Sumber Daya Manusia Manfaat Asuransi

3. Prioritas penanganan arsip 4. Prosedur pengorganisasian dan pemeliharaan file 5. Pemilihan peralatan kearsipan 6. Implementasi sitem penelusuran file 7. Lamanya arsip disimpan dalam suatu system jadwal retensi arsip dari penilaian arsip 8. Teknologi yang digunakan untuk mendisain dan mengoperasikan system penyimpanan arsip. Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa manajemen arsip dinamis adalah suatu pengawaasan yang sistematis terhadap informasi terekam yang dibutuhkan organisasi.

2.2.2 Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia dan penerapannya sering kali masih belum sejalan dengan keinginan organisasi. Sementara keselarasan dalam mengelola SDM menjadi faktor utama kesuksesan jalannya sebuah organisasi. Menurut Hariandja 2002, 2 Sumber Manusia merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu perusahaan disamping faktor yang lain seperti modal. Oleh karena itu SDM harus dikelola dengan baik untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi. Hasibuan 2003, 244 mengatakan Sumber Daya Manusia adalah kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya fisik yang dimiliki individu. Pelaku dan sifatnya dilakukan oleh keturunan dan lingkungannya, sedangkan prestasi kerjanya dimotivasi oleh keinginan untuk memenuhi kepuasannya. Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa Sumber daya manusia terdiri dari daya fikir dan daya fisik setiap manusia. Tegasnya kemampuan setiap manusia ditentukan oleh daya fikir dan daya fisiknya. Sumber daya manusia atau manusia menjadi unsur utama dalam setiap aktivitas yang dilakukan. Peralatan yang handal atau canggih tanpa peran aktif sumber daya manusia tidak berarti apa-apa.

2.2.3 Pengelolaan Arsip Dinamis

Pada umumnya pengelolaan arsip dinamis dilakukan oleh seorang arsiparis. Karena penataan arsip di suatu organisasi harus dikelola dengan baik guna memudahkan pencarian dokumen dan melancarkan kegiatan administrasi sehari-hari. Sebelum melakukan pengelolaan arsip, pihak penglelola harus memahami terlebih dahulu apa yang harus dikelola dengan mengetahui perbedaan antara arsip dan dokumen. Menurut Widjaja 1996, 44 Arsip dinamis seharusnya dikelola agar bermanfaat bagi pencipta, penerima dan pemakainya, karena bila sebuah instansi menciptakan surat kemudian mengirimkannya kepada pembaca. Untuk dapat sampai kepada pemakai maka arsip dapat dikelola sebaik- baiknya dan harus tersedia jika dibutuhkan. Menurut Hamalik 1993, 78 “Pengelolaan arsip meliputi penataan, klasifikasi, pelayanan arsip baik secara manual maupun elektronik dengan bantuan komputer”. Pengelolaan arsip dinamis memiliki 3 komponen yaitu input, proses dan output. Gambar 2.3 Komponen Pengelolaan Arsip Dinamis Sumber: Sulistyo-Basuki, 2003 Kontrol sistematis yang dilaksanakan terhadap input adalah seleksi dan pengendalian informasi yang akan diolah, penentuan sumberdaya manusia baik jumlah maupun kualitasnya, pemeliharaan peralatan yang tepat dan penggunaan dana atau biaya yang murah. Adapun kontrol sistematis pada proses menyangkut pengendalian kegiatan penciptaan atau penerimaan arsip, kegiatan pengendalian penggunaan dan pemeliharaan serta penyusutannya, kemudian kontrol sistematis dilaksanakan pada output, yaitu informasi yang dihasilkan harus senantiasa memperhatikan mutu dan fungsi informasi tersebut. Sistem pengelolaan arsip dinamis menurut Martono 1994, 15 terbagi dalam tiga tahap yaitu: 1. Tahap penciptaan Records Creation Arsip tercipta seiring dengan kegiatan yang diolakukan oleh organisasi. Di dalam penciptaan arsip unsur efisiensi dan penghematan merupakan faktor penting karena itu diperlukan pengendalian terhadap penciptaan arsip agar tidak menimbulkan pemborosan belaka, berikut tahap penciptaan ini terdiri dari beberapa unsur yaitu: INPUT Informasi SDM PeralatanSarana Biaya PROSES PenciptaanPenerimaan Penggunaan dan Pemeliharaan Penyusutan TUJUAN -Mampu menyediakan arsip yang benar - Untuk yang berwenang -Pada waktu yang tepat -Biaya efesien OUTPUT Informasi a. Desain formulir b. Manajemen formulir c. Tata persuratan d. Manajemen pelaporan e. Sistem informasi manajemen f. Direktif manajemen 2. Tahap penggunaan dan pemeliharaan use and maintenance Untuk dapat dipergunakan arsip sebaiknya harus diorganisir, disimpan secara sistematis sesuai dengan jenis dan tipe yang ada. Penyimpanan dilakukan untuk memelihara arsip tidak hilang dan rusak karena beberapa faktor. Secara keseluruhan unsur yang terkandung pada tahap penggunaan dan pemeliharaan yang meliputi yakni: a. Sistem penataan berkas dan penemuan kembali b. Manajemen berkas file management c. Penelusuran surat mail handling d. Program arsip vital e. Sistem analisis f. Pengelolaan pusat arsip record center 3. Tahap istirahat Agar penyelenggaraan pengurangan arsip dapat dilakukan secara tertib, maka perlu diprogramkan. Program inilah yang nanti dinamakan jadwal retensi arsip yaitu rencana penyisihan yang didalamnya tertuang tentang jangka simpan berkas retensi. Tahap istirahat ini memiliki unsure-unsur yakni: a. Identifikasi dan deskripsi seri berkas b. Pengembangan jadwal retensi arsip dan penyusutan arsip c. Penilaian arsip d. Pemusnahan arsip e. Penetapan simpan permanen f. Reprografi Berdasarkan uraian diatas, jelaslah bahwa pengelolaan arsip dinamis harus sesuai dengan sistem yang ada agar tersimpan dengan aman dan dapat ditemukan dengan mudah sewaktu diperlukan.

2.2.3.1 Pengorganisasian Arsip

Didalam pengorganisasian arsip terdapat istilah file aktif dan file inaktif. File aktif adalah file yang berisikan file yang masih aktif dan masih dipergunakan dalam kegiatan administrasi. Sedangkan file inaktif adalah file yang sudah jarang dipergunakan lagi. Menurut Amsyah 2003, 16 pengorganisasian terbagi tiga, yaitu: 1. Sentralisasi Sentralisasi berarti penyimpanan arsip yang dipusatkan di satu unit kerja khusus yang lazim disebut Sentral Arsip. Arsip itu merupakan surat yang sudah disimpan karena sudah selesai diolah diproses. Dengan sentralisasi arsip maka surat-surat dikantor yang sudah selesai diproses akan disimpan di Sentral Arsip. Keuntungan dari sentralisasi arsip adalah: a. Ruang dan peralatan arsip dapat dihemat b. Petugas dapat mengkonsentrasikan diri khusus pada pekerjaan kearsipan c. Kantor hanya menyimpan 1 satu arsip, duplikasinya dapat dimusnahkan d. Sistem penyimpanan dari berbagai macam arsip dapat diseragamkan Kerugian dari sentralisasi arsip adalah: a. Sentralisasi arsip hanya efesien dan efektif untuk organisasi yang kecil b. Tidak semua jenis arsip dapat disimpan dengan satu sistem penyimpanan yang seragam c. Unit kerja yang memerlukan arsip akan memakan waktu lebih lama untuk memperoleh arsip yang diperlukan. 2. Desentralisasi Jika suatu kantor atau organisasi menggunakan sistem pengelolaan desentralisasi, ini berarti bahwa semua unit kerja mengelola arsipnya masing-masing. Untukorganisasi yang besar dengan ruang kantor yang terpisah-pisah letaknya, sistem penyelenggaraan arsip secara desentralisasi sangat sesuai dipergunakan. Keuntungan desentralisasi arsip adalah: b. Pengelolaan arsip dapat dilakukan sesuai kebutuhan unit kerja masing-masing c. Keperluan akan arsip mudah terpenuhi, karena berada pada unit kerja sendiri d. Penanganan arsip lebih mudah dilakukan, karena arsipnya sudah dikenal baik Kerugian desentralisasi arsip adalah a. Penyimpanan arsip tersebar diberbagai lokasi, dan dapat menimbulkan duplikasi arsip yang disimpan b. Kantor harus menyediakan peralatan dan perlengkapan arsip disetiap unit kerja, sehingga penghematan pemakaian peralatan dan perlengkapan sukar dijalankan c. Penataran dan latihan kearsipan perlu diadakan karena petugas- petugas umumnya bertugas rangkap dan tidak mempunyai latar belakang pendidikan kearsipan d. Kegiatan pemusnahan arsip harus dilakukan setiap unit kerja, dan ini merupakan pemborosan. 3. Kombinasi sentralisasi dan desentralisasi Untuk mengatasi kelemahan dari dua cara pengelolaan baik sentralisasi dan desentralisasi, sering ditemukan diperkantoran penggunaan kombinasi dari dua cara tersebut yang disebut kombinasi sentralisasi dan desentralisasi. Pengelolaan arsip aktif dilakukan secara desentralisasi dan aktif inaktif dilakukan secara sentralisasi. Pemindahan arsip dan prosedurnya harus dilakukan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan jadwal pemindahan Jadwal Retensi yang perlu disusun. Sebelum dimusnahkan, arsip-arsip tersebut perlu dipilih dan diteliti, apakah arsip bersangkutan memang sudah perlu dimusnahkan atau masih mempunyai nilai-nilai tertentu bagi kepentingan nasional untuk dikirim ke Arsip Nasional sebagai arsip statis

2.2.3.2 Penataan Arsip

Sistem penataan arsip adalah kegiatan mengatur dan menyusun arsip dalam suatu tatanan yang sistematis dan logis, menyimpan serta merawat arsip untuk digunakan secara aman dan ekonomis. Menurut Sedarmayanti 2003, 68 “Sistem penataan arsip yang baik dan teratur, mencerminkan keberhasilan suatu pengelolaan kegiatan masa lalu, yang akan besar pengaruhnya terhadap pengembangan di masa mendatang”. Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa penataan arsip harus benar- benar baik dan sesuai dengan sistem yang ada. Selain agar mudah ditemukan saat diperlukan sistem penataan arsip yang baik juga dapat menunjang kegiatan administrasi organisasi.

2.2.3.3 Penyimpanan Arsip

Sistem penyimpanan arsip dinamis merupakan bagian terpenting dalam manajemen kearsipan. Oleh karena itu arsip dinamis harus disimpan dan dikelola dengan baik. Sistem penyimpanan adalah sistem yang dipergunakan pada penyimpanan dokumen agar kemudahan kerja penyimpanan dapat diciptakan dan penemuan dokumen yang sudah disimpan dapat dilakukan dengan cepat bilamana dokumen tersebut sewaktu-waktu diperlukan. Menurut Wursanto 1999, 87Penyimpanan arsip hendaknya dilakukan dengan mempergunakan suatu sistem tertentu yang memungkinkan: a. Penemuan kembali dengan mudah dan cepat apabila sewaktu-waktu diperlukan b. Pengambilan arsip dari tempat penyimpanan dapat dilakukan dengan mudah c. Pengambilan arsip ketempat penyimpanan dilakukan dengan mudah Pada dasarnya ada 2 dua jenis urutan sistem penyimpanan, yaitu urutan abjad dan urutan angka. Sistem penyimpanan yang berdasarkan urutan abjad adalah sistem-nama atau sering disebut sistem-abjad, sistem geografis, dan sistem-subjek. Sedangkan berdasarkan urutan angka adalah sistem-numerik, sistem-kronologis, dan sistem-subjek numerik sistem-subjek dengan kode nomor. Sistem penyimpanan yang standar adalah sistem-abjad sistem-nama, sistem-numerik, sistem-geografis, dan sistem-subjek Amsyah 2003, 71. Menurut Widjaja 1993, 105 ada lima macam sistem penyimpanan arsip, yaitu: 1. Sistem Abjad Alphabetical Filling System Sistem abjad adalah sistem yang diatur berdasarkan abjad nama orang, organisasi, atau kantor. Abjad yang dijadikan dassar kode adalah abjad pertama dari unit pertama dari suatu nama atau judul. Untuk menentukan dengan pasti unit pertama, kedua, ketiga dari judulnama dalam rangka penyimpanan arsip, maka perlu ditetapkan terlebih dahulu peraturan yang mantap guna tercapainya keseragaman dan mempermudah petugas penata arsip. Judulnama-nama itu pada umumnya dibagi 4 golingan, yaitu: • Nama perorangan • Nama perusahaan • Nama organisasi atau perhimpunan 2. Sistem Subjek Subject Filing System Dalam sistem ini semua naskahdokumen disusun dan dikelompokkan berdasarkan pokokmasalah. Arsipdokumen mengenai masalah yang sama ditempatkan dalam satu atau lebuh foldermap yang sudah diberi labeltab yang bertuliskan judulya dan terletak di kanan atas secara horizontal. Susunan judul masalah baik yang terdapat pada guide, foldermap hendanknya mengikuti tingkat-tingkat judul masalah yang diatur dari sebelah kanan untuk masalah utama dan selanjutnya msalah kedua sub masalah sampai kesebelah kiri laci filling cabinet untuk masalah ketiga sub-sub masalah 3. Sistem NomorAngka Numerical Filling System Sistem nomor dan angka sering juga disebut kode klasifikasi persepuluhan. Pada sistem ini yang dijadikan kode surat adalah nmor yang ditetapkan sendiri oleh unit organisasi yang bersangkutan. Langkah-langkah yang harus ditempuh penata arsip sama seperti pada sistem abjad dan sistem subjek. 4. Sistem Tanggal Chronological Filling System Susunan arsip diatur berdasarkan waktu seperti tahun, bulan, dan tanggal. Hal yang dijadikan petunjuk pokok adalah tahun, kemudian bulan dan tanggal. Cara kronologis dipergunakan dalam filling jika arsip merupakan rangkaian yang menyangkut suatu masalah yang sama dan berasal dari instansi yang sama pula. Penyimpanan dapat juga menggunakan rak-rak arsip yang biasanya dipergunakan untuk penyimpanan arsip yang sudah berstatus in-aktif dan terletak dalam ruang khusus yang terpisah dari ruang ketatausahaan kearsipan. 5. Sistem WilayahDerah Geographical Filling System Dalam sistem ini susunan arsip diatur berdasarkan judul nama wilayahdaerah. Sama halnya dengan sistem abjad dan sistem nomor, susunan guide dan foldermapnya diatur menurut tingkat judul wilayah, seperti Negara, Provinsi, Kabupaten, Kecamatan, dan seterusnya. Sedangkan dalam tempat penyimpanannya itu sendiri sistem wilayah ini harus dibantu dengan sistem lain seperti abjad atau sistem tanggal.

2.2.3.3.1 Alat-Alat yang dipergunakan dalam Penyimpanan Arsip

Dalam melakukan penyimpanan arsip, pengelola memerlukan alat untuk memudahkan proses penyimpanan, beberapa alat tersebut adalah: 4. Folder map ialah semacam map tapi tidak mempunyai daun penutup. 5. Guide petunjuk dan pemisah merupakan petunjuk tempat berkas- berkas arsip disimpan, dan sekaligus berfungsi sebagai pemisah antara berkas-berkas tersebut. 6. Tickler file berkas pengikat alat semacam kotak yang dipergunakan untuk menyimpan kartu kendali dan kartu-kartu pinjam arsip 7. Filling cabinet lemari arsip dipergunakan untuk menempatkan folder yang telah berisi naska-naskahdokumen bersama dengan guide- guidenya. 8. Rak arsip adalah rak untuk penyimpanan berkasdokumen tidak berbeda dengan rak untuk menyimpan buku-buku pada perpustakaan Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa proses penyimpanan arsip sangat membutuhkan alat-alat tersebut, selain untuk memudahkan alat tersebut bisa mebantu penyimpanan sesuai dengan sistem yang seharusnya.

2.2.3.3.2 Prosedur Penyimpanan Arsip

Prosedur penyimpanan arsip dimulai sejak surat diterima di kantor. Sebelum melakukan penyimpanan pihak pengelola arrsip harus melakukan penyortiran terkebih dahulu untuk memudahkan pengelompokkan. Menurut Sugiarto 2005, 34 “Prosedur sistem penyimpanan arsip dinamis yaitu: Langkah-langkah pekerjaan yang dilakukan sehubungan dengan akan disimpannya suatu dokumen. Langkah-langkah atau prosedur penyimpanan arsip adalah sebagai berikut: pemeriksaan arsip inspecting, pengindeksan arsip indexing, memberi tanda, penyortiran, dan penyimpananpeletakan.” Sistem penyimpanan arsip yang baik dan benar itu menurut Amsyah 2003, 71 adalah “sistem yang digunakan pada penyimpanan warkat agar kemudahan penyimpanan dapat diciptakan dari penemuan warkat yang sudah disimpan dapat dilakukan dengan cepat jika diperlukan”. Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa adanya prosedur dalam penyimpanan arsip dalam suatu wadah bertujuan untuk memudahkan penemuan kembali saat dibutuhkan.

2.2.3.5 Pemeliharaan Arsip

Pemeliharaan arsip adalah kegiatan membersihkan arsip secara rutin untuk mencegah kerusakan akibat beberapa sebab. Pemeliharan arsip secara fisik dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1. Pengaturan ruangan Ruang penyimpanan arsip harus: a. Dijaga agar tetap kering temperatur ideal antara 60°-75°F, dengan kelembaban antara 50-60 b. Terang terkena sinar matahari tak langsung c. Terhindar dari kemungkinan serangan api, air, serangga dan sebagainya d. Mempunyai ventilasi merata 2. Tempat penyimpanan arsip Tempat penyimpanan arsip hendaknya diatur secara renggang, agar udara diantara berkas yang disimpan. Tingkat kelembaban yang diinginkan perlu dipenuhi. 3. Penggunaan bahan-bahan pencegah rusaknya arsip, salah satu caranya adalah meletakkan kapur barus di tempat penyimpanan, atau mengadakan penyemprotan dengan bahan kimia, secara berkala 4. Larangan-larangan Perlu dibuat peraturan yang harus dilaksanakan, antara lain: a. Di1larnag membawa danatau makan ditempat penyimpanan arsip b. Dalam ruangan penyimpanan arsip dilarang merokok karena percikan api dapat menimbulkan bahaya kebakaran 5. Kebersihan Arsip selalu dibersihhkan dan dijaga dari noda karat dan lain-lain Sedarmayanti 2003, 110. Dari uraian di atas, dapat dikatakan bahwa arsip harus dipelihara dengan baik untuk memperhankan nilai guna arsip tersebut dan juga untuk kelangsungan hidup organisasi dalam mengambil keputusan.

2.2.3.6 Penyusutan Arsip

Tidak semua arsip memiliki nilai guna yang abadi. Dengan demikian tidak smua arsip harus disimpan terus-menerus karena ada sebagian rsip yang harus dipindahkan dan dimusnahkan. Penyusutan arsip adalah kegiatan pengurangan arsip dengan cara: a. Memindahkan arsip inaktif dari Unit Kearsipan dalam lingkungan lembaga-lembaga Negara atau Badan-Badan Pemerintahan masing-masing b. Memusnahkan arsip sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku c. Menyerahkan arsip statis oleh Unit Kearsipan kepada Arsip Nasional Barthos 2009,101. Menurut Sedarmayanti 2003, 105 ada 2 macam metode penyusutan 1. Metode Berkala Metode berkala adalah suatu metode penyusutan yang dilakukan dalam jangka waktu tertentu, setelah masa penyimpanan yang telah berakhir, maka arsip aktif disusutkan sekaligus pada periode tersebut. Metode berkala dapat dibagi tiga, yaitu: a. Metode berkala 1 kali dalam jangka waktu tertentu b. Metode berkala 2 kalindalam jangka waktu tertentu c. Metode berkala atas dasar waktu minimum-maksimum 2. Metode berulang-ulang atau terus-menerus Adalah suatu metode penyusutan yang dilakukan secara langsung, tanpa menunggu periode tertentu. Untuk mewujudkan pelaksanaan penyusutan arsip diperlukan jadwal retensi arsip yaitu daftar-daftar yang berisi tentang jangka waktu penyimpanan arsip yang digunakan sebagai pedoman Abubakar 1985, 98. Dari uraian diatas maka dapat diketahui bahwa penyusutan arsip sanga penting di suatu organisasi karena bertujuan untuk mengurangi terjadinya tumpukan arsip yang sudah tidak bernilai guna lagidi lemari penyimpanan.

2.2.3.7 Jadwal Retensi Arsip

Setiap arsip ditentuakan retensinya atas dasar nilai kegunaannya dan dituangkan dalam bentuk Jadwal Retensi Arsip. Arsip Nasional menetapkan pedoman untuk digunakan sebagai petunjuk dalam menentukan nilai guna arsip, Menurut Widjaja 1993, 120 “Jadwal Retensi Arsip adalah suatu daftar yang memuat kebijaksanaan seberapa jauh sekelompok arsip disimpan atau dimusnahkan. Dengan demikian Jadwal Retensi Arsip adalah suatu daftar yang menunjukkan: a. Lamanya masing-masing arsip disimpan pada file aktif unit pengolah sebelum dipindahkan ke file in-aktif pusat penyimpanan arsip. b. Jangka waktu lamanya penyimpanan masing-masing sekelompok arsip sebelum dimusnahkan atau pun dipindahkan ke Arsip Nasional Republik Indonesia ARNAS. Jadwal retensi arsip memiliki tujuan untuk: a. Penyisihan arsip-arsip dengan tepat bagi arsip-arssip yang tidak memiliki jangka waktu simpan lama b. Penyusutan sementara arsip-arsip yang ridak diperlukan lagi bagi kepentingan administrasi c. Pemilihan arsip-arsip bernilai permanen

2.2.3.8 Temu Balik Arsip

Penemuan kembali arsip atau dokumen adalah cara bagaimana sesuatu dokumen atau arsip dapat dengan mudah ditemukan dalam waktu cepat dan tepat. Hal ini sangat berhubungan dengan penataan dan penyimpanan arsip. Penemuan kembali arsip dapat dilakukan baik secara manual ataupun secara mekanik.Penemuan kembali secara manual berarti penemuan kembali dilakukan melalui kemampuan manusia tanpa menggunakan tenaga mesin.Sedangkan penemuan kembali dengan alat lebih banyak untuk menunjukkan lokasi penyimpanan arsip melalui sarana elektronik komputer. Penemuan kembali dokumen dalam pusat penyimpanan adalah tidak langsung, karena harus melalui kartu kendali, akan tetapi fungsi kartu kendali tersebut bukanlah semata-mata untuk keperluan penemuan kembali, karena tanpa kartu kendali pun dokumen dalam file cabinet berdaarkan indeks sudah cukup memudahkan penemuan kembali dokumen yang diperlukan Widjaja 1993, 177. Berdasarkan sarana itu sistem filling terususun “selfsindexing”, sehingga kerangka penyusun surat-suratfile dalam file cabinet atau rak dapat dengan mudah terlihat dan suratfile yang aklan digunakan mudah ditemukan kembali Abubakar 1997, 31. Menurut Sedarmayanti 2003, 79 “Menyimpan arsip pada tempat yang teratur, belum dapat menjamin bahwa arsip dapat ditemukan dengan mudah. Penemuan kembali arsip sangat erat hubungannya dengan sistem penataan atau penyimpanan yang dipergunakan, serta tergantung kecekatan petugas arsip.” Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa arsip yang ada tidak boleh disimpan sembarangan, arsip harus disimpan menggunakan sistem pengelolaan arsip yang baik dan benar sehingga arsip tersebut dapat dengan mudah ditemukan kembali dengan cepat, tepat pada waktu dibutuhkan.

2.3 Pengertian Asuransi

Asuransi merupakan sarana finansial dalam tata kehidupan rumah tangga, baik dalam menghidupi resiko yang mendasar seperti resiko kematian, atau dalam menghadapi resiko atas harta benda yang dimiliki. Menurut Darmawi 2000, 2 “Asuransi adalah sebuah perusahaan yang usaha utamanya menerimamenjual jasa, pemindahan resiko dari pihak lain, dan memperoleh keuntungan dengan berbagai resiko di antara sejumlah besar nasabahnya.” Sedangkan pengertian asuransi menurut Ali 1995, 3, adalah Suatu perjanjian, dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tak tertentu. Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa asuransi merupakan satu bentuk pengendalian resiko dengan cara mengalihkan resiko tersebut dari pihak pertama ke pihak lain yang didasari dengan prinsip-prinsip yang berlaku secara universal.

2.3.1 Manfaat Asuransi

Setiap asuransi pasti memberikan jaminan perlindungan resiko-resiko kerugian yang diderita oleh satu pihak. Asuransi memiliki banyak manfaat bagi kehidupan kita, Menurut Darmawi 2000, 4 asuransi mempunyai banyak manfaat, seperti: 1. Asuransi melindungi resiko investasi 2. Asuransi merupakan sumber daya investasi 3. Asuransi untuk melengkapi persyaratan kredit 4. Asuransi dapat mengurangi kekhawatiran 5. Asuransi mengurangi biaya modal 6. Asuransi menjamin kestabilan perusahaan 7. Asuransi dapat meratakan keuntungan 8. Asuransi dapat menyediakan layanan profesional 9. Asuransi mendorong usaha pencegahan kerugian 10. Asuransi membantu pemeliharaan kesehatan Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa asuransi sangat bermanfaat bagi masyarakat. Selain membantu, asuransi ini juga menguntungkan bagi pihak pertama maupun perusahaan asuransinya.

2.3.2 Polis Asuransi