A. Testplot
Pengukuran infiltrasi dengan infiltrometer hanya dapat dilakukan terhadap luasan yang kecil saja, sehingga sukar untuk mengambil kesimpulan terhadap
besarnya infiltrasi bagi daerah yang lebih luas. Untuk mengatasi hal ini dipilih tanah datar yang dikelilingi tanggul dan digenangi air. Daya infiltrasinya didapat
dari banyaknya air yang ditambahkan agar permukaannya konstan. Jadi testplot sebenarnya adalah infiltrometer yang berskala besar.
B. Lysimeter
Lysimeter merupakan alat pengukur berupa tangki beton yang ditanam dalam tanah diisi tanah dan tanaman yang sama dengan sekelilingnya, dilengkapi
dengan fasilitas drainage dan pemberian air. Setelah data-data pengukuran infiltrasi di lapangan menggunakan alat
single ring infiltrometer
telah didapatkan, selanjutnya pengolahan data dilakukan dengan menggunakan rumus metode Horton.
2.2.7 Metode Horton
Metode Horton adalah salah satu model infiltrasi yang terkenal dalam hidrologi. Horton mengakui bahwa kapasitas infiltrasi berkurang seiring dengan
bertambahnya waktu hingga mendekati nilai yang konstan. Ia menyatakan pandangannya bahwa penurunan kapasitas infiltrasi lebih dikontrol oleh faktor
yang beroperasi di permukaan tanah dibanding dengan proses aliran di dalam tanah. Faktor yang berperan untuk pengurangan laju infiltrasi seperti penutupan
retakan tanah oleh koloid tanah dan pembentukan kerak tanah, penghancuran struktur permukaan lahan dan pengangkutan partikel halus dipermukaan tanah
Universitas Sumatera Utara
oleh tetesan air hujan. Metode Horton dapat dinyatakan secara matematis mengikuti persamaan berikut:
ft = fc + fo
–
fc e
-kt
di mana:
ft
= Laju infiltrasi nyata cmjam,
fc
= Laju infiltrasi tetap cmjam,
fo
= Laju infiltrasi awal cmjam,
k
= Konstanta geofisik,
t
= Waktu jam. Model ini sangat simpel dan lebih cocok untuk data percobaan. Parameter
fo
,
fc
dan k didapat dari pengukuran di lapangan dengan menggunakan
single ring infitrometer.
Rumus Horton di atas ditransposisikan sebagai berikut:
ft - fc = fo - fc
e
-kt
Kemudian persamaan tersebut di
log
kan menjadi:
Log ft - fc = log fo - fc
–
kt log e
atau
Log ft - fc - log fo - fc =
–
kt log e
log ft
–
fc
–
logfo
–
fc
Atau
log ft
–
fc - log ft
–
fc
Persamaan diatas sama dengan :
Y = t m = -
Universitas Sumatera Utara
x = Log ft
–
fc C = Log
ft
–
fc
Dengan demikian persamaan ini dapat diwakilkan dalam sebuah garis lurus yang mempunyai nilai m =
−
.
2.3 Klasifikasi Tanah
Sistem klasifikasi tanah adalah suatu sistem pengaturan beberapa jenis tanah yang berbeda tetapi mempunyai sifat yang serupa ke dalam kelompok-
kelompok dan subkelompok berdasarkan pemakaiannya. Sistem klasifikasi memberikan suatu bahasan yang mudah untuk menjelaskan secara singkat sifat-
sifat umum tanah yang sangat bervariasi tanpa penjelasan yang terperinci. Sebagian besar sistem klasifikasi tanah yang telah dikembangkan untuk
tujuan rekayasa didasarkan pada sifat-sifat indeks tanah yang sederhana seperti distribusi ukuran butiran dan plastisitas. Walaupun saat ini terdapat berbagai
sistem klasifikasi tanah, tetapi tidak ada satupun dari sistem-sistem tersebut yang benar benar memberikan penjelasan yang tegas segala kemungkinan
pemakaiannya. Hal ini disebabkan karena sifat-sifat tanah yang sangat bervariasi.
2.3.1 Klasifikasi Tanah Berdasarkan TeksturBentuk
Dalam arti umum, yang dimaksud dengan tekstur tanah adalah keadaan permukaan tanah yang bersangkutan. Tekstur tanah dipengaruhi oleh ukuran tiap-
tiap butir yang yang ada di dalam tanah. Tanah dibagi dalam beberapa kelompok antara lain; kerikil
gravel
, pasir
sand
, lanau
silt
, dan lempung
clay
, atas dasar ukuran butir-butirnya.
Universitas Sumatera Utara