sebelumnya, seperti berjalan, berlari, dan melompat. Namun, perkembangan otot dan pertumbuhan tulang masih jauh dari matur. Postur yang baik, latihan yang
tepat, dan nutrisi yang adekuat serta istirahat sangat penting untuk perkembangan sistem musculoskeletal yang optimal Wong, 2009.
Perilaku motorik kasar dan halus yang ditunjukkan oleh anak usia prasekolah adalah berjalan, berlari, memanjat dan melompat telah tercapai dengan
baik pada usia 36 bulan. Penghalusan koordinasi mata, tangan dan otot jelas terbukti dalam beberapa area. Pada usia 3 tahun anak prasekolah mampu
mengendarai sepeda roda tiga, berjalan jinjit, berdiri dengan satu kaki selama beberapa detik dengan seimbang, dan lompat jauh. Pada usia 4 tahun anak mampu
melakukan loncatan dan lompatan dengan kaki bergantian, mulai main papan luncur dan berenang Wong, 2009.
Perkembangan motorik halus jelas terbukti pada peningkatan manipulasi keterampilan anak, seperti dalam menggambar dan berpakaian. Keterampilan ini
memberikan kesiapan untuk belajar mandiri untuk memasuki sekolah Wong, 2009.
2.10.3 Perkembangan Psikososial
Tugas psikososial utama pada periode anak prasekolah adalah menguasai rasa inisiatif. Anak sedang dalam stadium belajar energik. Mereka bermain,
bekerja, dan hidup sepenuhnya serta merasakan rasa pencapaian dan kepuasaan yang sebenarnya dalam aktivitas mereka. Konflik timbul ketika anak telah
melampaui batas kemampuan mereka dan memasuki serta mengalami rasa bersalah karena tidak berperilaku atau bertindak dengan benar. Perasaan bersalah,
ansietas, dan takut juga bisa diakibatkan oleh pikiran yang berbeda dengan
Universitas Sumatera Utara
perilaku yang diharapkan. Perkembangan superego, atau kesadaran, telah dimulai pada akhir masa toddler dan merupakan tugas utama untuk anak prasekolah
Wong, 2009.
2.10.4 Perkembangan Kognitif
Salah satu tugas yang berhubungan dengan periode prasekolah adalah kesiapan untuk sekolah dan pelajaran di sekolah. Banyak proses berpikir pada
periode ini sangat penting dalam mencapai kesiapan tersebut, dan telah ditentukan bahwa anak mulai sekolah pada usia 5 dan 6 tahun daripada umur yang lebih
muda Wong, 2009. Menurut Wong 2009 teori kognif piaget sebenarnya tidak meliputi
periode yang khusus untuk anak usia 3 sampai 5 tahun. Fase oprasional meliputi anak dalam rentang usia 2 sampai 7 tahun dan dibagi menjadi dua tahap yaitu fase
prakonseptual adalah usia 2 sampai 4 tahun, dan fase intuitif adalah usia 4 sampai 7 tahun. Salah satu transisi utama selama kedua fase tersebut adalah perpindahan
dari pikiran egosentris total menjadi kesadaran sosial dan kemampuan untuk mempertimbangkan sudut pandang orang lain.
Bahasa terus berkembang selama periode prasekolah. Anak prasekolah berasumsi bahwa setiap orang yang berpikir seperti yang mereka pikirkan dan
penjelasan singkat mengenai pikiran mereka membuat keseluruhan pikiran mereka dipahami oleh orang lain. Untuk anak pada kelompok usia ini, metode
yang paling menyenangkan dan efektif adalah bermain, menyesuaikan, dan mengembangkan pengalaman hidup Wong, 2009.
Anak prasekolah semakin banyak menggunakan bahasa tanpa memahami makna dari kata-kata. Anak prasekolah menjelaskan konsep yang penjelasannya
Universitas Sumatera Utara
telah mereka dengar dari orang lain. Namun pemahaman mereka masih terbatas. Contohnya adalah konsep mengenai waktu. Karena waktu masih belum dipahami
sama sekali, anak akan menerjemahkan sesuai kerangka pemahamannya sendiri Wong, 2009.
Pemikiran anak prasekolah sering kali dijelaskan sebagai pemikiran magis. Karena egosentris dan alasan transduktif mereka, mereka percaya bahwa pikiran
adalah yang paling berkuasa. Pikiran tersebut ,menempatkan mereka pada posisi yang rentan untuk merasa bersalah dan bertanggung jawab terhadap pikiran
buruk, yang secara kebetulan terjadi sesuai dengan keindahan yang diharapkan Wong, 2009.
2.10.5 Perkembangan Moral