Metode Pengumpulan Data METODE PENELITIAN
Dengan menggunakan rumus di atas, maka diperoleh ukuran sampel n sebesar 38,009 dibulatkan 38. Namun setelah penelitian dilakukan, jumlah
petani yang memiliki tanaman kopi Mandailing yang pada saat penelitian dilakukan sedang produktif dan dirawat dan bersedia menjadi responden
sebanyak 20 orang, sedangkan lahan milik petani lainnya tidak terawat. Jadi sampel yang mewakili penelitian ini sebanyak 20 orang.
3. 3. Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data keadaan usaha tani dan latar belakang petani
diperoleh dari hasil pengamatan, sensus, serta wawancara langsung dengan responden, yaitu petani yang membudidayakan kopi Mandailing dan Penyuluh
Pertanian Lapang PPL setempat, dengan menggunakan daftar pertanyaankuisioner yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Data sekunder
seperti topografi wilayah dan data kependudukan demografi diperoleh dari Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Mandailing Natal, Badan Penyuluh
Pertanian Kabupaten Mandailing Natal, Badan Pusat Statistik dan dari berbagai sumber referensi seperti buku dan internet.
3. 4. Metode Analisis Data
Untuk menganalisis masalah 1 dan 2, digunakan analisis deskriptif dengan menggunakan matriks SWOT Strength, Weakness, Opportunity, Threat.
Analisis SWOT didasarkan pada asumsi bahwa strategi yang efektif adalah memaksimalkan kekuatan dan peluang, meminimalkan kelemahan dan ancaman.
Matriks SWOT terdiri atas empat sel faktor Strength, Weakness, Opportunity,
Universitas Sumatera Utara
dan Threat dan empat sel alternatif strategi Strategi SO, Strategi WO, Strategi
ST dan Strategi WT. Perumusan strategi pengembangan kopi Mandailing dilakukan melalui tiga
tahap, yaitu tahap pengumpulan data, tahap analisis dan tahap pengambilan keputusan. Pada tahap pengumpulan data dikumpulkan informasi dasar yang
diperlukan untuk merumuskan strategi dengan menggunakan matriks IFE Internal Factor Evaluation dan EFE External Factor Evaluation. Informasi
dasar ini diperoleh dari data primer dan data sekunder. Tahap analisis merupakan tahap perumusan strategi yang dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT.
Kemudian dilanjutkan dengan tahap pengambilan keputusan. Adapun tahapan pembuatan matriks SWOT adalah sebagai berikut :
1. Menentukan tujuan penelitian, yaitu untuk mengetahui seberapa besar
perkembangan usaha tani kopi Mandailing. 2.
Mendaftar faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan usaha tani kopi Mandailing. Sehingga dapat diidentifikasi variabel-variabel yang akan
menentukan perkembangan kopi Mandailing tersebut. Faktor-faktor ini diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan pra survey dan dari penelitian
sebelumnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan usaha tani kopi Mandailing antara lain :
a. Kondisi fisik dan mutu kopi Mandailing
b. Kekhasan kopi Mandailing
c. Produksi kopi Mandailing
d. Pengalaman petani dalam mengusahakan kopi Mandailing
e. Jumlah input
Universitas Sumatera Utara
f. Biaya produksi Harga input rata-rata yang diterima petani
g. Harga jual kopi Mandailing
h. Permintaan kopi Mandailing
i. Luas lahan
j. Akses Pasar
k. Posisi tawar
l. Sarana pendukung dan infrastruktur
m. Penguasaan Petani terhadap teknik budidaya kopi Mandailing
n. Tenaga kerja yang digunakan
o. Adanya lembaga pendukung permodalan yang menyediakan bantuan seperti
kredit simpan pinjam, pupuk, pestisida, mesin serta peralatan. p.
Adanya bantuan atau dukungan pemerintah. q.
Adanya tenaga pendamping Penyuluh Pertanian r.
Promosi kopi Mandailing s.
Adanya saingan kopi spesialti daerah lain t.
Tingkat pendidikan petani Faktor-faktor strategis yang mempengaruhi perkembangan usaha tani kopi
Mandailing yaitu : a.
Kondisi fisik dan mutu kopi Mandailing b.
Produksi kopi Mandailing c.
Pengalaman Petani dalam mengusahakan kopi Mandailing d.
Penguasaan Petani terhadap teknik budidaya kopi e.
Luas lahan f.
Jumlah input
Universitas Sumatera Utara
g. Permintaan kopi Mandailing
h. Biaya produksi Harga input rata-rata
i. Harga jual kopi Mandailing
j. Adanya lembaga pendukung permodalan yang menyediakan bantuan seperti
kredit simpan pinjam, pupuk, pestisida, mesin serta peralatan k.
Adanya bantuan atau dukungan pemerintah l.
Adanya tenaga pendamping Penyuluh Pertanian m.
Sarana pendukung dan infrastruktur n.
Tenaga kerja yang digunakan o.
Posisi tawar p.
Akses pasar 3. Setelah diperoleh faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kopi
Mandailing kemudian faktor-faktor tersebut dikelompokkan menjadi faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal adalah faktor yang tidak dapat
dikendalikan oleh petani atau pengusaha kopi Mandailing. Sedangkan faktor internal adalah faktor yang dapat dikendalikan oleh petani atau pengusaha kopi
Mandailing. 4. Apabila faktor-faktor eksternal dan internal selesai dikelompokkan maka dapat
disusun kuisioner untuk menentukan skor rating setiap faktor. Dari besarnya skor rating dapat diketahui apakah faktor tersebut merupakan faktor internal
kekuatan dan kelemahan atau faktor eksternal peluang dan ancaman. a.
Skor masing-masing faktor dapat dihitung dengan memberikan skala mulai dari 4 outstanding sampai dengan 1 poor berdasarkan pengaruh faktor tersebut
terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Pemberian nilai skor untuk
Universitas Sumatera Utara
faktor peluang opportunity bersifat positif, skor +4 dengan kategori semakin besar sampai dengan skor +1 dengan kategori semakin kecil, serta sebaliknya
untuk nilai skor ancaman threat. Untuk faktor kekuatan strength diberi skor +1 dengan kategori sangat kecil sampai dengan +4 dengan kategori sangat besar, dan
sebaliknya untuk nilai skor kelemahan weakness. b.
Untuk menentukan apakah faktor tersebut merupakan faktor eksternal atau faktor internal dilakukan dengan cara menghitung rata-rata skor tiap faktor. Pada
faktor internal, skala 1 dan 2 menunjukkan kelemahan, skala 3 dan 4 menunjukkan kekuatan. Pada faktor eksternal, skala 1 dan 2 menunjukkan
ancaman, sedangkan skala 3 dan 4 menunjukkan peluang. 5. Setelah skor setiap faktor selesai dihitung, kemudian dilakukan pembobotan
dalam setiap faktor. Pembobotan dapat dilakukan dengan menggunakan teknik komparasi berpasangan pairwise comparison, yaitu membandingkan antara
faktor yang satu dengan faktor yang lainnya dalam satu tingkat hierarki secara berpasangan sehingga diperoleh nilai kepentingan dari masing-masing faktor.
Tabel 2. Skala Teknik Komparasi Berpasangan Pairwise Comparison Tingkat
Kepentingan Defenisi Keterangan
1 Kedua elemen sama penting
Dua elemen yang mempunyai pengaruh yang sama terhadap
tujuan.
3 Satu elemen sedikit lebih
penting daripada elemen lainnya
Pengalaman dan penilaian sangat memihak satu elemen
dibandingkan dengan elemen lainnya.
2 Nilai-nilai diantara dan
pertimbangan yang berdekatan
Nilai yang diberikan bila ada dua komponen diantara dua pilihan.
Respirokal Jika aktivitas I memiliki salah satu angka diatas dibandingkan
aktivitas j, maka j memiliki kebalikannya ketika dibandingkan dengan aktivitas i.
Sumber : Saaty, 1988.
Universitas Sumatera Utara
6. Setelah memperoleh nilai kepentingan masing-masing faktor dari setiap responden, kemudian dibuat matriks penilaian tiap responden yang akan menjadi
bobot dari tiap faktor. 7. Apabila penilaian tiap faktor dari seluruh responden telah selesai diperoleh,
kemudian dicari rata-rata perbandingan dari seluruh responden yang disebut dengan rata-rata geometris. Nilai rata-rata geometris dapat dicari dengan
menggunakan rumus : G =
n
x
1
x
2
x
3 ……
x
n
dimana : x
1
= Nilai sel i untuk responden 1 x
2
= Nilai sel i untuk responden 2 x
3
= Nilai sel i untuk responden 3 x
n
= Nilai sel i untuk responden n 8. Setelah mendapatkan nilai rata-rata geometris, kemudian nilai rata-rata
tersebut dinormalisasi untuk mendapatkan nilai dari masing-masing faktor strategis. Nilai inilah yang menjadi bobot faktor-faktor strategis perkembangan
kopi Mandailing. 9. Jika bobot tiap faktor strategis telah selesai diperoleh, kemudian dicari skor
terbobot dengan cara mengalikan skor dari tiap faktor dengan bobot yang diperoleh dalam tiap faktor. Hasil perhitungan skor terbobot ini digunakan untuk
mengetahui bagaimana perkembangan kopi Mandailing terhadap faktor-faktor strategis eksternal dan faktor-faktor strategis internalnya.
Universitas Sumatera Utara
10. Setelah itu dilanjutkan dengan menyusun faktor-faktor strategis menggunakan matriks SWOT, sehingga akan menghasilkan empat set kemungkinan alternatif
strategis, yaitu strategi SO, strategi ST, strategi WO dan strategi WT. Hasil analisis pada tabel matriks faktor strategi internal dan faktor strategi eksternal
dipetakan pada matriks posisi dengan cara sebagai berikut : a. Sumbu horizontal x menunjukkan kekuatan dan kelemahan, sedangkan
sumbu y menunjukkan peluang dan ancaman. b. Posisi perusahaan ditentukan dengan hasil sebagai berikut ;
- Kalau peluang lebih besar daripada ancaman nilai y 0 dan sebaliknya kalau ancaman lebih besar daripada peluang maka
nilainya y 0. - Kalau kekuatan lebih besar daripada kelemahan maka nilai x 0
dan sebaliknya kalau kelemahan lebih besar daripada kekuatan maka nilainya x0.
Y + Kuadran III
Kuadran I Strategi Turn-around
Strategi agresif X -
X+ Kuadran
IV Kuadran
II Strategi
Defensif Strategi
Diversifikasi Y -
Gambar 4. Matriks Posisi SWOT Sumber : David, 2006
EKSTERNAL FAKTOR I
N T
E R
N A
L
F A
K T
O R
Universitas Sumatera Utara
Kuadran I; -
Merupakan posisi yang menguntungkan -
Perusahaan mempunyai peluang dan kekuatan sehingga ia dapat memanfaatkan peluang secara maksimal
- Seyogyanya menerapkan strategi yang mendukung kebijakan
pertumbuhan yang agresif. Kuadran II :
- Meskipun menghadapi berbagai macam ancaman, perusahaan
mempunyai keunggulan sumberdaya. -
Perusahaan-perusahaan dalam posisi seperti ini menggunakan kekuatannya untuk memanfaatkan peluang jangka panjang.
- Dilakukan dengan penggunaan diversifikasi produk atau pasar.
Kuadran III : -
Perusahaan menghadapi peluang besar tetapi sumberdayanya lemah, karena itu dapat memanfaatkan peluang tersebut secara optimal, fokus
strategi perusahaan pada posisi seperti inilah meminimalkan kendala- kendala internal perusahaan.
Kuadran IV : -
Merupakan kondisi yang serba tidak menguntungkan -
Perusahaan menghadapi berbagai ancaman eksternal sementara sumberdaya yang dimiliki mempunyai banyak kelemahan.
- Strategi yang diambil adalah penciutan dan likuidasi.
Universitas Sumatera Utara