaskan variabel yang ada yaitu, kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris dan komite audit sedangkan sisanya 97,66 100 - 2,34 dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dijelaskan oleh model penelitian ini.

b. Uji parsial Uji T

Uji T digunakan untuk menguji signifikansi konstanta dan setiap variabel independennya. Berdasarkan hasil pengolahan SPSS, diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 4.10 Hasil Uji T Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1 .560 a .313 .234 1.07410 2.254 a. Predictors: Constant, Komite Audit, Kepemilikan Manajerial, Komisaris Independen b. Dependent Variable: manajemen laba sumber: Hasil Pengolahan SPSS 17, 2011 Universitas Sumatera Utara B Std. Error Beta 1 Constant -5.172 1.292 -4.002 .000 Kepemilikan Manajerial -.147 .065 -.368 -2.250 .033 Proporsi Dewan Komisaris -1.789 .761 -.385 -2.352 .027 KomiteAudit -.167 1.057 -.026 -.158 .876 a. Dependent Variable: manajemen laba Dari Tabel 5.10 diperoleh hasil sebagai berikut: 1 Nilai t hitung untuk variabel kepemilikan manajerial = -2,250 sedangkan nilai t tabel pada tingkat keyakinan 95 adalah sebesar 2,042 berarti t hitung t tabel atau -2,250 2,042; sedangkan nilai signifikansi = 0,033 dengan á = 0,05 berarti nilai signifikansi 0,05 atau 0,033 0,05. Karena t hitung t tabel dan signifikansi 0,05 maka H0 diterima, artinya kepemilikan manajerial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen laba. 2 Nilai t hitung untuk variabel proporsi dewan komisaris independen = -2,352 sedangkan nilai t tabel pada tingkat keyakinan 95 adalah sebesar 2,042 berarti t hitung t tabel atau -2,588 2,042; sedangkan nilai signifikansi = 0,027 dengan á = 0,05 berarti nilai signifikansi 0,05 atau 0,027 0,05. Karena t hitung t tabel dan signifikansi 0,05 maka H0 ditolak , artinya komposisi dewan komisaris independen tidak berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen laba. 3 Nilai t hitung untuk variabel komite audit = -0,158 sedangkan nilai t tabel pada tingkat keyakinan 95 adalah sebesar 2,042 berarti t hitung t tabel atau - 0,158 2,042; sedangkan nilai signifikansi = 0,876 dengan á = 0,05 berarti nilai signifikansi 0,05 atau 0,876 0,05. Karena t hitung t tabel dan Universitas Sumatera Utara signifikansi 0,05 maka H0 diterima, artinya komite audit tidak berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen laba ML.

c. Uji Simultan Uji F

Indikator signifikansi parameter koefisien Adjusted R 2 signifikan atau tidak, maka dapat dilakukan pengujian dengan bantuan alat uji statistik uji metode F dengan tingkat keyakinan confident level sebesar 95. kriteria pengujian yang digunakan adalah apabila F hitung F tabel maka H0 ditolak; dan apabila F hitung F tabel maka H0 diterima. Hal tersebut ditunjukkan dalam tabel: Tabel 4.11 Hasil Uji Simultan F ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 13.682 3 4.561 3.953 .019 a Residual 29.996 26 1.154 Total 43.678 29 a. Predictors: Constant, KomiteAudit, KepemilikanManajerial, KomisarisIndependen b. Dependent Variable: manajemen laba Dari uji ANOVA atau F test, diperoleh F hitung sebesar 3,953 dengan tingkat signifikansi 0,019, sedangkan F tabel sebesar 2,92 dengan signifikansi 0,05. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris, dan komite audit Universitas Sumatera Utara berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap manajemen laba karena F hitung F tabel 3,953 2,92.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Dari hasil pengujian diatas tidak ada satupun variabel independen yang berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Hasil penelitian tidak ada satupun hipotesis yang dapat diterima. Adjusted Square menunjukkan mekanisme Good Corporate Governance berpengaruh kecil terhadap manajemen laba yaitu sebesar 2,34 saja, sedangkan sisanya yaitu sebesar 97,66 dipengaruhi oleh factor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Dari hasil pengujian variabel penelitian secara parsial maupun simultan, didapati bahwa variabel independen yaitu kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu manajemen laba. Hal ini sesuai dengan signifikansi t sebesar 0,033 yang lebih kecil dari 0,05. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh isian 2010 tetapi bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Isnanta 2008. Hal ini mungkin dikarenakan berbedanya perusahaan yang diteliti dalam penelitian. Perusahaan yang diteliti oleh Isnanta adalah perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang perdagangan, yang memiliki karakteristik yang tidak jauh berbeda dengan perusahaan manufaktur, seperti adanya konsentrasi kepemilikan oleh pihak tertentu yang memungkinkan terjadinya hubungan afiliasi antara pemilik, pengawas, dan direktur perusahaan. Sedangkan karakteristik perusahaan Universitas Sumatera Utara manufaktur adalah mengikuti peraturan perundang-undangan yang berlaku dan telah mengembangkan peraturan internal untuk melindungi hak-hak pemegang saham: perlakuan yang setara terhadap semua pemegang saham dan stakeholders, pemisahaan tugas, tanggung jawab dan wewenang antara pemegang saham, Direksi, Komisaris. Sedangkan karakteristik perusahaan perbankan yang go public yang diteliti oleh sefiana 2006 adalah para pemilik saham harus memperhatikan kepentingan bersama para pemegang saham dan tidak bisa lagi melakukan praktik nepotisme, kecurangan dalam pengambilan keputusan dan lainnya karena perusahaan tersebut milik publik. Dari hasil pengujian variabel penelitian secara parsial, didapati bahwa variabel independen yaitu proporsi dewan komisaris berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu manajemen laba. Hal ini sesuai dengan signifikansi t sebesar 0,027 yang lebih besar dari 0,05. Hal ini di karenakan krisis ekonomi yang dialami Indonesia pada tahun 2007-2008 sehingga menyebabkan para anggota dewan komisaris tidak memberikan informasi dan perkembangan penting perusahaan secara cepat dan transparan. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Isian 2010 dan didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Isnanta 2006 dan Sefiana 2005. Perbedaan hasil tersebut mungkin dikarenakan oleh perbedaan periode yang digunakan dalam penelitian. Isian 2010 dan Isnanta 2008 melakukan penelitian pada periode 2007-2008 dan periode 2003-2006 dimana pada tahun tersebut kondisi perekonomian Indonesia berada dalam krisis moneter seperti yang dialami oleh perusahaan manufaktur pada tahun 2007-2009 sehingga para anggota dewan Universitas Sumatera Utara komisaris memberikan isu-isu dan perkembangan penting perusahaan secara cepat dan transparan. Dari hasil pengujian variabel penelitian secara parsial juga, didapati bahwa variabel independen yaitu proporsi komite audit tidak berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu manajemen laba. Hal ini sesuai dengan signifikansi t sebesar 0,876 yang lebih besar dari 0,05. Hal ini di karenakan krisis ekonomi yang dialami Indonesia pada tahun 2007-2008 sehingga menyebabkan para anggota komite audit tidak dapat memastikan identifikasi resiko bisnis, pengawasan operasional yang efektif dan efisien, kualitas informasi manajemen keuangan, dan kepatuhan perusahaan terhadap ketentuan. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Isnanta 2007 tetapi bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sefiana 2006 dan Isian 2005. Perbedaan hasil tersebut mungkin dikarenakan oleh perbedaan periode yang digunakan dalam penelitian. Maruf dan Astuti melakukan penelitian pada periode 2007-2001 dimana pada tahun tersebut kondisi perekonomian Indonesia tidak berada dalam krisis moneter seperti yang dialami oleh perusahaan manufaktur pada tahun 2007-2009 sehingga para anggota komite audit dapat memastikan identifikasi resiko bisnis, pengawasan operasional yang efektif dan efisien, kualitas informasi manajemen keuangan, dan kepatuhan perusahaan terhadap ketentuan. Dari hasil pengujian variabel penelitian secara simultan, bahwa mekanisme GCG yang diproksikan dalam kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris, dan komite audit secara bersama-sama berpengaruh terhadap manajemen laba. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan dalam bab empat, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut : 1. Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel good corporate governance yang diproksikan kedalam kepemilikan manajerial X1 berpengaruh terhadap manajemen laba. Hal ini didukung oleh peneliti sebelumnya yang dilakukan oleh Isnanta 2007 dan bertentangan dengan penelitian Girsang 2010. 2. Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel good corporate governance yang diproksikan kedalam proporsi dewan komisaris X2 tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Hal ini didukung oleh peneliti sebelumnya yang dilakukan oleh Isnanta 2007 dan Girsang 2010. 3. Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel good corporate governance yang diproksikan kedalam komite audit X3 tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Hal ini didukung oleh peneliti sebelumnya yang dilakukan oleh Isnanta 2007 dan Girsang 2010. 4. Secara simultan, hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris, dan komite audit berpengaruh secara bersama-sama berpengaruh terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance and Profitabilitas Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 36 92

Analisis Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011

0 51 83

Analisis Pengaruh Penerapan Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (2008-2010)

1 28 108

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 67 73

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 14

PENDAHULUAN PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 7

Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance and Profitabilitas Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 15

ABSTRAK Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance and Profitabilitas Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 11

PENGARUH MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA - Perbanas Institutional Repository

0 0 16

PENGARUH MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA - Perbanas Institutional Repository

0 0 16