Ligan Monodentat Ligan Bidentat

8 Senyawa kompleks atau senyawa koordinasi telah berkembang pesat karena senyawa ini memegang peranan penting dalam kehidupan manusia terutama karena aplikasinya dalam berbagai bidang seperti dalam bidang kesehatan, farmasi, industri dan lingkungan. Senyawa kompleks dalam industri sangat dibutuhkan terutama dalam katalis. Dalam industri petrokimia kebutuhan katalis semakin meningkat karena setiap produk petrokimia diubah menjadi senyawa kimia lainnya selalu dibutuhkan katalis, misalnya pada reaksi hidrogenasi, karbonilasi, hidroformilasi Gates, B, 1992 Kompleks logam transisi dapat mengkatalis berbagai reaksi kimia seperti kompleks [PdCl 2 DFFM] yang telah lama dipakai sebagi katalis untuk oksidasi stirena yaitu dalam pembentukan senyawa olefin Bull, 1995 .. Dalam bidang kesehatan dan farmasi senyawa kompleks sangat penting juga dalam berupa obat – obatan seperti vitamin B 12 yang merupakan senyawa kompleks antara kobalt dengan porfirin, hemoglobin yang berfungsi untuk mengangkut oksigen. Sukardjo, 1985 .

2.1.1 Ligan

Ligan adalah suatu ion atau molekul yang memiliki sepasang elektron atau lebih yang dapat disumbangkan. Ligan merupakan basa lewis yang dapat terkoordinasi pada ion logam atau sebagai asam lewis membentuk senyawa kompleks. Ligan dapat berupa anion atau molekul netral Cotton dan Wilkinson, 1984 . Jika suatu logam transisi berikatan secara kovalen koordinasi dengan satu atau lebih ligan maka akan membentuk suatu senyawa kompleks, dimana logam transisi tersebut berfungsi sebagai atom pusat. Logam transisi memiliki orbital d yang belum terisi penuh yang bersifat asam lewis yang dapat menerima pasangan elektron bebas yang bersifat basa lewis. Ligan pada senyawa kompleks dikelompokkan berdasarkan jumlah elektron yang dapat disumbangkan pada atom logam.

2.1.1.1 Ligan Monodentat

Ligan yang terkoordinasi ke atom logam melalui satu atom saja disebut ligan monodentat, misalnya F - , Cl - , H 2 O dan CO Jolly, 1991 . Kebanyakan ligan adalah anion atau molekul Universitas Sumatera Utara 9 netral yang merupakan donor elektron. Beberapa ligan monodentat yang umum adalah F - , Cl - , Br - , CN - , NH 3 , H 2 O, CH 3 OH, dan OH -

2.1.1.2 Ligan Bidentat

Jika ligan tersebut terkoordinasi pada logam melalui dua atom disebut ligan bidentat.Ligan ini terkenal diantara ligan polidentat. Ligan bidentat yang netral termasuk diantaranya anion diamin, difosfin, dieter. RC O O C O O O Karboksilat Nitrat R 2 NC O O Dithiokarbamat O C C H C O CH 3 H 3 C Asetilasetonato S O O O O 2- Sulfat Gambar 2.1 Contoh Ligan Bidentat 2.1.1.3 Ligan Polidentat Ligan yang mengandung dua atau lebih atom, yang masing masing serempak membentuk ikatan dua donor elektron kepada ion logam yang sama. Ligan ini sering disebut ligan kelat karena ligan ini tampak nya mencengkeram kation di antara dua atau lebih atom donor. Contohnya adalah bis-difenilfosfina-etanaI Cotton dan Wilkinson, 1984 . Universitas Sumatera Utara 10 H 2 N H 2 C C H 2 H N H 2 C C H 2 NH 2 dietillen triamin ligan tridentat N N N terpiril PPh 2 PPh 2 Ph 2 P Ph 2 P Ligan tetradentat Gambar 2.2 Gambar Contoh Ligan Polidentat 2.1.2 Logam Transisi Unsur transisi adalah sebagai kelompok unsur mempunyai kulit – kulit d dan f yang terisi sebagian. Unsur transisi adalah semua logam dan kebanyakan berupa logam keras yang menghantar panas dan listrik yang baik. Logam tersebut membentuk banyak senyawaan berwarna dan paramagnetik. Sifat dari unsur transisi adalah  logam, secara praktis semuanya keras, kuat, titik leleh tinggi, titik didih tinggi serta dapat menghantar panas dan listrik dengan baik,  Membentuk aliasi satu dengan yang lain dan dengan unsur - unsur mirip logam,  Banyak diantaranya cukup elektropositif untuk larut dalam asam mineral , meskipun diantaranya mulia yaitu mempunyai potensial elektroda yang rendah sehingga tidak berpengaruh oleh asam yang sederhana, dengan sedikit perkecualian  unsur - unsur ini mempunyai valensi yang beragam dan ion-ion serta senyawaannya berwarna pada satu tingkat oksidasi kalau tidak bisa dikatakan semuanya, karena kulit yang terisi sebagian ,  unsur-unsur ini membentuk paling sedikit beberapa senyawaan paramagnet Cotton, F.A dan Wilkinson, G. 1989 . Universitas Sumatera Utara 11 Senyawa yang unsur logam transisinya mempunyai bilangan oksidasi tinggi cenderung agak kovalen, sedangkan yang bilangan oksidasinya lebih rendah cenderung lebih ionik. Contohnya oksida - oksida Mn 2 O 7 adalah senyawa kovalen yang berwujud cair pada suhu kamar mengkristal pada suhu 6 o C , tetapi Mn 3 O 4 adalah senyawa ionik. Oksida kovalen cenderung berupa anhidrida asam, sedangkan oksida ionik cenderung basa. Unsur transisi memiliki bilangan oksidasi yang lebar karena orbital d yang terisi sebagian dapat menerima atau mendonasi elektron dalam reaksi kimia Oxtoby, D.W dkk, 2003 . Salah satunya logam transisi yaitu senyawa ferro yang terdiri dari besi II yang biasanya berwarna hijau. Kebanyakan garam ferro mudah teroksidasi menjadi garam ferri jika berada dalam atmospir oksigen. Beberapa senyawa ferro dan proses pembuatannya adalah sebagai berikut ; a. Ferro sulfat, FeSO 4 .7H 2 O dapat dibuat dengan cara melarutkan besi dengan asam sulpat atau dengan atau dengan mengoksidasi pirit di udara. b. Ferro klorida, FeCl 2 .4H 2 O dapat dibuat dengan melarutkan besi degnan asam klorida sehingga dihasilkan kristal berwarna hijau pucat. c. Ferro hidroksida, FeOH 2 bentuknya mendekati endapan putih yang diperoleh dari adisi alkali dengan larutan ferro. Proses pengendapannya sangat cepat menjadi hijau kotor dan akhirnya menjadi coklat karena teroksidasi oleh udara. d. Ferro sulfide, FeS adalah kristal berwarna hitam yang dibuat dengan pemanasan besi dengan sulfur. Itu digunakan untuk membuat hidrogen sulpida. Ferro sulfida juga dapat dibuat dari reaksi antara in sulfide dengan garam ferro dalam larutan. e. Ferro karbonat, FeCO 3 terjadi secara alami sebagai mineral dan merupakan kristal putih oleh reaksi antara ion karbonat dengan ion ferro dalam kondisi vakum. Seperti kalsium karbonat, ferro karbonat juga larut dalam larutan asam. Air keras sering terdiri dari ion ferro atau ion ferri Pauling, L, 1964 Kebanyakan senyawaan Cu I cukup mudah teroksidasi menjadi Cu II , namun oksidasi selanjutnya menjadi CuIII adalah sulit. Larutan Cu 2+ dikenal baik dan sejumlah garam dapat diperoleh dari Cu 2+ dan diantaranya banyak larut dalam air. Universitas Sumatera Utara 12 Kobalt merupakan salah satu logam transisi dengan konfigurasi elektron 3d 7 yang dapat membentuk kompleks. Kobalt yang relatif stabil berada sebagai CoII ataupun CoIII. Namun dalam senyawa sederhana Co, Co II lebih stabil dari Co III. Ion-ion Co 2+ dan ion terhidrasi [CoH 2 O 6 ] 2+ stabil dalam air. Kompleks kobalt dimungkinkan dapat terbentuk dengan berbagai macam ligan Soekarjo, 1999 .

2.2 Asam karboksilat

Dokumen yang terkait

ADSORPSI ION Ni(II), Cu(II), Zn(II), Cd(II), dan Pb(II) DALAM LARUTAN OLEH ALGA Tetraselmis sp DENGAN PELAPISAN SILIKA-MAGNETIT (ADSORPTION OF Ni(II), Cu(II), Zn(II), Cd(II), and Pb(II) IONS IN SOLUTION By Tetraselmis sp ALGAE WITH A COATING SILICA-MAGNET

4 40 43

ADSORPSI ION Ni(II), Cu(II), Zn(II), Cd(II), DAN Pb(II) DALAM LARUTAN OLEH ALGA Chaetoceros sp DENGAN PELAPISAN SILIKA-MAGNETIT (THE ADSORPTION of Ni(II), Cu(II), Zn(II), Cd(II), and Pb(II) IONS in AQUEOUS SOLUTION by ALGAE Chaetoceros sp with SILICA-MAGN

1 12 40

TRANSP0R sELEKTIF ION Cu(II) DARI IoN Co(II), Ni(II) DAN Cd(II) DENGAN MEMAKAI DIMETILGLIOKSIM SEBAGAI PEMASKING MELALUI METODA MEMBRAN CAIR FASA RUAH.

0 0 7

TRANSPOR SELEKTIF Cd(II) DARI GANGGUAN Co(II), Ni(II) DAN Cu(II) DENGAN MEMAKAI ETILENDIAMIN SEBAGAI PEMASKING MELALUI METODA MEMBRAN CAIR FASA RUAH.

0 0 6

PENGARUH ION Co(II), Ni(II), DAN Cu(II) TERHADAP TRANSPOR ION Zn(II) MELALUI TEKNIK MEMBRAN CAIR FASA RUAH DENGAN ZAT PEMBAWA OKSIN.

0 0 6

TRANSPOR SELEKTIF ION ZN(II) DARI ION Co(II), Ni(II) DAN Cu (II) DENGAN MENGGGUNAKAN DIMETILGLIOKSIM SEBAGAI PEMASKING MELALUI METODA MEMBRAN CAIR FASA RUAH.

0 0 7

Transpor Selektif Cd(II) Dari Gangguan Co(II)' Ni(II) Dan Cu(II) Dengan Memakai Dimetilglioksim Sebagai Pemasking Melalui Metoda Membran Cair Fasa Ruah.

0 0 6

Density Functional Theory Untuk Penentuan Geometri Dan Sifat-Sifat Energetik Dari Kompleks Logam Co(Ii), Ni(Ii) - Dibutilditiokarbamat Dan Co(Ii), Ni(Ii) - Dibutilditiofosfat.

0 5 2

Phosphonate Modified Silica for Adsorption of Co(II), Ni(II), Cu(II), and Zn(II) | Widjonarko | Indonesian Journal of Chemistry 21251 40336 1 PB

0 0 9

Removal of Ni(II), Cu(II), and Zn(II) ions from aqueous solution using

0 0 11