menilai status gizi. Berdasarkan data yang diperoleh, maka pengukuran konsumsi makanan menghasilkan dua jenis data konsumsi, yaitu bersifat kualitatif dan kuantitatif. Metode yang
bersifat kualitatif biasanya untuk mengetahui frekuensi makan. Metode kuantitatif dimaksudkan untuk mengetahui jumlah makanan yang dikonsumsi sehingga dapat dihitung
konsumsi zat gizi dengan menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan DKBM atau daftar lain yang diperlukan seperti Daftar Ukuran Rumah Tangga URT, Daftar Konversi
Mentah Masak DKMM, Daftar Peneyerapan Minyak DPM. Salah satu metode pengukuran konsumsi makanan untuk individu yang bersifat kuantitatif adalah metode
recall 24 jam Supariasa et al 2002.
2.4. Kebiasaan Jajan
Kebiasaan jajan adalah salah satu bentuk makan baik pada anak-anak, remajacataupun dewasa. Menurut Winarno 1993 makanan jajanan adalah makanan yang diproduksi atau
dijual oleh pengusaha sektor informal dengan modal terbatas dan dijajakan di tempat keramaian, sepanjang jalan, dan pemukiman atau perkampunagan dengan cara berjualan
keliling, menetap atau kombinasi dari kedua cara tersebut. Makanan jajanan pada umunya
ada empat kelompok yaitu 1 makanan utama atau sepinggancontohnya nasi rames, nasi
rawon, nasi pecel, dan lain-lain; 2 panganan atau snack, contohnya kue-kue, aneka
gorengan, dan lain-lain; 3 golongan minuman, contohnya es teler, es buah, kopi, dan sebagainya; 4 buah-buahan segar, contohnya mangga, durian, dan sebagainya.
Kebiasaan jajan memiliki segi positif dan negatif. Segi positifnya adalah jika makanan yang dibeli sudah memenuhi syarat kesehatan, bisa melengkapi ataupun
menambah kebutuhan gizi anak. Disamping itu juga mengisi kekosongan lambung, karena 3 atau 4 jam sesudah makan, lambung mulai kosong. Selain itu dapat pula digunakan untuk
mendidik anak dalam memilih jajanan sehat. Adapun segi negatif dari kebiasaan ajajan ini diantaranya adalah dengan jajan yang terlalu banyak bisa mengurangi nafsu makan di rumah.
Jajan yang dibeli juga tidak terjamin kebersihannya, mungkin kurang bersih cara mencuci atau memasaknya, karena debu atau kotoran-kotoran, dikerumuni lalat, dan lain- lain
PERSAGI 1973 diacu dalam Astuti 2010.
2.5. Pedoman Umum Gizi Seimbang
Pada dasarnya masalah gizi timbul karena perilaku gizi seseorang yang salah, yaitu ketidakseimbangan antara konsumsi gizi dan kecukupan gizinya. Hidangan gizi seimbang
adalah makanan yang mengandung zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur yang
Universitas Sumatera Utara
dikonsumsi seseorang dalam satu hari, sesuai dengan kecukupan tubuhnya. Keadaan ini tercermin dari derjat kesehatannya, tumbuh kembang, serta produktivitasnya yang optimal.
Namun dengan pergeseran gaya hidup, akibat pengaruh urbanisasi, globalisasi, dan industralisasi dapat menyebabkan sebagian masyarakat Indonesia untuk cenderung menyukai
makanan siap santap yang kandungan gizinya tidak seimbang. Pada umumnya makanan siap santap ini mengandung lemak dan garam yang tinggi, tetapi kandungan seratnya rendah
Depkes 1996. Apabila konsumsi makanan sehari-hari kurang beranekaragam, maka akan timbul
ketidakseimbangan antaraasupan makanan dan kebutuhan zat gizi yang diperlukan untuk hidup sehat dan produktif. Dengan mengkonsumsi makanan sehari-hari yang
beranekaragam, kekurangan zat gizi pada jenis makanan yang satu akan dilengkapi oleh keunggulan susunan zat gizi jenis makanan lain, sehingga diperoleh masukan zat gizi yang
seimbang Depkes 2005. Perilaku makan yang salah harus dihindari karena akan berhubungan dengan status
gizi dan kesehatan seseorang. Pada tahun 1992 diselenggarakan kongres gizi internasional di Roma yang membahas tentang pentingnya gizi seimbang untuk menghasilkan manusia
yang berkualitas. Salah satu rekomendasi kongres adalah anjuran kepada setiap negara untuk menyusun Pedoman Umum Gizi Seimbang PUGS. Di Indonesia pernah
diperkenalkan pedoman 4 sehat 5 sempurna pada tahun 1950. Slogan 4 sehat 5 sempurna saat ini sebenarnya merupakan implentasi PUGS Depkes 2005.
Dalam PUGS ini terdapat 13 tiga belas pesan dasar gizi seimbang. Semua zat gizi yang diperlukan tubuh dapat diperoleh dengan cara mengkonsumsi anekaragam makanan
dalam jumlah yang cukup dan seimbang. Hal ini disebabkan karena tidak ada satu jenis makanan yang dapat menyediakan zat gizi secara lengkap, kecuali Air Susu Ibu ASI.
Konsumsi makanan yang beranekaragam dapat melengkapi kekurangan zat gizi pada jenis makanan lain sehingga diperoleh masukan zat gizi yang seimbang terdapat beberapa anjuran
mengenai perilaku makan yang baik agar tubuh tetap sehat, anjuran mengenai perilaku makan tersebut antara lain adalah tiga belas pesan dasar yang perlu diperhatikan tersebut yaitu
makanlah anekaragam makanan, makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi, makanlah makanan sumber karbohidrat, setengah dari kebutuhan energi, batasi konsumsi
lemak dan minyak sampai seperempat dari kecukupan energi, gunakan garam beriodium ,makanlah makanan sumber zat besi,berikan ASI saja pada bayi sampai umur 6 bulan dan
penambahan MPASI sesudahnya, biasakan makan pagi, minumlah air bersih yang aman dan cukup jumlahnya, lakukan aktivitas fisik secara teratur, hindari minum minuman beralkohol,
Universitas Sumatera Utara
makanlah makanan yang aman bagi kesehatan, dan bacalah label pada makanan yang dikemasDepkes 2005.Berikut adalah beberapa yang dipilih dengan penjelasannya.
Makanlah anekaragam makanan.
Tidak ada sejenis makanan mengandung semua zat gizi, yang mampu membuat seseorang hidup sehat. Oleh karena itu mengkomsumsi bahan makanan yang beragam akan
memberikan nilai gizi yang lebih baik daripada makanan yang dikonsumsi secara tunggal. Makin beranekaragam bahan makanan yang dikonsumsi, makin terjamin keseimbangan zat
gizi dalam tubuh. Kekurangan zat gizi dalam konsumsi makanan sehari-hari akan menyebabkan pengguanaan zat gizi lainnya tidak optimal. Makanan yang beranekaragam
minimal terdiri dari satu jenis dari masing-masing golongan pangan, yaitu makanan pokok, lauk pauk, sayur, dan buah Hardinsyah dan Nadiya M 2002.
Makanan yang beranekaragam sangat bermanfaat bagi kesehatan. Makanan yang beranekaragam yaitu makanan yang mengandung unsur-unsur zat gizi yang diperlukan tubuh
baik kualitas maupun kuantitasnya yang biasanya disebut triguna makanan, yaitu makanan yang mengandung zat tenaga, pembangun, dan pengatur. Kekurangan salah satu zat gizi
tertentu pada satu jenis makanan, akan dilengkapi oleh zat gizi dari makanan yang lain. Jadi mengkonsumsi makanan yang beranekaragam akan lebih menjamin terpenuhinya kecukupan
sumber zat tenaga, pembangun dan pengatur Depkes 2005.
Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi
Dianjurkan makan makanan yang cukup mengandung sumber zat tenaga atauenergi. Kebutuhan energi dapat dipenuhi dengan mengkonsumsi sumber karbohidrat,
lemak, dan protein. Kecukupan energi bagi seseorang ditandai dengan berat badan yang normal. Kekurangan energi akan mengakibatkan penurunan berat badan Hardinsyah dan
Nadiya M 2002. Kekurangan energi yang berlangsung lama pada seseorang akan mengakibatkan
penurunaan berat badan dan kekurangan zat gizi lain. Penurunan berat badan yang berlanjut akan menyebabkan keadaan gizi kurang. Keadaan gizi kurang akan membawa
akibat terhambatnya proses tumbuh kembang pada anak. Dampaknya pada saat ia mencapai usia dewasa, tinggi badannya tidak mencapai ukuran normal dan kurang tangguh. Selain
itu ia mudah terkena penyakit infeksi Depkes 2005.
Universitas Sumatera Utara
Makanlah makanan sumber karbohidrat, setengah dari kebutuhan energi.
Makanan sumber karbohidrat merupakan sumber energi utama. Sumber karbohidrat ini kurang memberikan zat gizi lain seperti lemak, protein, vitamin, dan mineral. Terdapat
dua kelompok sumber karbohidrat, yaitu karbohidrat kompleks padi-padian dan umbi- umbian dan karbohidrat sederhana misalnya gula dan sirup. Pencernaan dan penyerapan
karbohidrat kompleks lebih lama sehingga tidak segera merasa lapar jika telah mengkonsumsinya. Sebaliknya karbohidrat sederhana lebih mudah diserap sehingga cepat
menimbulkan rasa lapar Hardinsyah dan Nadiya M 2002. Apabila energi yang diperoleh dari makanan sumber karbohidrat kompleks sumber karbohidrat selain gula melebihi 60
atau 23 bagian dari energi yang dibutuhkan anak, kebutuhan protein, vitamin, dan mineral sulit dipenuhi Depkes 2005.
Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kecukupan energi.
Lemak dan minyak terdapat dalam makanan berperan sebagai sumber dan cadangan energi, membantu penyerapan vitamin A, D, E, dan K, serta menambah lezatnya hidangan.
Konsumsi lemak dan minyak yang dianjurkan dalam makanan sehari-hari paling sedikit 10 tetapi tidak lebih dari 25 dari kebutuhan energi atau jika dalam bentuk minyak antara 3 – 4
sendok makan sehari. Dalam hidangan sehari-hari cukup 2 - 4 jenis makanan yang berminyak atau berlemak. Konsumsi lemak atau minyak yang berlebihan dapat
menyebabkan penyempitan pembuluh darah dan penyakit jantung koroner Hardinsyah dan Nadiya M 2002.
Potensi lemak dan minyak sebagai sumber energi terhitung lebih tinggi daripada karbohidrat dan protein. Tiap gram lemak menghasilkan 9 kilo kalori, sedangkan
karbohidrat tinggi kalori, lemak juga relatif lama berada dalam sistim pencernaan dibandingkan dengan protein dan karbohidrat, sehingga lemak menimbulkan rasa kenyang
yang lebih lama Depkes 2005.
Gunakan garam beriodium.
Iodium merupakan salah satu zat gizi yang berperan untuk pembentukan hormon tiroksin, yang diperlukan bagi perkembangan fisik dan mental, serta pertumbuhan dan
perkembangan anak. Oleh karena itu kekurangan iodium dalam makanan sehari-hari dapat menyebabkan penurunan tingkat kecerdasan seseorang. Salah satu sumber iodium dalam
makanan sehari-hari adalah garam beriodium Hardinsyah dan Nadiya M 2002. Dengan mengonsumsi garam beriodium ± 6 gram sehari, kebutuhan iodium dapat
Universitas Sumatera Utara
terpenuhi, namun ambang batas penggunaan natrium tidak terlampaui. Dalam kondisi tertentu, misalnya keringat yang berlebihan, dianjurkan mengonsumsi garam sampai 10 gram
atau dua sendok teh per orang per hari. Selain itu dianjurkan untuk tetap mengonsumsi makanan dari laut yang kaya iodium Depkes 2005.
Makanlah makanan sumber zat besi.
Zat besi merupakan penting dalam proses pembentukan sel darah merah. Kekurangan zat besi dalam makanan sehari-hari secara berkelanjutan dapat menimbulkan penyakit anemia
gizi besi AGB. Anemia gizi besi terutama banyak diderita oleh wanita hamil, menyusui, wanita usia subur, anak sekolah, remaja, pekerja berpenghasilan rendah, dan balita. Sumber
utama zat besi adalah bahan pangan hewani, kacang-kacangan, dan sayuran berwarna hijau tua. Dibandingkan dari nabati Hardinsyah dan Nadiya M 2002.
Keanekaragaman konsumsi makanan berperan penting dalam membantu meningkatkan penyerapan Fe di dalam tubuh. Adanya protein hewani seperti daging, ikan,
dan telur, vitamin C, vitamin A, Zink Zn, asam folat, serta zat gizi mikro lain dapat meningkatkan penyerapan zat besi dalam tubuh. Manfaat lain mengonsumsi makanan sumber
zat besi adalah terpenuhinya kecukupan vitamin A, karena memakan sumber zat besi biasanya juga merupakan sumber vitamin A Depkes 2005.
Biasakan makan pagi.
Makan pagi atau sarapan sangat bermanfaat bagi setiap orang. Makan pagi yang cukup bagi orang dewasa sangat penting untuk memelihara ketahanan fisik, mempertahankan
daya tahan saat bekerja dan meningkatkan produktivitas kerja. Bagi anak sekolah, makan pagi untuk meningkatkan konsentrasi belajar. Jika makan pagi tidak biasa dilakukan maka akan
mengalami resiko menderita gangguan kesehatan berupa menurunnya kadar gula darah. Makan pagi sebaiknya terdiri dari makanan sumber zat tenaga, zat pembangun, dan zat
pengatur Hardinsyah dan Nadiya M 2002.
Minumlah air bersih yang aman dan cukup jumlahnya.
Air dalam tubuh adalah melancarkan transportasi zat gizi, mengatur keseimbangan cairan dan garam mineral tubuh, mengatur suhu tubuh, mengeluarkan bahan sisa dari dalam
tubuh, sebagai pelarut, katalisator, pelumas, fasilitator pertumbuhan, pengatur suhu, serta peredam benturan Almatsier 2004 . Untuk memenuhi fungsi tersebut dibutuhkan paling
sedikit 2 liter air atau setara 8 gelas sehari. Bagi orang dewasa, air yang diminum harus
Universitas Sumatera Utara
terjamin keamanannya supaya tidak menimbulkan gangguan kesehatan seperti diare dan keracunan. Air bersih dan aman adalah jernih, tidak mengandung kuman dan bahan
beracun, tidak berasa, tidak berwarna dan tidak berbau serta sebelum diminum harus dimasak sampai mendidih Hardinsyah dan Nadiya M 2002.
Hindari minum minuman beralkohol.
Kebiasaan minum minuman beralkohol sangat berbahaya bagi kesehatan. Hal ini disebabkan karena dapat meningkatkan penyerapan Fe di dalam tubuh. Adanya protein
hewani seperti daging, ikan, dan telur, vitamin C, vitamin A, Zink Zn, asam folat, serta zat gizi mikro lain dapat meningkatkan penyerapan zat besi dalam tubuh. Manfaat lain
mengonsumsi makanan sumber zat besi adalah terpenuhinya kecukupan vitamin A, karena memakan sumber zat besi biasanya juga merupakan sumber vitamin A Depkes 2005
mengandung energi dan tidak mengandung zat gizi lainnya Hardinsyah dan Nadiya M 2002.
Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan.
Makanan yang dikonsumsi selain harus mengandung zat gizi yang lengkap dan seimbang juga harus aman bagi kesehatan. Makanan yang aman adalah makanan yang bebas
kuman dan bahan kimia berbahaya, serta tidak bertentangan dengan masyarakat halal. Agar makanan dapat memenuhi syarat aman dan halal maka bahan makanan tersebut harus
diperlakukan secara baik dan benar, baik pada tahap budidaya atau tahap pengolahan. Secara umum makanan yang tidak aman bagi kesehatan antara lain berlendir, berjamur, aroma, dan
rasa atau warna berubah, melewati tanggal kadaluarsa, terjadi kerusakan pada kemasan, dan dalam pengolahannya ditambahkan bahan tambahan berbahaya Hardinsyah dan Nadiya M
2002.
Bacalah label pada makanan yang dikemas.
Label adalah keterangan tentang isi, jenis, komposisi zat gizi, tanggal kadaluarsa, dan keterangan penting lain yang dicantumkan pada kemasan. Semua keterangan tersebut
sangat membantu konsumen untuk mengetahui bahan-bahan yang terkandung dalam makanan dan dapat memperkirakan bahaya yang mungkin terjadi pada konsumen beresiko
tinggi karena menderita penyakit Hardinsyah dan Nadiya M 2002. Semua keterangan yang rinci pada label makanan yang dikemas sangat membantu konsumen pada saat memilih dan
menggunakan makanan tersebut, sesuai kebutuhan gizi dan keadaan kesehatan konsumen Depkes 2005.
Universitas Sumatera Utara
2.6. Konsumsi Energi dan Zat Gizi Energi