2. Mulut lubang dapat diperkuat dengan adukan semen selebar dua sampai dengan
tiga sentimeter, setebal dua sentimeter di sekeliling mulut lubang. 3.
Segera isi lubang LRB dengan sampah organik yang berasal dari sisa tanaman yang dihasilkan dari dedaunan pohon, pangkasan rumput dari halaman atau
sampah dapur. 4.
Sampah organik perlu selalu ditambahkan ke dalam lubang yang isinya sudah berkurang menyusut karena proses pelapukan.
5. Kompos yang terbentuk dalam lubang dapat diambil pada setiap akhir musim
kemarau bersamaan dengan pemeliharaan lubang.
2.7.4 Prinsip Pembuatan Lubang Resapan Biopori LRB
Lubang Resapan Biopori LRB merupakan teknologi yang berpotensi meningkatkan daya dukung lingkungan. Menurut Brata dan Nelistya 2008,
lubang resapan biopori merupakan lubang berbentuk silindris berdiameter sekitar 10 cm yang digali di dalam tanah. Kedalamannya tidak melebihi muka air tanah,
yaitu sekitar 100 cm dari permukaan air tanah. LRB dapat meningkatkan kemampuan tanah dalam meresapkan air. Air tersebut meresap melalui biopori
yang menembus permukaan dinding LRB ke dalam tanah di sekitar lubang. Dengan demikian, akan menambah cadangan air dalam tanah serta menghindari
terjadinya aliran air di permukaan tanah.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.8. Prinsip Pembuatan Lubang Resapan Biopori LRB www.google.com
Pembuatan LRB pada setiap jenis penggunaan tanah dapat mempermudah pemanfaatan sampah organik dengan memasukkannya ke dalam tanah. Dengan
demikian, setiap pengguna lahan dapat memfungsikan tanahnya masing-masing sebagai penyimpan karbon
carbon sink
untuk mengurangi emisi karbon ke atmosfir. Karbon yang tersimpan di dalam tanah berbentuk humus dan biomassa
dalam tubuh aneka ragam biota tanah, selain tidak diemisikan juga sangat penting untuk memelihara kesuburan tanah yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan
produksi tanaman sebagai penggunapenyerap karbon di atmosfir. Setiap 100 m2 lahan idealnya Lubang Resapan Biopori LRB dibuat
sebanyak 30 titik dengan jarak antara 0,5 – 1,0 meter. Dengan kedalaman 1 meter
dan diameter 0,10 meter setiap lubang bisa menampung 7,8 liter sampah. Sampah dapur dapat menjadi kompos dalam jangka waktu 15
– 30 hari, sementara sampah kebun berupa daun dan ranting bisa menjadi kompos dalam waktu 2
– 3 bulan. Namun, secara spesifik jumlah Lubang Resapan Biopori yang sesuai pada suatu
wilayah tertentu dengan luasan tertentu dan intensitas hujan tertentu pula, dihitung dengan persamaan :
Universitas Sumatera Utara
Dimana : n = Jumlah Lubang Resapan Biopori I = Intensitas hujan terbesar dalam 10 tahun mmdetik
L = Luas bidang kedap air m2 v = Laju rembesan air rata-rata per lubang m3detik
2.7.5 Aplikasi Lubang Resapan Biopori