Mengapa Menulis Berulang-ulang? Apa yang Hendak Ditulis Kembali?

Dengan beberapa penyesuaian, tulisan-tulisan itu dapat ditulis ulang supaya bisa dipublikasikan kembali. Biasanya melalui proses ini, penulis mendapatkan ide-ide baru terutama ketika ide-ide yang relevan dengan tema semakin diperkaya. Sementara itu, untuk ide-ide yang kurang relevan dapat dicatat dan digunakan sebagai bahan tulisan baru yang akan datang. Kritik para editor, yang menjadikan alasan tulisan ditolak, juga dapat dipakai untuk mempertajam insting kita dalam menulis.

3. Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Penulisan Ulang

Kalimat yang ambigu dapat menimbulkan penafsiran yang membingungkan pembaca. Jika alasannya adalah karena pemilihan diksi, kalimat dapat diperbaiki dengan mencari padanan kata yang lebih tepat. Juga, penggunaan kalimat yang hampir sama idenya sebaiknya disusun ulang supaya paragraf lebih efektif. Kalimat yang berbelit-belit hanya menunjukkan ketidakmampuan penulis dalam mengemukakan gagasannya. Penggunaan istilah asing yang sulit dipahami juga perlu dihindari, terutama jika sudah ada padanannya dalam bahasa Indonesia. Tidak perlu menggunakan banyak istilah asing untuk memperlihatkan bahwa kita adalah penulis yang pintar dan berwawasan. Hal lain yang kelihatannya seperti masalah kecil adalah penempatan tanda baca yang kurang tepat. Hal yang perlu dilakukan adalah mempelajari kembali aturan penggunaan tanda baca sehingga kalimat bisa diubah menjadi lebih baik.

C. Disiplin

Memang tidak mudah untuk memulai sesuatu yang baru yang belum biasa kita lakukan. Dibutuhkan komitmen dan disiplin untuk menjadi kebiasaan. Bagi orang yang belum lama berkecimpung dalam dunia tulis-menulis, kebiasaan menulis sangat sulit pada awalnya. Dengan disiplin, lama-kelamaan tidak akan terasa berat lagi, apalagi setelah kita lebih mendalami dunia tulis-menulis dan memiliki hasrat yang semakin besar untuk menulis. Namun, perkembangan kemampuan menulis seseorang tidaklah ditentukan pada pengalaman awal. Jika kita disiplin dengan memaksa diri untuk terus berlatih, kemampuan menulis kita akan semakin terlihat lebih jelas. Tidak ada penulis hebat yang berhenti berlatih dan mengembangkan ide. Mereka terus mendisiplin diri untuk tetap menulis. Karena itu, disiplin memegang peranan penting dalam membangun kebiasaan menulis. Kita dapat mempelajari semua teknik penulisan, tetapi jika tidak mendisiplin diri untuk menulis, itu akan sia- sia. Pemahaman sebaik apa pun tentang teknik penulisan membutuhkan latihan nyata untuk diterapkan secara benar.

1. Mengatur Waktu

Disiplin menulis perlu ditetapkan menjadi kebiasaan yang dilakukan dalam satu waktu setiap hari, entah satu atau dua jam. Banyak penulis pemula yang tidak menulis dengan alasan tidak punya waktu untuk menulis. Namun, masalah sebenarnya adalah tidak adanya disiplin untuk memaksa diri menulis. Karena itu, buatlah komitmen dengan diri sendiri bahwa harus ada waktu khusus untuk menulis. Pilihlah waktu yang tidak akan ada banyak interupsi untuk menulis, misalnya pagi hari, dan bertahanlah untuk melakukannya selama satu bulan. Mulailah dengan menulis hal-hal ringan yang dialami sehari-hari atau yang dialami sepanjang hari itu. Jangan mulai dengan ide yang besar atau target yang tinggi karena hal itu justru akan membuat kita ketakutan dan mundur sebelum memulai apa-apa. Oleh karena itu, mulailah dari