Mata Pencaharian Letak dan Lokasi

yang berkembang cukup baik, yang dikoordinir oleh tokoh-tokoh setempat. • Kesadaran terhadap pengembangan potensi yang ada di desanya telah dimiliki oleh masyarakat. Sehingga bagi mereka ada harapan pengembangan ekonomi berbasis masyarakat. • Kesadaran akan ancaman sosial dan budaya yang terjadi bagi generasi muda bila ada hal-hal yang buruk terjadi di desanya dengan membuat semacam peraturan, peringatan ataupun sangsi jika perlu dengan berlandaskan norma-norma yang ada. • Keinginan dan motivasi masyarakat untuk maju dan dapat bersaing sudah ada. Sumber : Hasil Analisis 2008 GAMBAR 3.3. GOTONG-ROYONG MASYARAKAT DESA MUNTUK Sedangkan faktor kendala partisipasi yang berasal dari masyarakat Desa Muntuk antara lain: • Perbedaan kepentingan yang ada di masyarakat, berpotensi menjadi konflik bila tidak dikelola dengan baik. • Lembaga-lembaga desa belum maksimal untuk dapat mengakomodir dan melihat kebutuhan masyarakat. • Kurangnya pengetahuan masyarakat secara umum, menimbulkan masalah pada tingkat pemahaman dan sudut pandang dalam menyelesaikan masalah-masalah baik yang berkaitan dengan pembangunan dan organisasi kemasyarakatan di tingkat lokal. • Keterbatasan pengetahuan dalam memicu kreatifitas dan inovasi untuk mengembangkan ekonomi di tingkat lokal yang mendukung program pembangunan.

3.2. Program Desa Mandiri Pangan

Desa Mandiri Pangan adalah desa yang masyarakatnya mempunyai kemampuan untuk mewujudkan ketahanan pangan dan gizi melalui pengembangan subsistem ketersediaan, subsistem distribusi, dan subsistem konsumsi dengan memanfaatkan sumberdaya setempat secara berkelanjutan. Sasaran dari program desa mandiri pangan adalah terwujudnya ketahanan pangan dan gizi tingkat desa yang ditandai dengan berkurangnya tingkat kerawanan pangan dan gizi. Sasaran wilayah adalah desa yang merupakan daerah rawan pangan yang merupakan titik-titik potensi penyebab rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia. Penerima manfaat program adalah aparat dan rumah tangga miskin. Melalui program desa mandiri pangan diharapkan masyarakat mempunyai kemampuan untuk mewujudkan ketahanan pangan dan gizi sehingga dapat menjalani hidup sehat dan produktif dari hari ke hari, secara berkelanjutan. Upaya tersebut dilakukan melalui proses pemberdayaan masyarakat untuk mengenali potensi dan